"APA KAMU TIDAK PUNYA MALU UNTUK MENGINJAKAN KAKIMU DISINI!!" Yoongi tak lagi mengingat statusnya sebagai seorang anak yang harus patuh dan hormat pada seorang ayah. Tidak. Yoongi sudah mengubur dalam-dalam sosok itu. Dia berharap tak pernah melihatnya lagi. Namun kali ini dia sadar tak akan pernah bisa menghilangkan untuk menghilangkan marga Min dan darah seorang ayah dalam tubuhnya.
Yoongi melepaskan kasar kedua tangan pamannya lalu berjalan cepat menuju sosok yang begitu dia benci.
"Kau masih bertanya apa yang terjadi pada Jungkook? KENAPA TAK KAU TANYAKAN PADA DIRIMU SENDIRI SEBAB PENDERITAANYA SAAT INI!!"
Namjoon beserta rombongan polisi datang pada waktu yang tepat saat Yoongi bersiap melayangkan pukulannya.
"Yoongi hentikan!"
Yoongi menurut dia hanya melayangkannya saja diudara. Sedih masih mendominasinya. Hanya Jungkook yang ada difikirannya sekarang. Maka dari itu Yoongi tidak bisa melakukan kekerasan disaat dia juga mengerti Jungkook yang paling menderita disini. Anak itu tak pernah menunjukan kekesalan dan rasa benci pada ayahnya setelah apa yang terjadi. Yoongi merasa yang lebih pantas memukul ayahnya adalah Jungkook bukan dia.
"Ayah sudah tebus kesalahan ayah"
Dia masih menyebutkan predikat 'ayah' yang sangat tidak pantas, begitu fikir Yoongi.
Tangan yang sebelumnya disembunyikan dibalik punggung kini diperlihatkan pada Yoongi. Tangan yang penuh dengan darah. Semua orang tak mengerti sampai akhirnya penjelasan diberikan pada mereka.
"Kau tak perlu khawatir lagi pada Hanbin, Nak. Kau tak perlu cemaskan ayah" dua kalimat itu sudah sangat lebih dari cukup untuk membuktikan pada Yoongi bahwa ayahnya benar-benar psikopat. "Ayah tak akan pernah mendapatkan maafmu. Ayah tau itu tapi untuk sekali saja sebelum ayah menjemput ajal dengan hukuman mati. Ayah ingin melihat putra-putra ayah"
"Sedikit pun jangan pernah berharap itu akan terwujud!!" suara penuh penekanan Yoongi terucap setelah mendengarkan permohonan seorang ayah yang dia anggap itu adalah sebuah kemunafikan. "Kau lihat ibuku yang ada disana! Butuh waktu bertahun-tahun hanya untuk sembuh lalu kau ingin melihat adikku yang kini sudah hancur akibat ulahmu. Kau fikir aku bodoh untuk membiarkan kau bertemu dengannya? Bersyukurlah karena aku masih punya waras untuk tidak membunuhmu!!"
"Aku sudah akan menjemput ajalku tapi aku mohon biarkan aku meminta maaf padanya, Nak"
"Maaf! Maaf! Maaf! Apa adikku butuh itu?! Kau tau saat ini dia bahkan bisa mati kapan saja?!" Yoongi tidak peduli suaranya akan serak atau hilang karena berteriak sambil menangis. Dia sedang penuh emosi dan begitu tidak bisa untuk menahannya. Sedangkan Namjoon mulai mendekat dan memasang borgol dikedua tangan tersangka yang sudah tertangkap basah.
"Kak Yoongi.." Jungkook benar-benar tidak mengerti waktu dan juga keadaan. Dia melangkah mendekat tidak tentu arah. "Kakak.." suara panggilan yang lembut dengan sarat penuh penderitaan menyakiti gendang telinga mereka yang mematung.
Tanpa bisa dicegah oleh Yoongi dan Namjoon. Tuan Min sudah berlari mendekat pada Jungkook dan bersujud sambil memegang salah satu kaki putra bungsunya. Tentu saja Jungkook kebingungan sampai akhirnya dia tau siapa yang sedang ada didekatnya.
"Maafkan ayah, Nak. Maaf. Ampuni ayah.."
Isakan ayahnya bisa dia dengar dengan jelas. Dengan demikian berarti ayahnya kini sedang menangis keras. Jungkook sebenarnya sudah lupa bagaimana raut wajah ayahnya. Dia sudah lupa kasih sayang seorang ayah. Dia hanya menganggap bahwa dia punya ayah dan mereka harus bertemu. Hari ini permintaan sederhana itu terjawab.
Yoongi memalingkan wajahnya tak suka tapi air matanya mengalir deras. Namjoon mendekat padanya lalu menjelaskan perihal kejadian yang baru saja dia selidiki. "Ayahmu menyerahkan diri setelah menikam Hanbin sampai kehilangan nyawanya"
"Penjarakan saja dia! Aku mohon pastikan dia tak pernah merasakan udara segar lagi!"
"Kau yakin mengatakan itu?" Namjoon mengeluarkan selembar foto yang berisikan momen keluarga mereka saat kehancuran tak mengusiknya. Saat ayahnya masih menjadi sosok yang menjaga mereka. Ayah yang menyayangi Yoongi, memberinya banyak cinta dan kebahagiaan. "Setidaknya kau mengijinkan Jungkook untuk memeluk ayahnya. Aku tau kau dan Jungkook sangat merindukan sosok seorang ayah"
"Aku akan memenjarakannya tapi sebelum itu aku harus memastikan kau dan Jungkook bertemu ayahmu sebelum dia divonis....kau tau"
Yoongi melihat ayahnya dan Jungkook yang masih berdiri mematung disana. Lalu pelan-pelan dia melangkah mendekat pada mereka. Yoongi meraih kedua bahu yang kaku milik Jungkook lalu mengatakan pada adiknya, "Ayah ingin meminta maaf" Jungkook mendengar suara kakaknya. "Jungkook mau memaafkan ayah?". Jungkook mengangguk untuk menjawabnya.
Jungkook menurunkan badannya. Untuk beberapa saat dia mencoba untuk menerka-nerka dimana wajah ayahnya.
"Ayah tetap ayahku dan kak Yoongi. Aku seperti ini karena memang sudah takdirku. Doakan anakmu agar segera sembuh...ayah"
Tuan Min lalu mengangguk meskipun putra bungsunya tak bisa melihat itu. "Ayah tau Jungkook selalu menjadi jagoan ayah. Jungkook harus sembuh. Janji pada ayah untuk menjaga kakak dan ibu"
Jungkook menggeleng lemah sambil tersenyum tipis. "Aku tidak bisa berjanji ayah. Tapi aku akan berusaha"
Tuan Min makin menatap nanar kondisi putra bungsunya yang menggunakan alat bantu dengar, tubuh yang kehilangan berat badan serta tongkat yang tergeletak begitu saja disamping mereka. Kesalahannya fatal dan tak termaafkan.
Tuan Min undur diri menuju Namjoon dan menyerahkan dirinya dengan suka rela. Dia rasa sudah cukup untuk bicara pada Jungkook. Putranya yang sudah dia jerumuskan dalam penderitaan. Tapi kali ini dia yakin putra-putranya tak akan menghadapi ketakutan setelah dia berhasil mencabut nyawa Hanbin dengan kedua tangannya sendiri.
Yoongi memeluk Jungkook yang masih pada posisinya. Si sulung kini sedang memberikan kenyamanan pada si bungsu. Dia tak menyangka jika Jungkook bisa menghadapi ketakutannya bertemu masa lalu. Suatu perubahan yang baik yang baru saja Jungkook tunjukan kini mengubah mindset semua orang bahwa Jungkook masih trauma.
"Jungkook.."
"Kak Yoongi.."
Lalu mereka berdua membiarkan kehangatan dalam rengkuhan itu. Mereka berdua terdiam cukup lama.
"Kak Yoongi..."
Yoongi tetap menunggu Jungkook untuk melanjutkan kalimatnya.
"Besok wisuda Kak Yoongi. Aku ingin datang kesana"
Jungkook bisa merasakan Yoongi mengangguk cepat diceruk lehernya.
"Harus. Kau harus datang!"*
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Of Me [Mikrokosmos pt.2] || END
FanficKami berkumpul kembali setelah terpisah dengan berbagai hal buruk yang berhasil kami hadapi. -Yoongi Aku berusaha dengan keterbatasanku untuk membahagiakan kakak dan ibuku -Jungkook @2019 semua gambar dari printerest