“Cara Dia ngelihat cinta akan berbeda semenjak patah hati itu”
-Raditya Dika-
Untuk urusan patah mungkin Aku lah jagonya, dengan segala kekuatan yang Aku miliki dalam badan ringkih ini, Aku mampu sigap dan tahan dengan bebatan lara, yang semakin hari kian merembes.bernanah. Aku siap menghadapi apapun dengan luka yang menggelambir.
Di saat ekspektasi yang sudah Aku pupuk sedemikian jadinya hancur berantakan oleh Lelaki yang salah, Aku bisa apa? Cukup berhenti dan berbalik, merapal mantra
“Aku tak terluka,Aku tak sakit,Aku hanya butuh waktu sendiri”
Berulang kali Aku ucapkan mantra terbaik dalam hidup, membekap mulut agar tak meloloskan tangisanku. Aku kuat, Aku hebat, apapun cobaannya. Aku terlalu biasa untuk segala hal yang Aku kerjakan sendiri, hingga titik nadir bahwa Aku tak selamanya mampu sendiri. Aku butuh teman, tapi bukan saat ini.
Allah SWT menetapkan seseorang untuk diri, hanya saja belum waktunya bersua.
Sembuhkan lukamu,
Lunturkan Egomu,
Hidup harus terus berjalan
Semesta akhirnya buka suara.
Iya benar ucapan semesta, Aku harus melunturkan Ego yang sampai saat ini belum juga lepas dari hidupku. Aku masih di kuasai Ego, dan iri. Tak pernah sekalipun Aku terpekur untuk segala hal yang terlewati, Apa salahku? Apa egoku? Hingga Edgar pergi. Mungkin saja segala yang telah terjadi Aku turut andil dalam putusnya hubungan ku dengan Edgar.
Kemungkinan Aku yang tak peka ini membuatnya Dia jengah, bukan begitu? Tetapi ketidaksetiaan dalam hal apapun tak ada pembenaran yang bisa Aku cari. Dia mengatakan banyak hal tuk memahami posisinya, bahwa Dia sesungguhnya tak sepenuhnya salah, Dia menganggap Aku salah. Lalu Aku harus memaafkannya?
Sepertinya akan sulit untukku? Aku menerapkan sistem dalam diri bahwasanya Aku takkan pernah memberi kesempatan kedua untuk siapapun apapun keadaannya. Maafnya akan Ku terima, tetapi kembali sedia kala adalah hal mustahil untukku.
Penerapan ini sudah Aku terapkan sejak Aku mengenal Lelaki, kamus yang telah Aku taruh di atas kepala, takkan bisa di jatuhkan hanya karena Edgar kembali. Boleh saja Dia ingin kembali, tetapi menerima? Adalah hal terbodoh yang haram Aku perbuat. Mantan adalah seseorang yang sudah berlalu, boleh saja Kita menjadi teman, tetapi jikalau Kamu memintaku untuk mengembalikan sebuah kisah yang sudah terlewati?Ku rasa Kamu keliru, Aku bukan Wanita kebanyakan yang masih sudi menimbang tuk bersama dan mendekapmu kembali. Walau dasar hatiku masih mengerang kan namamu dengan rindu teramat sangat. Tetapi otakku mengambil alih singgasana semua, tak ada yang bisa di kembalikan dalam hal kisah kita. Semua sudah tamat semenjak Kamu berselingkuh dengan wanita jalang itu. Tak ada yang pantas tuk di kembalikan dan di ulangi. Aku sedang menyembuhkan Luka, tolong jangan mencoba membuat semua terasa baik-baik saja. Mungkin bagimu salahmu hal yang sepele, tetapi untuk perjalanan kisah Ku, mencintaimu sepenuhnya dan di balas oleh perselingkuhan, apakah semuanya akan kembali sedia kala? Ku rasa tidak.
percakapan panjang dengannya akhirnya usai. Jengah,sakit,muak menjadi satu. Aku sesungguhnya tak benar-benar membenci Edgar, bagaimanapun Dia terhadap ku, Dia pernah menjadi Raja di singgasana hatiku. Hanya saja Aku menyayangi diriku, Aku terluka tepat di relung hati, dan belum juga sembuh. Aku butuh jeda, tuk benar-benar terlihat baik, walau tak sebaik kebenarannya.
Edgar hanyalah seseorang dalam keping perjalanan ku yang masih tahap awal ini. Semoga Edgar paham dan semoga Dia akan menemukan seorang Wanita yang lebih baik daripadaku. Aku mundur. Berbalik arah, mencari jalan tengah tuk mebebat lara. Menyembuhkan luka, membunuh hati dengan sibuk yang tak berjeda. Melukai diri sedemikian jadinya adalah caraku menyembuhkan hati dan melupakan Edgar secara pelan-pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkana & Hayfa (SUDAH TERBIT)
Teen FictionHayfa berusia 43 tahun di tahun 2038. Menemukan dirinya mengidap Alzheimer. Dia tak ingin suaminya, Arkana dan Alfa anak semata wayangnya bersedih. Dia menulis segala hal mengenai petualangan hidupnya sebelum bertemu dengan Arkana. Banyak hal yang t...