Chapter 23

1.2K 135 31
                                    

Sudah dua minggu Forth menjalani perjalanan bisnis bersama sang ayah. Selama dua minggu pula mereka sibuk saling membicarakan bisnis. Berbagai macam orang telah Forth temui bersama dengan ayahnya.

"Kita hanya harus menambah pasokan untuk produk kita selanjutnya. Kemudian desain produk kita sepertinya butuh untuk di baharui"

Forth memberikan saran pada beberapa karyawan ayahnya yang berada di Amerika. Ayah Forth tersenyum mendengar saran sang anak. Dia sangat percaya pada Forth kali ini.

"Baiklah, kalau seperti itu kami akan memulai semuanya besok"

Ucap salah satu karyawan yang di ketahui sebagai tangan kanan ayah Forth di perusahaan cabang Amerika. Mereka melanjutkan meeting mereka hingga jam makan siang tiba.

Forth dan ayahnya keluar untuk mencari sebuah restoran. Ayah Forth membawa mobil menuju sebuah restoran yang sebenarnya sudah ia rencanakan di awal kedatangannya.

Mereka masuk ke dalam restoran tersebut dan mencari sebuah tempat duduk. Forth dan ayahnya duduk saling berhadapan. Forth membelakangi pintu masuk sedangkan ayahnya sebaliknya. Mereka mulai memesan makanan.

"Ayah senang kamu sudah mulai terbiasa dengan bisnis ayah Forth"

Ayah berkata sambil tersenyum penuh kelembutan pada anaknya. Respon yang Forth berikan ialah balas tersenyum sang ayah. Dia juga tidak tau bahwa dia bisa meneruskan beberapa perusahaan ayahnya. Dia dulunya hanya berfikir bahwa dia akan bekerja di perusahaan lain sesuai dengan bidang kuliahnya. Tapi ternyata takdir tidak memberikannya kesempatan tersebut.

"Iya yah, Forth juga tidak menyangka"

Makanan mereka datang bersamaan dengan salah seorang pria. Ayah Forth menyadari bahwa ada satu pria yang sudah berdiri tepat di belakang Forth. Ayahnya tersenyum dan berdiri menyambut pria itu. Forth yang tadinya ingin makan berhenti karena melihat sang ayah berdiri. Ia kemudian bingung dan berbalik dan terkejut karena bertemu dengan pria yang sedang berdiri di belakangnya yang menatap keduanya dengan tajam.

"Selamat datang, Tae"

~***~

Tae sedari tadi hanya diam dan memandang ayahnya dengan tajam. Dia tidak menyangka bahwa ayahnya menyuruhnya datang kemari dengan membawa seorang pria yang ia ketahui sebagai adiknya. Yang dia ketahui juga sebagai teman suaminya dulu.

Sedangkan Forth sendiri, dia masih diam juga dan memandang Tae dengan tatapan bingung. Dia bukan tidak tau siapa pria di depannya, tapi dia hanya merasa bingung ingin mengucapkan apa pada kakaknya. Terlebih lagi kakaknya menatapnya tajam.

"Jadi ada apa ayah memanggilku kemari? Aku kira sudah jelas bahwa sebagian perusahaan ayah ada di tanganku dan sebagian lagi ada di tangan dia"

Tanya Tae tanpa memandang Forth. Dia memfokuskan pandangannya pada ayah mereka. Ayah mereka hanya bisa tertawa kecil.

"Apakah kalian tidak saling merindukan satu sama lain?"

Ayah mereka mencoba untuk membuat kedua saudara itu untuk saling berbicara satu sama lain. Forth, pria yang paling muda itu mencoba tersenyum dan mencoba menyapa pada kakaknya.

"Halo kak, lama tidak berjumpa"

Tae yang disapa hanya diam melihat adiknya. Dia berfikir bagaimana cara agar pria yang dia akui sebagai adiknya ini segera pergi dari Amerika karena dia takut, suaminya akan bertemu dengan Forth.

Tidak dibalas, Forth hanya bisa tersenyum canggung dan menatap sang ayah. Ayah yang mengerti tatapan Forth pun menghela nafasnya. Dia mulai berbicara dan mencoba untuk mengubah suasana yang cukup hening itu.

DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang