Seperti yang ia rencanakan, akhirnya Forth memutuskan untuk tinggal lebih lama disini. Secara Beam pun mulai membuka hatinya untuk dirinya walau dia juga khawatir soal status Beam dan Tae masih terikat. Dia tidak bisa sembarangan untuk mengambil milik orang lain. Walau itu hanya tubuh bukan hatinya.
Darvid dan Cath pun sudah kembali ke Bangkok duluan. Mereka mengatakan Forth sudah mulai memahami kondisi perusahaan mereka dan toh Tae akan mengajarinya sedikit demi sedikit.
"Kita mau kemana papa?"
Bocah itu bertanya sambil melihat keluar jendela mobil. Ia duduk dibelakang di kursi khususnya dan dua orang dewasa sedang duduk di depan.
"Mau membeli kado"
Kata Beam sambil menoleh sedikit ke arah Bbas dibelakang sana.
"Kado?"
Matanya berbinar mendengar sebuah kata yang mana semua anak kecil pun pasti akan tertarik mendengar kata itu.
"Memangnya siapa yang ulang tahun papa?"
"Loh, Bbas tidak tahu? Kan ayah Tae ulang tahun hari ini" sang pengemudi pun mulai berbicara.
"Ayah ulang tahun?! Lalu dimana ayah sekarang? Kenapa tidak bersama kita papa?"
"Ayah kan kerja sayang.. nanti malam baru kita kasih kadonya, oke?"
"Kue ulang tahun?"
"Iya iya, Kue juga na, nanti kita beli"
"Beli yang besar papa, yang gambarnya iron man"
Beam dan Forth di depan hanya bisa tertawa. Bayangkan saja, jika Tae diberikan kue itu. Yang ada di malah bete.
"Papa! Kue Iron Man na!!!"
"Loh yang ulang tahun siapa ya? Kok Bbas yang minta kue ulang tahunnya sih?"
"Papa!" Bbas cemberut. "Kan ayah suka iron man juga. Sama sepertiku"
"Kata siapa?"
"Papa!"
Beam dan Forth hanya kembali tertawa mendengar nada kesal dari anaknya itu.
~***~
Forth turun dari mobilnya dan masuk ke dalam sebuah perusahaan. Beberapa orang yang ia lewati tersenyum padanya karena mereka semua sudah tahu siapa pria yang baru saja datang ini.
"Apa Tae ada di dalam?" Tanyanya pada sekertaris Tae.
"Ada, dia sedang tidak sibuk"
Forth tersenyum dan masuk ke dalam ruangan Tae. Mendengar pintu terbuka, matanya hanya melirik saja sambil membaca kembali beberapa kertas yang ia pegang.
"Belum balik?"
"Hmm, kenapa?"
"Nggak" Forth lalu duduk di sofa ruangan itu.
"Kenapa kemari? Aku kira kau sudah paham semua yang aku ajarkan padamu kemarin?"
"Emmm, sebenarnya masih ada yang kurang aku pahami"
Tae menghembuskan nafasnya perlahan. Dia harus berhenti sejenak untuk berbicara dengan saudaranya ini.
"Apa itu?"
"Bisakah kita bicarakan di luar? Disini tampak berbeda rasanya. Tampak tegang dan kaku. Lagi pula ini sudah jam 7, semua karyawanmu tadi aku lihat sudah berjalan pulang, bahkan sekertarismu sudah bersiap tadi"
Tae sedikit mempertimbangkan ajakan Forth yang masih duduk santai di sofa ruangannya itu. Adiknya itu hanya tersenyum dan membuatnya sedikit curiga. Tae hanya memicingkan matanya sedikit dan mencoba menerka apa yang adiknya itu pikirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy
FanfictionBeam yang harus berjuang sendiri sebagai single parent buat bbas. Apakah ia sanggup ? ForthBeam Fanfiction