30. the other side of aiden

667 126 13
                                    

Semua orang pasti pernah nakal. Termasuk Aiden. Kalo ada yang tahu fakta ini, mereka pasti shock. Iyalah, dia selama kuliah beneran jadi anak yang lurus-lurus aja. Baik, ganteng, pinter, soleh... apa coba yang kurang. Perfect banget yekan?

Aiden ini emang pinter buat menyembunyikan semua rahasia dia. Ya soal perceraian orang tuanya, ya soal keluarga tirinya. Lalu ini. Merokok. Bagi sebagian orang, merokok tuh ya biasa aja. Tapi engga di keluarga Aiden. Harus sehat dan bersih. Papanya aja nggak merokok sama sekali. Hidupnya pokoknya sehat banget, deh. 

Aiden merokok pertama kali waktu kelas 2 SMA. Di taman depan sekolah, sama Nathan. Waktu itu Nathan sih yang merokok sendirian. Tapi Aiden nyamperin, terus minta. Awalnya diketawain sama Nathan. Emang bisa? Katanya. Aiden mengangguk. Aiden gak penasaran. Tapi dia pengen. Pikirannya kalut saat itu. Pengen cari pelarian. Entah kenapa rokok adalah pilihannya. Waktu itu, Aiden belum kenal banget sama Nathan. Lo tau kan, Den, ini bikin lo sakit? Nathan me-warning Aiden dari awal. Gue gak peduli, Nath, balas Aiden. Nathan menyunggingkan senyum, suite yourself. Seperti dugaan Nathan, Aiden awalnya batuk-batuk. Tapi lama-lama lancar. Nathan dan Aiden cuma duduk, ngerokok dalam diam, sambil menikmati sore di kota Bandung. Nathan mematikan rokoknya, "Ada masalah apa? Stress jadi anak 5?"

Aiden menggeleng, "No. I just hate myself. My life."

Nathan terkekeh, "Kalo gitu jangan sebat, bego." Nathan menarik rokok dari tangan Aiden yang tinggal setengah, lalu menginjaknya. "Yang ada lo makin benci nantinya. Lo terlalu baik buat hal-hal kayak gini."

"Lo sendiri gimana? Gak malu sama diri lo sendiri?"

Nathan kini mematikan rokoknya, "Gue mah cuma coba-coba. Salah satu achievment gue pas SMA... adalah merokok. Hahahah! Gue juga gak sering. Gue ngerokok lagi setelah 3 minggu berhenti." emang temennya satu ini kayak setan, apa coba achievement merokok? Ada-ada aja.

Setelah kejadian itu, Aiden dan Nathan jadi deket. Aiden jadi teman sebat Nathan, begitu juga sebaliknya. Tapi mereka buat semacam peraturan. Boleh sebat disaat emergency. Contohnya, stress. Atau patah hati. Atau sesuatu yang emang gak ada obatnya. Masuk kuliah, mereka gak pernah lagi nyentuh rokok. Ditambah, ada Keenan dan Raihan yang emang anti banget sama rokok. Jadinya mereka respect sahabatnya itu dan malah keterusan nggak ngerokok lagi.

Tapi malam ini pengecualian. Sepertinya peristiwa yang terjadi hari ini deserve satu sampe dua batang rokok. Ah, juga satu kaleng minuman senang-senang.

Aiden kayaknya udah lama banget gak ke Verde. Verde itu salah satu klub di kota Bandung. Waktu masuk, tempatnya gak banyak berubah. Isinya kebanyakan emang anak kuliah, beberapa ada bapak-bapak juga. Tempatnya nggak begitu rame sama musik, karena kebanyakan orang disana duduk, ngobrol sambil ngerokok dan minum. Ada juga yang makan berat. Bukan tempat buat ajep-ajep kayak club malam murahan gitu lah.

Aiden duduk, lalu memesan beberapa makanan ringan, minuman senang-senang dan... mengeluarkan satu kotak rokok yang barusan dia beli di supermarket. 


Nathan yang baru beres shift jaga di Cafe Bene kaget banget waktu dapet telepon dari Aiden. Ngajak ke Verde coba! Disaat mereka kayaknya udah lama nggak melakukan hal yang seharusnya dilakukan. Pasti ada apa-apa ini. Sambil melangkah ke motornya, Nathan membuat grup percakapan baru dengan anak Flyhigh. Termasuk Anton juga.

 Termasuk Anton juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
e·the·re·al #1: aiden ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang