Tau remaja-remaja anak SMP-SMA kalo lagi kasmaran, kan? Ya gitu Kina dan Aiden sekarang. Well, they don't officially a couple, but they act like it. Kaya sekarang ini. Di perpus, Cuma duduk sebelahan. Dua-duanya baca buku, tapi dibawah meja pegangan tangan. Mereka gak ngomong apa-apa, Cuma duduk aja berdua. Merasakan kehadiran satu sama lain.
"Woy! Masih pagi udah berduaan aja!" dari arah samping, Anton muncul dengan menenteng laptopnya. Mereka buru-buru melepas genggaman tangannya. Dalam hati Aiden ngomel, anjir ganggu aja ni bocah.
"Hi Ton! Tumben ke Perpus?" ucap Kina sambil membenarkan rambutnya.
"Jadi Cuma kalian doang yang boleh ke perpus? Gue gak boleh, gitu?" sembur Anton. Aiden menaikkan alisnya,
"Ton, lo kenapa? Sewot bener. Masih pagi anjir."
Anton emang dateng-dateng mukanya engga enak. Langsung sewot liat Aiden, berduaan sama Kina pula. Makin gedek aja dia.
Anton menaruh laptopnya, lalu menghela napas, "Gapenting, sih..."
"Mana Sekar?" tanya Kina. Denger nama Sekar, kini Anton merengek,
"Itu dia masalahnya................ HHUHUHUHUHUHU. Den, Kin, gue harus gimana?"
Kina dan Aiden liat-liatan, "Lo kenapa sama Sekar?"
Anton mulai bercerita, "Gak tau. Dia kayak makin mundur aja sama gue... Dia juga mulai sibuk sama agenda beauty vlogging dia. Udah gitu jadi jarang bales WA gue. Apalagi DM instagram, udah tenggelem kali sama ratusan DM orang-orang."
Cerita Anton cukup familiar. Yaiya, itu yang terjadi dengan Kina beberapa hari yang lalu.
"Bosen kali sama lo, Ton." Komentar Aiden bikin Anton makin cemberut. Kina mencubit lengan Aiden,
"Aw! Kok nyubit aku sih?"
"Kamu tuh bikin Anton makin down! Enggak, Ton. Mungkin emang harus ada yang di-eval dari hubungan kalian. Lagian, kok lo gak nembak-nembak Sekar?"
FYI, Anton deketin Sekar dari semester 1. Lama banget kan.
Anton manyun, "Gak tau... Sekar tuh kayak gak pernah kasih sinyal gitu loh ke gua... kek, ni anak tuh suka gak sih ama gua?"
Sekar juga selama ini gak pernah cerita tentang perasaan dia ke Anton. Kina juga engga kepo-kepo amat sama hubungan mereka. Tapi liat Anton yang sekarang kaya gini, jadi kasian juga.
"Lo kan belum pernah nyoba. Lo gaakan tau sebelum lo jujur, tau. Cewe tuh cuma butuh kepastian." Ucap Kina. Anton mengerjap.
"Gitu ya Kin??? Perlukah gue memberanikan diri buat nembak Sekar?"
Aiden diam, mendengarkan.
"Lo udah siap, belum?" tanya Kina.
"Gue siap. Asal Sekar ga cuekin gue kayak gini."
"Yaudah. Gue dukung lo penuh!" Kina tersenyum, lalu mengacungkan jempol. Anton kini menatap Aiden yang daritadi diem.
"Den! Lo kok diem aja sih? Menurut lo gimana?"
Aiden berdehem, "Y—ya, gue sih... dukung lo aja. Bener kata Kina, kalo gak jujur, lo mana tau jawabannya?"
Anton terlihat semangat lagi, "Oke! Tapi kalian bantuin gue please?! Terutama elo, Kin! Lo harus bantuin gue. Enaknya nembaknya gimana?? Aduuuh, gue mendadak bego banget!"
Akhirnya mereka diskusi gimana enaknya buat nembak Sekar. Tapi Aiden diem aja. Malah kepikiran yang lain.
Waktu sudah menunjukkan jam 5 sore. Anton udah pulang duluan. Kini Aiden dan Kina lagi beli Gelato di Let's Go Gelato. Tiba-tiba Kina pengen makan eskrim.
KAMU SEDANG MEMBACA
e·the·re·al #1: aiden ✔️
Fanfice·the·re·al /əˈTHirēəl/ something/someone of such pure beauty that it seems out of this world or heavenly "When he met her; it was completely ethereal" - Mimpi Kina itu jadi pengacara hebat yang bisa bantu-bantu orang kecil untuk mendapat keadilan...