•••
Berpasang-pasang langkah kaki itu berlari dalam waktu yang sama di lorong rumah sakit.
Ah, itu terdengar menganggu. Tapi mereka tak peduli. Yang mereka pedulikan sekarang adalah seseorang yang sedang berada dalam ruang operasi."Kamu gapapa?" Tanya Yooa saat langkah Arin berhenti. Mulai terpisah dari kawanan.
Arin tersenyum, dia pegang perutnya sejenak "aku gapapa! Kak Yoo duluan aja"
"Kamu yakin?"
"Iya kak. Kakak duluan aja" suruh Arin yang memilih menepi dulu di salah satu kursi tunggu. Yooa menghela "nanti nyusul ya" suruh Yooa dan langsung di angguki Arin.
Setelah itu Yooa mulai lagi berlari mengikuti segerombolan orang-orang di depannya. Meninggalkan Arin sendiri yang sibuk mengatur nafasnya karna lelah.
"Kak Hyo hiks" sesampai di sana. Di depan ruang operasi, seorang gadis langsung menubruk tubuh kecil Hyojung. Suara tangisnya akhirnya pecah. Getaran yang berusaha dia tahan sedari tadi akhirnya dia lepas. Tubuhnya bergetar hebat.
Hyojung mengusap punggung Chaeyeon "udah udah gapapa. Seunghee bakal baik-baik aja kamu jangan nangis lagi, hm" ujar Hyojung berusaha menenangkan.
Tak hanya Chaeyeon yang kelihatan tertekan disana. Winwin, si pria itu juga. Hanya saja beda cara mengekspresikan nya. Winwin hanya terdiam duduk di salah satu kursi, dia tak menghiraukan segerombolan orang-orang yang baru saja datang. Winwin hanya diam, menopang wajahnya dengan dua tangan yang bersanggah di pahanya. Tatap Winwin lurus ke depan.
"Kamu gapapa?" Alunan suara beriringan dengan seseorang yang mengambil tempat di samping Winwin, menyapa.
Suara itu milik Binnie.
Gadis berambut pendek itu mengusap punggung lebar Winwin "gapapakan?" Tanya nya sekali lagi.Winwin melirik sejenak, senyum tipis dia berikan "aku tidak apa-apa. Aku harus pergi" balasnya sambil mulai berdiri.
"Mau kemana?"Segah Binnie
"Ke kantor polisi. Tadi ada seseorang yang memberiku nomer plat pelaku itu. Dan berhubung kalian sudah ada disini, Chaeyeon tidak sendiri lagi. Aku harus per–"
"Aku ikut ya" potong Binnie. Ikut berdiri.
Winwin diam. Detik selanjutnya dia menggeleng mantap "tidak perlu"
"Tapi ka–"
"Aku akan mengajak Arin untuk menemaniku" potong Winwin kali ini. Langsung pergi meninggalkan mereka semua. Dan menyeret Arin yang baru saja sampai.
"Ayo temani aku"
"Kemana?" Tanya Arin keheranan tanpa ada niatan melepas genggaman Winwin dari tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]Bukan del luna✓
Fanfic--tapi Lentera. sebuah penginapan yang di khususkan untuk para jomblo sejagat raya. →OHMYNCT AREA←