5

7 0 0
                                    


“Alasan tak berdaya dalam ekspresi Cinta”
-Rumi-

Sekali lagi Aku mendamba Lelaki lain. Serasa tak bosan mengecap patah, Aku kembali mencoba kembali berharap kepada Makhluk bumi yang bernama Noval. Aku siap berkomitmen di usia yang sudah menginjak dua puluh dua tahun.

Aku merasa yakin kalau kini Aku takkan kembali pecah. Sepertinya Aku mendahului kuasa-Nya,
semesta menjalankan tugasnya dengan sangat apik, mematahkan hatiku telak tuk yang kesepersekian kali.

Aku terjerembab,mencabik luka sendiri.bentang waktu yang masih ingin ku urai hancur sudah. Aku kalah dengan ekspektasi Ku sendiri. Aku jatuh dengan Ego Ku sendiri. Jelas-jelas semesta sudah sering mengingatkan bahwa, lepaskanlah Egomu terlebih dahulu,jangan pernah bawa kemari.semesta mengumpat. Tapi Aku masih saja menjejalkan Ego dengan taraf tertinggi, seolah-olah Aku takkan pernah merasakan patah kembali. Aku menunduk, Aku merasa payah kini.

Noval sejatinya Dia bukanlah pecundang yang berselingkuh layaknya Edgar. Noval orang baik, apapun yang Dia kerjakan semua sungguh santun. Dia lelaki terbaik yang Aku temui selama ini.

Berpendidikan, walau hanya bekerja di toko buku. Dia menjunjung adab juga jarak antara Aku dengannya selalu ada sekat yang menurutNya Aku belum halal untuknya.
Sayang seribu sayang, segala kebaikan Noval, adab sopan santun yang sungguh Aku kagumi, bukan untukku. Noval tak pernah menyimpan sedikit pun perasaannya kepadaku. Baginya Aku hanyalah teman, dan Noval belum ada niat untuk serius terhadap lawan jenis. Terlalu berat katanya, Dia masih ingin berbakti dan mencukupi kebutuhan orangtuanya satu-satunya. Ibundanya.

Kekeliruanku memang, menyukai terlebih dahulu memang berisiko tak ada timbal balik. Seperti kali ini, Noval tak pernah menyukai Ku walau hanya setetes. Tak pernah. Mungkin Aku dengan Noval layaknya seorang Zulaikha yang mengejar cinta Nabi Yusuf, tak terbalas karena Aku mendamba seseorang hanya karena rupa. Aku tau akan hal itu, tetapi Aku masih tak mengerti juga bahwa Semesta menginginkan Aku pasrah biar Dia yang menjalani tugasnya. Mencarikan seseorang yang tepat untukku.

Aku masih suka mengatur alur cerita. Memaksa Semesta tuk menjodohkan ku dengannya, tanpa peduli apakah Aku sudah cukup layak tuk bersanding dengan seorang Noval, yang memegang teguh prinsip agama atau tidak. Aku merasa sudah cocok dengannya, dan abai bahwa kecocokan terdiri dari dua orang bukan hanya satu orang saja.
Aku tak pernah tau rasa Noval padaku. Di mataku Noval tak pernah bereaksi dengan segala rentetan pesanku. Dia dingin, Tak peka,cuek, dan sialnya Aku penasaran dengan segala apapun sukanya.

Haruskah Ku akhiri saja? Dan kembali layaknya teman yang sudah lama tak jumpa? Sepertinya itulah jalan satu-satunya untuk terus akrab tanpa beban.
Ku rasa iya, Aku harus memasrahkan segala kepadaNya, sang pemilik jagad raya ini. Pemberi rizky tak berkira. Aku tak mengikuti apa mau-Nya, tetapi Aku ingin segala doa Aku cepat terkabul, sehina itukah Aku?
Mari berbenah, bukan hanya slogan tanpa arti. Aku tau itu dan pahami semenjak dahulu, tapi tak pernah di lakukan. Bumi,semesta, dan Sang Maha Pemilik-Nya maafkan kekeliruan dan kelalaianku.

Beri Aku kesempatan tuk bertemu seseorang yang bahkan tak melihat rupaku,dan Menyukaiku seapa adanya Aku. Dan Aku harap Kita bertemu lagi di masa datang.

Arkana & Hayfa (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang