4

13 0 0
                                    

“barang kali Tuhan sedang tidak ingin kamu jatuh cinta. Agar kamu bisa mencintai dirimu lebih lama”
-Boy Candra-

Ada seorang teman yang sempat ku kenal dekat. Panggil saja Dia bunga, pekerja keras jua terampil, kecantikannya menambah nilai tambah untuknya.

Belum lagi senyumannya amat manis, Aku yang sesama gender dengan nya saja mampu mengapresiasi ciptaan Semesta. Lalu mengapa para Lelaki bahkan tega mematahkan hatinya berulang kali? Pematahan yang berulang.

Aku tak tau pasti seperti apa kisah percintaannya. Yang Aku paham, bahwa Aku dengan Bunga teman masa lalu.

Aku mengenalnya semenjak berkuncir dua, dengannya yang datang dengan rambut di kepang dua. Dia cantik di tambah dengan kulitnya yang putih, tak ada yang menandinginya bahkan semenjak sekolah dasar.

Dia teman terdekat kala itu, mengayuh sepeda beriringan,menanti sore sungguh antusias. Dia cerdas dan Aku sadar semenjak lama, tetapi tak ada niat sekalipun tuk menerima segala kalah darinya. Ego masih menyelimuti Aku bahkan jauh pada versi kecil sekalipun.

Dan hari ini, ketika Bunga menangis di samping ku, menceritakan bagaimana hatinya tercabik oleh Lelaki yang salah tuk kesekian kali. Dan Aku? Hanya bisa menepuk-nepuk punggungnya, merapal kata sabar. Dia menangis seperlunya, kau tau ketika Lelaki yang mendampinginya semenjak tiga tahun lalu pergi begitu saja,Dia hanya menangis sesedikit mungkin, tak berlebihan seperti kebanyakan Wanita. Kelas dan pemahaman tergambar dari seorang Bunga yang menyikapi kegagalan dalam hubungannya. Aku kagum.
Sebelum senja benar-benar hilang Bunga mengatakan sesuatu padaku

“Semoga Kamu tak pernah merasakannya Fa, Aku berani bertaruh Kamu takkan setangguh itu”

Aku terhuyung dengan penutup sore ini. Dia bahkan memahami sampai batas mana kekuatan Ku menghadapi Lara.

Aku jamin Bunga adalah Wanita langka dari ratusan atau bahkan ribuan Wanita kebanyakan. Dia menerapkan keikhlasan dalam setiap langkahnya. Dia menerima Lelaki yang memilih melupakan mimpi kita, demi mimpi pribadi. Dia tak marah walau hatinya yang menjadi korban. Dia menerima segala uraian takdir, tak mengeluh, hanya mengeluarkan tangisan yang hanya seperlunya saja...

Dia berbeda dari sudut manapun. Bagaimana mungkin Wanita sebaik dan seikhlas Bunga di biarkan terluka begitu saja? Adilkah? Tetapi jauh sebelum perpisahan ini terjadi Bunga selalu berkata

“Jika Pria Ku bosan, tuk selalu memelukku, bosan menemani hari Ku, tak apa... biarkan Dia pergi dengan catatan Dia pergi tuk menggapai segala asa yang tertunda. Aku ikhlas” celetukan itu terngiang kembali.

Saat itu Aku tak mengerti apa maksud segala ucapannya, Aku fikir itu hanyalan Banyolannya saja. Ternyata kini Bunga benar-benar ikhlas melepas Lelakinya, demi mimpinya, Keliling Dunia. Ah mengapa Aku terlambat menyadari betapa seorang Bunga terlalu cantik dan baik ini bahkan sudah sangat mapan tuk berfikir kedepan, melompati ku yang tertinggal di belakang. Bunga berbeda,sungguh jarang seorang teman dengan pemikiran sematang bunga.

Malam ini ingin Ku selipkan nama Bunga dalam do’a Ku, semoga Dia selalu bahagia dan juga ikhlas. Bunga mengajarkan hal baru kembali. Dia wanita cerdas, mandiri dan juga tangguh, kelak nanti Dia harus bahagia dengan segala jalan takdirnya. Aku harap.

Arkana & Hayfa (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang