24

586 89 0
                                    


double up,..!

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini piyik-piyik mba Hyo sudah berkumpul di depan penginapan. Haechan terlihat membantu Taeil memasukkan barang-barang ke dalam bagasi mobil. Arin memeluk Hyojung setelah itu ia ikut memeluk Taeil “abang ngapain sih di sana lama-lama. Semingguan juga cukup kali buat bulan madu” ujar Arin. Arin sedikit tidak rela taeil membawa kakak perempuannya. Bukan apa-apa, sebulan itu waktu yang sangat lama.

Taeil acak rambut Arin “kalo enggak rela kamu boleh ikut sama kita”

“kalo aku pergi Mark gimana?”

“yaampun Arin. Berhenti jadi budak cinta nya Mark. Kan ada abang”

“ih apaan sih bang Taeil kan—akk”

“kamu kenapa? Perut kamu sakit lagi?” panik Taeil saat dimana Arin mendadak memegangi perutnya sambil mengerang. Si gadis kecil yang di tanya hanya diam, matanya memicing “aku gapapa kok, aku harus minum obat. Aku masuk dulu, hati-hati di jalan bang” tolak Arin cepat. Ia kecup pipi Taeil kilat dan langsung berlari memasuki penginapan.

Taeil menghela, firasat nya tak baik tentang Arin. Semoga saja adiknya itu baik-baik saja.

“arin kenapa bang” tanya Binnie pada Taeil.

Taeil menggeleng, “sakit perut” jawab Taeil seadanya.

Binnie mengangguk, gadis yang memiliki netra indah itu mungkin berfikir sakit perut Arin hanya kata biasa, tanpa ada arti lainnya. Tidak ada yang tau, hanya Taeil yang peka betapa tersiksanya raga Arin akhir-akhir ini.

“bang Taeil jaga kak Hyo baik-baik ya hehe”

“kamu suka kan Chae kak Hyo pergi” selidik Jeno

Chaeyeon cengengesan. Sudah Jeno tebak, selama berbulan-bulan menginap di penginapan, Jeno sudah hafal betapa sukanya Chaeyeon keluyuran kalau Hyojung tidak ada di penginapan.

“enggak usah cengengesan kamu Chae, kakak udah suruh JinE buat awasin kamu”peringat Hyojung yang langsung melunturkan senyum Chaeyeon.

“kak Hyo! Arin kenapa? Kok keliatan buru-buru banget” seruan Mark berbaur dengan sekelompok manusia tersebut. Mark yang keluar dengan muka bantalnya menguap, ia garuk rambutnya yang gatal.

“arin—”

“kamu itu pacarnya harusnya kamu tau Arin kenapa? Tolonglah Mark lebih peka lagi akan Arin” Taeil memotong ucapan Hyojung, ia tepuk dua kali pundak Mark.

[1]Bukan del luna✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang