“Waktunya kembali...jangan lupakan Aku yah Fa, nanti kita bertemu lagi di waktu yang tepat, dan semesta mengijinkan”-Arkana
Sudah dua tahun sejak Hayfa di vonis penyakitnya. Setahun belakangan buku terakhirnya pun laris keras di pasaran, bahkan tahun depan akan di angkat ke layar lebar. Jerih payahnya membuahkan hasil, ini adalah buku pertamanya yang akan di filmkan, aku sangat bangga padamu Fa.Kesuksesan yang dia raih tak sejalan dengan tingkat ingatannya, semuanya telah terlupa begitu saja, kadang aku dan Alfa pun sering dia lupa. Sedih, yah tentu aku sedih, hatiku remuk parah melihat keadaannya kini.
Dia hanya tertidur, bangun kalau akan makan dan buang air besar, tak ada menatap senja bersama sejak tiga bulan lalu. Kondisinya memburuk. Haruskah aku mengikhlaskannya? Sungguh aku masih sangat mencintainya sebegininya,Fa.
Haruskah aku merelakanmu Fa? Entahlah, ruang rumah sakit tak lagi ramah, Alfa sering menangis secara sembunyi-sembunyi, hatiku teriris melihatnya Fa, kau tak tau kah itu? Anak kebanggaan kita yang sangat jarang menangis bahkan kini terus menerus mengeluarkan airmatanya. Aku tak tega Fa. Aku harus apa Fa? Biasanya kamu akan menjadi penasihat dan pemecah masalah handal di saat aku amat kebingungan seperti ini. Sedang hari ini, bahkan terkadang kamu tak ingin melihatku, katamu aku seperti mantanmu, sungguh itu menyakitiku Fa. Hayfa penulis kesayanganku, jika memang sudah waktunya mari kita habiskan bersama. Aku rindu dengan senyummu Fa.
“Fa temaniku menatap senja di taman Rumah Sakit ini, sudikah?” tawarku,
Hayfa menatapku kosong, lalu mengangguk tersenyum.
Lima belas menit sebelum aku mengajak Hayfa ke taman, aku sempat menemui dokter yang menangani Hayfa. Dia mengatakan kata-kata yang membuat hatiku lebih dari perlakuan Hayfa terkadang tak mengenaliku.
“Nyonya Hayfa sudah tak punya harapan hidup Pak,tolong temani disaat-saat terakhirnya” Dokter memberitahu, serasa di sambar petir di sore hari. Sejatinya aku tak mau mengikhlaskanmu Fa, tetapi ku rasa ini adalah waktunya.
***
“Fa, kamu lelah? Bersandarlah dipundakku”saranku,
Hayfa menoleh, dia tersenyum lalu mengangguk,
“Fa, kamu tau betapa aku menyukaimu”aku memulai bercerita,
Dia mengangguk dalam pundakku,
“Fa kamu tau betapa aku berjanji menjadikanmu satu-satunya, tidak akan ada yang lain”lanjutku,
“Berjanjilah terus menungguku, bahkan ketika kita terpisah jarak, hatiku terus akan menjadi milikmu, hanya Kamu”
“kamu adalah awal dan akhir untuk segala perjalananku,” Hayfa tak bereaksi, tak ada denyut di nadinya,
“selamat jalan sayang, jika waktunya tiba, kita akan bertemu kembali...aku mencintaimu...aku mencintaimu Fa”serak menahan tangis,
“Aku mencintaimu bahkan sebelum bertemu denganmu, dan hari inipun aku masih mencintaimu, selamat tinggal sampai jumpa lagi Sayang”tangisku pecah seketika.
Hari ini terasa abu-abu bumi ini.Padahal Hayfa selalu menyukai warna langit, tetapi mengapa langit terlihat mendung hari ini? Mungkin karena sedang menangisimu. Karena aku kehilanganmu sayang. Terimakasih atas dua puluh tahun yang tak terganti. Terimakasih banyak sayang. Aku selalu mencintaimu sampai kapanpun. Kelak nanti bila kita dapat bertemu lagi, aku akan menemukanmu terlebih dahulu, aku akan mengenalimu terlebih dahulu. Jika di dunia kamulah yang begitu mencintaiku, kelak nanti aku akan terus mencintaimu, bahkan sepeninggal mu takkan pernah ada sesosok wanita yang mampu menggantikan tempat mu di sisiku. Kamu bagian terbaik dalam perjalananku. Tempat ternyaman, kala tak ada tempat layaknya rumah, kamu mampu tawarkan rumah sederhana yang begitu menghangatkan. Aku mencintaimu Fa, hanya kata-kata itu yang mampu mendeskripsikan hatiku.
Selamat tinggal, semoga Semesta berbaik hati mempertemukan kita lagi, di Jannah-Nya. Aku akan terus berdoa agar kita adalah jodoh dunia dan akhirat. Aamiin. Love you always, my beloved author.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkana & Hayfa (SUDAH TERBIT)
Teen FictionHayfa berusia 43 tahun di tahun 2038. Menemukan dirinya mengidap Alzheimer. Dia tak ingin suaminya, Arkana dan Alfa anak semata wayangnya bersedih. Dia menulis segala hal mengenai petualangan hidupnya sebelum bertemu dengan Arkana. Banyak hal yang t...