“yang kamu butuhkan, ialah cinta yang tulus, cinta yang nyata, dan cinta yang menjadikanmu satu-satunya bukan salah satunya”
-Sarah Aulia-
Ini adalah waktunya tuk mencintai diri sendiri. Memaknai apa yang pernah terlewat, mengubah pola pikir mengenai semesta. Sepertinya Aku terlalu banyak mengeluh. Hingga abai akan segala nikmatnya yang tak pernah berhenti padaku. Aku kufur mengenai Nikmat hanya karena seseorang yang akan menjadi pendampingku kelak belum juga nampak.
Memahami diri, apa yang sesungguhnya di cari. Pria seperti apa yang diinginkan. Apakah keinginan dapat di patahkan oleh sebuah kebutuhan?. Usia yang sudah menginjak dua puluh dua tahun bukankah sudah menyempitkan ruang lingkup, dan target menikah kian mendekat. Ini adalah krisis mental yang melanda diri sendiri. Belum lagi di tambah orang tua yang kian gencar menanyakan siapa pendamping hidup anak perempuannya ini, semuanya rancu dalam satu waktu.memusingkan.
Aku memang berniat sudah tak lagi main-main.Tapi seiring waktu tak ada yang mampu menarik Ku tuk kembali mencari. Rasanya sudah malas, sudah tak ada gairah. Aku hanya ingin ikut alur saja apapun, akan Aku terima dengan lapang dada. Selagi nanti bertemu dengan Lelaki yang memiliki kecocokan jiwa tanpa jatuh hati, Ku rasa Aku akan menerimanya. Bukan frustasi, Aku hanya ingin merasakan betapa beruntungnya di cintai oleh orang lain.
Dan untuk saat ini Aku memang harus menyibukkan segala sesuatunya, karena di dunia seluas ini tidak melulu mengenai Cinta dan Pasangan.
Padahal banyak hal yang semestinya Aku bisa lakukan daripada sibuk memikirkan tentang masa depan yang belum jelas menyembul. Mari sibuk menjuntai asa yang sempat terlewat. Aku ingin kembali menulis, menulis apapun yang pernah Aku impikan. Mengumpulkan segala puisi juga cerita yang tercecer menjadikannya satu naskah. Dan di kirim ke penerbit.
Iya benar mimpi terpendam Ku selama ini adalah menjadi sesosok penulis yang sampai hari ini belum tercapai. Banyak penulis Aku favoritkan, salah satunya Eyang Sapardi Djoko Damono, dan juga Teh Arumi Ekowati. Aku ingin seperti mereka.
Hal awal yang harus Aku coba adalah menulis di lapak sosial. Caption instagram, Akun Wattpad, Tumblr, dan juga Blog pribadi.semoga membuahkan hasil. Mengolah diri, mengeksplor kata, dan memberanikan diri untuk yakin akan segala kemampuan yang Aku miliki sejak lama.
Semoga dengan cara ini Aku mampu meluapkan segala emosi, menjadi hal yang bermanfaat. Tak melukai diri sendiri terus menerus. Aku pun harus menyayangi diri, mencintai dengan sangat, menghargainya, merawatnya.
Semesta itu kadang menjengkelkan. Ketika Aku tak mau lagi mencari dan tak berniat berpasang kembali. Semesta mendatangkan nya, mengerjakan tugasnya seperti sedang mengerjai Ku lagi tuk kesekian kali.
Arkana hadir tepat saat Aku mengunci hatiku,
Arkana hadir tepat kala Aku sudah terluka parah,
Arkana hadir menjadi penyembuh segala Lara,
Dan Arkana adalah pemeran utama cerita dengan hal ajaib yang Ia miliki,
Diamlah dan pahami bagaimana Hati takkan berharap kembali, bila di datangkan sosok seperti Arkana. Dia terlalu berbeda bahkan bila Aku menyamakan ketampanan dengan Edgar. Dia tampan sesuai sudutnya. Arkana layaknya Peterpan untuk Wendy. Arkana hadir hanya Untuk Hayfa. Bukan untuk yang lain.
Biarkan Aku menceritakan awal pertemuan hingga hari ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Arkana & Hayfa (SUDAH TERBIT)
Ficção AdolescenteHayfa berusia 43 tahun di tahun 2038. Menemukan dirinya mengidap Alzheimer. Dia tak ingin suaminya, Arkana dan Alfa anak semata wayangnya bersedih. Dia menulis segala hal mengenai petualangan hidupnya sebelum bertemu dengan Arkana. Banyak hal yang t...