28. uas

693 132 7
                                    

Gak kerasa, ini sudah masuk exam week aja. UAS. Ujian Akhir Semester. Bentar lagi bakal ninggalin semester 5, dan... siap-siap buat magang! Siapa yang paling nervous? Tentu saja Kina Amanda. Kina bener-bener fokus buat UAS kali ini. Bahkan, ia gak mau diganggu. Nolak kalo Sekar ngajak pergi. Aiden sih dengan setia menemani Kina seperti biasanya.

"Kina."

Yang dipanggil diem. Fokus baca buku paketnya. Aiden gemes sendiri.

"Kina."

Masih gak nyaut.

"Kina!"

Aiden sedikit teriak, padahal di perpustakaan. Sempet diliatin orang-orang sih, tapi akhirnya yang dipanggil nyaut.

"Huh?"

"Kamu tuh serius banget. Kamu belum makan loh. Istirahat dulu ya?"

Kina menggeleng, "Kagok, Den. Ini latihan soal dikit lagi beres."

"Tapi habis itu udah, ya? Kita makan, habis itu kamu pulang. Istirahat."

Kina Cuma mengangguk, lalu melanjutkan kegiatannya. Aiden itu kadang serem sendiri sama keambisan Kina. Rasanya pengen kasih otaknya ke Kina aja, biar gadis itu gak usah berusaha keras (sombong sih ini kedengerannya, tapi Aiden serius). Kina jadi sedikit kurusan. Aiden juga jadi sering dicuekin karena Kina-nya belajar mulu.

"Den..."

Aiden yang lagi main hape, kaget waktu liat ada darah yang keluar dari hidung Kina. Beberapa udah menetes ke kertas latihan soal Kina. Aiden panik.

"Kin! Yaampun!" Aiden berdiri, lalu membawa Kina ke kamar mandi perpus.


Kina gak pernah mimisan. Kayaknya baru sekarang deh. Kalopun Kina kecapean, paling pegel-pegel sama masuk angin aja. Dengan sabar, Aiden membasuh hidung Kina, lalu tangannya, yang merah karena tetesan darah.

"Huhuhu, Den, darahnya gamau berhenti..." Kina mau nangis.

"Coba kamu dongak," Aiden membantu Kina buat mendongak, lalu mengambil tissu, menggulungnya, dan memasukkan kedalam lubang hidung Kina.

"Kan, kata aku juga. Makanya dengerin aku kenapa sih Kin?" terdengar nada jengkel disitu. Kina jadi sedikit takut. Dia gapernah sekalipun liat Aiden marah.

"Sorry..."

"Udah, gak usah dilanjutin belajarnya. Kita langsung cari makan aja abis itu kamu pulang."

Kina menyerah. Ia mengangguk setuju.


Keluar dari kamar mandi perpus, Aiden memasukkan barang-barang Kina masuk ke dalam tasnya. Begitu juga barang-barangnya sendiri. Kina Cuma ngeliatin aja, sambil megangin tisu di idungnya.

"Yuk," Aiden menggendong dua tas, lalu menarik Kina keluar perpus.


Di mobil Kina diam aja. Tiba-tiba kepalanya kerasa pening aja. Badannya lemes. Dalam hati, Kina mengumpat. Kin, you trying so hard banget, sih! Sakit kan jadinya??? Sebel sama dirinya sendiri karena membuat Aiden khawatir.

"Kita makan bubur aja ya yang gampang." Aiden bersuara.

"Emang ada bubur siang-siang gini?"

"Ada, bubur pak zaenal. Kamu tau gak?"

"Pernah denger sih. Gapernah nyobain tapi."

"Kamu bakal suka. Itu bubur kesukaan mama."

Kedai bubur pak zaenal nggak jauh dari kampus. Nyampe sana, suasana gak begitu penuh. Aiden menuntun Kina duduk di kursi plastik, lalu memesan 2 mangkok bubur pak zaenal.

e·the·re·al #1: aiden ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang