Tae mendengar suara dari dalam rumahnya. Dia menutup pintu mobil dan mengambil nafas perlahan. Menyiapkan hatinya agar bisa menerima hari ini. Dia berfikir mungkin sudah saatnya mereka bertemu. Sampai kapanpun pasti akan ada waktu mereka bertemu, cepat atau lambat.
Ketika Tae hendak membuka pintu, pintu telah terbuka dahulu dan seorang wanita menatapnya datar.
"Ibu pikir ayahmu sudah memberitahu bahwa kita akan makan malam hari ini di rumahmu? Lalu kau datang terlambat, apa kau sengaja, Tae?"
Tae memutar matanya malas. Dia sudah telat 30 menit dari jam makan malam. Di pertengahan jalan tadi, dia mendapat kemacetan akibat sebuah apartemen terbakar sehingga banyak mobil di alihkan ke jalan lain.
"Ibu, Tae-"
"Sudah sudah, tidak perlu berkata lagi, sekarang ayo masuk, kita makan malam, kasihan anakmu kelaparan"
Setelah berkata seperti itu, Cath berjalan masuk dan diikuti oleh Tae. Bisa Tae lihat di ruang tamunya terdapat banyak orang yang ia kenali.
Ayahnya.
Ibunya.
Adiknya.
Suaminya.
Anaknya.
Dan...
Mantan tunangannya.
Dirinya tertegun. Ada apa ini? Kenapa Tee bahkan berada disini?
"Kenapa masih berdiri disana? Ayo mandi sana, lalu menyusul ke meja makan"
Ibunya memarahi Tae karena dia masih mematung disana. Dengan kesadaran yang ada, Tae segera berjalan ke kamarnya.
~***~
Mereka sudah berkumpul semua di meja makan. Saat ini kehidupan di meja makan hanya dihidupi oleh Bbas yang selalu berceloteh riang. Dia berkata sangat senang sekali bertemu kembali dengan Forth.
"Jadi kalian ternyata sudah saling mengenal ya?"
Setelah mencoba menahan ini, Darvid mulai bertanya pada anak bungsunya. Mereka cukup terkejut ketika mengetahui bahwa Beam, Bbas dan Forth saling mengenal.
Setelah acara makan malam ini, mereka masih duduk di meja makan sambil menikmati dessert buatan Beam.
"Iya yah"
Forth hanya diam dan memandang lurus pada Beam. Dia benar-benar terkejut mendapati bahwa Beam, ternyata selama ini tinggal bersama kakaknya.
Sekarang dia tahu alasan dibalik kakaknya yang selalu merasa tidak ingin memperkenalkan keluarganya padanya.
Tapi dia masih bingung, apa salahnya sehingga kakaknya tidak ingin memperkenalkan Beam padanya?
Bbas sedari tadi berceloteh namun tidak ada yang mendengarkan anak itu. Dia lalu cemberut. Dia turun dari kursinya dan berjalan membawa piring kecil berisi puding coklat buatan Beam. Dia lalu naik merangkak ke atas pangkuan Forth.
"Paman ini siapa kakek?"
Bbas bertanya pada kakeknya soal Tee. Dia menunjuk Tee menggunakan sendoknya. Dengan mata bulatnya yang indah, dia menatap Tee dengan pandangan berbinar. Menurutnya Tee mirip dengan papanya. Tapi papanya lebih cantik, sama seperti dirinya yang memiliki aura cantik dan tampan dari ayahnya.
"Ah iya, kita lupa mengenalkan Tee pada mereka"
Sejujurnya Darvid dan Cath menunggu waktu yang tepat untuk mengenalkan Tee pada Beam dan Bbas. Dan sekaranglah saatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy
FanfictionBeam yang harus berjuang sendiri sebagai single parent buat bbas. Apakah ia sanggup ? ForthBeam Fanfiction