Trio ini memutuskan makan di Kantin Hukum, yang hari ini nggak begitu ramai. Kina memesan soto madura yang terkenal enak seantero Fakultas Hukum. Sekar lagi pengen ngebakso, sedangkan Anton memesan nasi goreng yang juga gak kalah enak dari soto madura hukum.
"Kin, muka kok kerung banget?" tanya Anton disela mengunyah nasi gorengnya.
"Lo kayak gatau Kina aja, tiap semester baru dia mah kerung terus. Soalnya yang nomor 1 selalu Aiden." Sekar seakan sudah hapal. Kina menyeruput kuah sotonya,
"Beneran tu anak pinter dari lahir?"
"Yeh, gak percaya. Beneran. Coba ke rumahnya deh. Itu isinya penghargaan semua. Emang bokapnya itu strict banget lah kalo soal pendidikan. Dari kecil udah disuruh juara terus. Emang anaknya juga gampang nyerap pelajaran sih, jadi gue gak heran." jawab Anton lancar, kayak udah menjelaskan hal ini berkali-kali.
Kina terdiam. Ia tidak punya orang tua seperti Aiden, yang bisa memfasilitasi pendidikan anak-anaknya. Kalo soal belajar, semua hasil kerja keras Kina sendiri tanpa bantuan siapapun.
"Lagian kenapa sih Kin, lo pengen banget nomor satu? Dengan IPK lo sekarang, lo bisa melangkah ke firma hukum manapun kali." Protes Anton.
"Gue mau magang di Adhidarma semester depan. Jadi kenapa gue butuh title itu, Ton."
Anton bertepuk tangan, "Ngeri banget bos! Adhidarma? Gila tinggi juga ya mimpi lo? Gue sih gak berani bahkan buat apply."
Sekar mengangguk, "Sama. Apalagi liat IPK gue yang sekarang... jauh!"
Kina menghela napas, "Gue harus gimana lagi sih buat naikin IPK? Semester ini bakal sulit banget hhhh. Gue banyak dapet dosen killer."
Anton menggebrak meja yang membuat Kina dan Sekar melompat kaget. Kuah soto dan baso milik mereka hampir tumpah kemana-mana.
"Apaan si Ton?"
"Kin, lo kenapa ga berpikir buat berguru aja sama si Aiden sih? Kalo lo pengen kalahin Aiden, lo harus berteman dengan musuh? Yakan? Gila, brilliant banget ide gue!" Anton bangga, ia menepuk dadanya berkali-kali. Sekar tepuk tangan. Sigh, Sekar emang selalu excited apapun yang Anton lakukan. The Real Bucin.
"Lo gila kali?"
"Loh, Anton bener tau Kin! Kita semua pengen tau gimana dia bisa jadi nomor 1 kan? Lo belajar sama dia, ambil caranya, terus syuuuuuuhhhh! Lo jadi nomor 1 ngalahin Aiden!" Sekar kini menggebu-gebu. Anton mengangguk cepat,
"Percaya sama gue, Kin! Menurut gue ini satu-satunya cara biar lo bisa ngalahin Aiden."
Kina berpikir. Bener juga ya?
"Tapi gimana caranya gue ke Aiden? I mean, gue bener-bener gak pernah interaksi sama dia."
Anton mengibas tangannya, "Gampang itu mah, nanti kita jalan aja berempat. Tar gue kasih tau topik-topik apa aja yang bisa bikin Aiden bacot. Keliatannya aja dia kalem-kalem, tapi dia aslinya bacot banget."
Kina mengiyakan ide itu. Apapun bakal dia lakukan demi mendapat titel itu. Goals dia harus tercapai, tapi dengan cara sealami mungkin. Nggak akan terjadi sesuatu yang buruk kan? Kina Cuma harus belajar dari Aiden. Cuma itu kok. Well, itu sih yang awalnya Kina pikirkan.
Tapi ternyata, engga semudah itu.
***
Yang ini pendek, langsung cusss ke next part! Today aku akan update 2 part <3

KAMU SEDANG MEMBACA
e·the·re·al #1: aiden ✔️
Fanfictione·the·re·al /əˈTHirēəl/ something/someone of such pure beauty that it seems out of this world or heavenly "When he met her; it was completely ethereal" - Mimpi Kina itu jadi pengacara hebat yang bisa bantu-bantu orang kecil untuk mendapat keadilan...