14

6 0 0
                                    

“Aku menyukai Arkana, sudah jelaskan ucapanku?”
-Hayfa pada Mr.A-

20tahun kebelakang, pagi datang dengan lancangnya. Aku tak pernah suka pagi, bagiku pagi terlalu mencolok jua menyilaukan. Bukankah senja lebih mengasyikkan di barengi dengan deburan ombak? Aku sungguh rindu liburan sepertinya, atau aku perlu datang ke toko buku hanya untuk mencari referensi bacaan terbaru.
Yang pasti aku butuh refresh otak. Kepenatan sudah di ubun-ubun.

Kupaksa Aisyah dan Fatma menemani ke toko buku langganan, di dalam sebuah mall. Mereka bukanlah penikmat aksara seperti ku tetapi aku tak banyak memiliki kenalan di kota ini. Mereka yang terdekat tanpa kepura-puraan.

“hey Fa...” sapa Noval di area rak buku, dia sedang sibuk menata buku-buku baru di rak buku yang kosong. Kali ini aku tulus berteman dengannya.

“hey Val...ciye sok sibuk” cerocosanku membuat senyum mengembang darinya, aku paham Noval sedang berusaha mencairkan suasana canggung antara kami berdua karena penolakan yang terdahulu. Aku mengerti.

“cari buku apa Fa”tanya Noval

“ndak serius nyari buku... hanya lagi kekurangan bacaan aja” jelasku, Noval mengangguk mengerti,

“kelilinglah siapa tau ada yang menarik minatmu... asal bukan aku” dia terbahak menunjukkan rentetan giginya.

Aku paham Noval hanya ingin membuatku nyaman, dan menjadikanku temannya. Kurasa itu sudah lebih dari cukup.

“tentang kamu” aku membaca judul buku Tere Liye, cukup tebal untuk ku lahap semalam suntuk. Tetapi buku karya Tere Liye  sungguh sayang untuk di lewatkan. Penuh daya magis dan banyak sekali amanat yang terkandung, dan inilah alasan aku selalu luluh untuk memiliki buku karya beliau.

Pesan whatsapp di terima

Mr.A : apa jawabannya? Sudah seminggu Fa!

Aku hanya membacanya, bola mataku berputar malas,

“apalagi ini...padahal sudah jelas aku tolak tepat saat dia menembakku” sungutku,

“siapa sih Fa” tanya Fatma

“lelaki norak yang nembak aku di pantai minggu lalu” jawabku,

“teman Smp mu itu” ganti Aisyah bertanya

“Absolutely true”jawabku singkat

Pesan whatsapp kembali di terima

Mr.A : Cuma di read? Apa-apaan ini!

“tanda seru lagi? Sialan” gerutuku

Aku : seminggu lalu, sudah saya beri jawaban, “saya menyukai Arkana, kurang jelaskah ucapan saya itu! Jangan pernah lagi mengirim pesan pada saya lagi, apa lagi dengan menggunakan tanda seru, kali ini nomormu akan saya block! Sekian!
(Langsung Aku block saat itu juga)

“seriusan di block itu” celetuk Fatma pada Aisyah. Aku melirik malas pada mereka berdua, aku diam tak mau tersulut emosi karena lelaki norak itu.

***

2038, Arkana mengernyit membaca lanjutan manuskrip naskahku. Aku jamin di kepalanya banyak hal yang ingin ia tanyakan, mengenai tokoh-tokoh di dalamnya.

Aku duduk di samping Arkana, bangku kayu putih di taman rumah sakit ini sepertinya akan menjadi tempat romantis selama aku disini. Dan lagi aku belum juga di perbolehkan pulang oleh Arkana, dia memang batu.

“ada yang ingin kamu tanyakan?” ucapku padanya,

“Noval itu Noval yang sama...” tanya Arkana menggantung,

“iya, benar itu Noval yang sama dengan Noval sahabatku, ayahnya Vio teman sekelas Alfa” jelasku, Arkana melirikku sebentar, lalu manggut-manggut

“lalu Mr. A? Siapa” tanya Arkana lagi,

Aku mendesah kasar, “ aku lupa namanya, Akmal ku rasa, atau Affan? Dia teman Smpku, memaksaku menerima cintanya, ku kira itu obsesi” cetusku lirih,

Arkana paham, mungkin itu alasanku tak ingin mengenalnya lagi.

Senja kali ini indah sekali, sehangat senja hidup di samping ku, yang selalu mendekapku dengan gagah.

Arkana tak pernah terlalu terang, atau terlalu redup, dia selalu pas untuk hidupku yang tak pernah beraturan. Aku mencintainya sedalam aku menghargai diriku sendiri.

Arkana & Hayfa (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang