Orang Ketiga POV
Kit seharian ini cemberut. Ia kesepian karena sahabatnya beam ternyata sedang sakit. Ia tidak tau harus berteman dengan siapa.
Sebenarnya sih kit bisa saja mengajak beberapa orang yang ia kenal di kelasnya, hanya saja ia malas dan tidak merasa klop bersama mereka. Ia bisa menumpahkan segala keluh kesahnya pada beam. Namun pada orang lain, ia merasa berat untuk mengutarakannya.
Kit meminum water orangenya di kantin kampus. Ia menyeruput secara perlahan tiap air yang melewati sedotan. Tiba-tiba saja seseorang datang ke arahnya membawa nampan makanan.
Seorang pria.
Kit menatap pria itu dengan bingung. Kit tidak mengenalinya. Sepertinya ia orang baru disini.
"Halo, bisakah saya duduk disini ?" Tanya pria itu. Kit hanya terdiam melihat pria yang berdiri di depannya. "Oh apakah disini sudah dimiliki orang lain ?"
Kit lalu tersadar dari lamunannya. "Em.. tidak, kau bisa duduk di situ" ujar kit mempersilahkan.
Pria itu tersenyum pada kit dan duduk tepat di depan kit. Ia menaruh nampan makanannya di atas meja.
Pria tadi kemudian makan dengan diam. Sementara kit memainkan sedotannya dan menatap pria di depannya dengan tatapan penuh tanya.
Menyadari tatapan pria di depannya membuat pria itu berhenti makan sejenak. Ia menolehkan kepalanya dan menatap kit.
"Apa kau mau ?" Tanya pria itu pada kit.
Kit hanya menggeleng.
"Apa ada sesuatu di wajahku ?" Tanya pria itu panik pada kit.
Kit lagi-lagi hanya menggeleng.
"Lalu kenapa kau menatapku seperti itu ?" Tanya pria ini bingung. Wajar saja, ia merasa risih jika di perhatikan lekat saat makan.
"Aku baru melihatmu disini, apa kau anak baru ?" Tanya kit setelah ia menahan pertanyaan itu dari benak kepalanya.
Pria tadi mengangguk. "Aku mahasiswa baru disini. Aku berasal dari fakultas teknik" ujar sang pria tadi.
Alis mata kit terangkat naik menandakan ia cukup bingung. Kenapa juga mahasiswa fakultas teknik berada di kantin kedokteran ?
"Oh aku tau, kamu pasti bingung kan kenapa aku ada disini ?" Kit mengerutkan keningnya kembali saat pria di depannya bisa menebak apa yang di benak kepala kit barusan.
Pria di depannya membersihkan tangannya menggunakan tissu yang ada di meja makan. Ia lalu memberikan satu tangannya pada kit untuk berkenalan.
"Perkenalkan namaku ming"
***
"Papa" bbas menghampiri beam yang sedang berbaring di atas tempat tidur. Bbas membawa buku gambar yang sudah ia warnai sesuai imajinasinya. Tak lupa pula bbas menggunakan baju yang sudah kotor karena warna krayon yang ia bersihkan ke bajunya sendiri.
Bbas menaruh buku gambarnya di atas tempat tidur. Ia menaikkan satu kakinya untuk naik ke atas tempat tidur. Setelah berhasil, ia menaikkan satu kakinya lagi. Setelah mendarat di atas tempat tidur, bbas mengambil bukunya dan membukanya. Ia memperlihatkan hasil imajinasinya.
"Papa, lihat bbas gambar apa ?" Beam mengerutkan dahinya bingung. Bagaimana tidak bingung kalau di kertas putih polos itu terdapat banyak warna yang saling teracak.
"Memangnya bbas gambar apa sayang ?" Ucap beam lembut agar tidak membuat anaknya kesal padanya.
Tapi tetap saja itu membuat bbas sedikit kesal. "Bbas membuat pelangi papa!!" Protes bbas. "Masa ini saja tidak tau sih"
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy
FanfictionBeam yang harus berjuang sendiri sebagai single parent buat bbas. Apakah ia sanggup ? ForthBeam Fanfiction