Yoongi tak pernah putus memberikan senyuman pada pelanggan yang datang ke restoran milik Seokjin. Dia bekerja sepenuh hati berharap dengan begitu waktu akan lebih cepat berlalu sehingga dia bisa segera menjemput adiknya dan bertemu dengan Dokter Kai. Yoongi sebenarnya sudah lama merasa bahwa konsultasi dengan psikiater sudah tak dibutuhkan Jungkook. Adiknya sudah banyak berubah. Sering tersenyum dan tak takut pada orang lain, meski terkadang memang hal-hal seperti tadi pagi harus terjadi. Adiknya harus kembali merasa tidak percaya diri sebab kekurangannya. Tapi apa yang salah dengan itu? Yoongi tetap dengan bangga menunjukan pada dunia bahwa dia memiliki adik bernama Jungkook dengan segala yang ia punya.
Ibunya juga semakin membaik dari hari ke hari. Dokter jiwanya mengatakan ibunya diperbolehkan untuk pulang minggu depan jika ibunya bisa mengontrol emosi. Iya. Tak mungkin seorang ibu bisa dengan mudah menerima kondisi anaknya yang kurang, akibat ulah ayahnya dimasa lalu.
Ayahnya
Ayahnya
Ayahnya
Yoongi menggelengkan kepalanya singkat untuk mengusir kata itu dalam benaknya. Katakanlah dia durhaka, seorang anak yang coba melupakan ayahnya karena kisah masa lalu. Jika ayahnya tidak memberikan Jungkook pada Tuan Kim pasti sekarang dia dan Jungkook tak seperti ini.
"Pulanglah lebih cepat, Yoongi"
Seokjin berucap. Yoongi hanya tersenyum dan mengangguk kecil padanya.
***
Jungkook masih meraba lembar demi lembar buku dengan huruf braille ditangannya. Jungkook mampu membacanya dengan baik memahami isinya dan mencoba untuk menerapkannya dalam kehidupan. Lembaga belajar ini berisi tentang bagaimana terus bersyukur dan menjalani hidup. Hari ini dia belajar untuk itu. Tapi Jungkook tak pernah belajar untuk menemukan hobi atau kegiatan yang bisa dia lakukan.
Jungkook tak mungkin hidup stagnan seperti ini. Dia bahagia, tidak bohong. Tapi aktualisasi dirinya belum terpenuhi. Dia sadar juga sebenarnya bahwa ekspektasi pada dirinya terlalu tinggi. Tapi tak mungkin dirinya akan hidup selamanya dengan menyusahkan Yoongi.
Jungkook tak sendirian duduk disana. Dia bersama teman-temannya yang lain. Entah yang sama sepertinya, atau dengan kekurangan berbeda. Pertama kali Jungkook mendaftar untuk belajar di lembaga ini, pemiliknya sudah berujar bahwa Jungkook tak perlu merasa kecil hati meski belajar ditempat yang dipenuhi orang dengan kekurangan. Jungkook tidak mengerti kekurangan yang dimaksud tapi kadang Jungkook juga sering membalas sapaan mereka, sekedar berucap 'hai' saat mereka melihat Jungkook. Tidak terlalu buruk.
Jungkook yang sedang membaca didekat jendela itu didatangi seseorang dengan kursi roda.
"Hai"
"Oh, hai"
Awal pertemuan yang baik. Jungkook tidak tau dia tersenyum kearah yang benar atau tidak. Yang penting dia sudah mencoba.
"Apa kau sakit?"
Jungkook menggeleng sekali kearah kiri dengan menukikkan alisnya. Ia tak memberikan pertanyaan hanya menunggu temannya melanjutkan.
"Kau bisa pulang cepat. Kau pucat sekali, dan..kau mencoba menyembunyikan darah yang keluar dari hidungmu sejak tadi"
"Ah, tidak kok. Aku memang seperti ini jika sedang lelah. Tak apa, aku baik-baik saja"
Seseorang itu memberikan sapu tangannya pada Jungkook. "Pakailah ini, bersihkan wajahmu. Darah itu banyak sekali, kau yakin?"
Jungkook melayangkan kedua tangannya untuk menemukan sapu tangan itu. Dia rasa dia memang membutuhkannya. "Terima kasih"
"Sama-sama adiknya Yoongi"
Pergerakan Jungkook terhenti saat seseorang itu mengetahui identitasnya. Melihat ekspresi heran Jungkook, dia justru tertawa jenaka. Manis dan lucu.
Pemuda manis yang buta. Itu benar dia.
"Park Jihwan. Adiknya Park Jimin"
"K-ka-ka-kak Jimin!"
"Ahahaha... Kenapa jadi tergagap seperti itu? Kau semakin lucu tau"
"Aku tidak tau Kak Jimin punya seorang adik"
"Yaa.. Adik yang beruntung lebih tepatnya. Selamat dari kecelakaan dan tidak bisa berjalan lagi"
"Aku minta maaf" cicitan Jungkook dibalas dengan tawa tulus Jihwan. "Tak apa adik maniisss..."
"Persis Kak Jimin. Seharusnya aku langsung tau bahwa kau adiknya dengan perlakuan yang seperti ini". Jungkook menjeda kalimatnya lalu melanjutkan kembali. "Kenapa baru sekarang menyapaku? Apa kau sudah lama disini?"
"Aku baru sadar dari koma sebulan yang lalu. Kak Jimin bilang ada kau disini, dia menunjukan fotomu dan Yoongi, dia menceritakan semuanya"
Semuanya?
"Kak Jimin bilang kau adik yang manis dan ternyata benar"
Jungkook fikir dia salah paham. Tak mungkin Jimin menceritakan semua yang dia alami pada adiknya. Jika memang seperti itu maka Jungkook tak akan memiliki teman satu pun.
***
Hopie berlari dengan tergesa-gesa dan membuka pintu restoran Seokjin dengan keras. Membuat semua pelanggan termasuk Yoongi dan Seokjin merasa kesal dengan kelakuannya.
"Sekalian saja kau rusak pintuku anak muda!" kesal Seokjin yang dibalas dengan telapak tangan kanan Hopie yang dia tunjukan tepat diwajah Seokjin. "Bicaralah pada yang lain, aku sedang ada perlu dengan Yoongi"
"Ada apa?" tanya Yoongi dingin dan tanpa basa basi.
"Hanbin.."
Tubuh Yoongi dan Seokjin langsung tak bisa bergerak. Nafas mereka sempat berhenti beberapa detik.
"Aku juga baru tau hari ini. Jihwan, adiknya Jimin mengalami kecelakaan dan hal itu direkayasa oleh Hanbin"
Hopie dengan nafas yang masih terengah-engah menunjukan foto yang dikirimkan Jimin saat mobil Jihwan diselidiki polisi.
Aku kembali Yoongi! Ingat aku juga kakaknya Jungkook, biarkan aku menjaganya!
"Aku juga sudah konfirmasi pada Namjoon. Hanbin ternyata bisa keluar masuk penjara dengan mudah karena dia tak sendiri, dia..bersama ayahmu saat kabur dari penjara"
"Argh!" Yoongi memukul meja didepannya. Kesal, benci, muak. Tiga kata itu.
"Namjoon sedang menyelidikinya, Jimin juga ada disana"
Seokjin meremat kedua bahu Yoongi yang menegang. "Aku bisa mengurus semua yang disini, kau bisa pergi. Pastikan keselamatan Jungkook"
Yoongi dan Hanbin. Mereka berdua dipertemukan kembali. *
Souyaa
Ini baru part 4 dan aku sudah mempertemukan mereka berdua. 😂
Tapi aku tak tahan untuk menunda lagi pertemuan hanbin dan yoongi lebih lama. Ealah jempol-jempolku benar-benar😂😣Terimakasih sudah membaca kakak-kakak😊💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Of Me [Mikrokosmos pt.2] || END
FanfictionKami berkumpul kembali setelah terpisah dengan berbagai hal buruk yang berhasil kami hadapi. -Yoongi Aku berusaha dengan keterbatasanku untuk membahagiakan kakak dan ibuku -Jungkook @2019 semua gambar dari printerest