Chapter 18

1.6K 155 13
                                    

Beam POV

Aku tidak menjalankan apa yang Tae katakan padaku semalam. Menjauhi Forth? Apa dia gila? Aku bahkan tidak dekat dengan pria itu. Dan kemarin itu hanya kebetulan semata karena dia bertemu dengan anakku tidak sengaja ketika di cafe. Aku merasa Forth hanyalah penasaran dengan Bbas, makanya dia bertemu dan bermain dengannya.

Setelah kuliah pertama selesai, aku dan Kit berjalan menuju kantin. Perkuliahan pertama hari ini cukup melelahkan. Ada banyak nama penyakit yang harus kami presentasikan membuat otakku terputar-putar. Aku bahkan hampir tidak bisa membedakan yang mana amnesia dan insomnia. Kepalaku benar-benar pening dengan berbagai bahasa penyakit itu.

Aku dan Kit memilih duduk dan makan di kantin jurusan kami. Walau kantin ini tidak begitu luas seperti kantin pusat, tapi makanan disini tidak kalah enaknya dengan disana. Satu alasan lagi, kantin pusat sedikit lebih jauh dibanding kantin jurusan kami, sehingga aku dan Kit lebih memilih makan siang disini.

"Aku tidak tau harus melakukan apa lagi, otakku terasa beku setelah mendengar dan melafalkan beberapa penyakit tadi" keluh Kit di sampingku.

"Tidak apa Kit, nanti bakalan terbiasa juga" kataku menenangkan sahabatku itu. Walaupun aku pun tidak cukup yakin apa aku bisa terbiasa dengan hal semacam itu nanti.

Setelah menunggu beberapa saat dengan suasana tenang, makanan kami datang terhidang di depan kami. Aku dan Kit hanya makan dalam diam. Aku tau otaknya sedang bekerja mencerna segalanya dan begitupun dengan otakku. Makanya kami lebih memilih makan dalam diam. Memfokuskan gerakan kami pada makanan yang akan masuk ke dalam mulut kami.

Sesaat kami makan, kami menyadari kalau seseorang baru saja duduk tepat di depan kami. Aku dan Kit mendongak dan menatap Forth dengan heran.

Apa yang pria ini lakukan di kantin kami?

Dahiku mengernyit bingung. Forth hanya menatapku dan Kit bergantian dengan senyumnya. Aku pun menatap Kit yang sama juga menatap diriku. Kami berdua bingung.

"Er.. Forth, apa yang kau lakukan disini?" Kit bertanya. Aku hanya mengawasi mereka menggunakan kedua bola mataku.

"Makan" jawabnya singkat.

"Kenapa harus disini? Apa kantin fakultas teknik sedang tutup?" Tanya Kit kembali. Aku juga bingung dengannya. Dan juga tumben dia tidak bersama teman-temannya, padahal ini masih di kampus.

"Memangnya kenapa? Apa ada aturan anak teknik dilarang makan di kantin lain?" Forth berkata sambil menaikkan kedua alisnya. Ia menatapku dan Kit dengan bingung.

"Terserah sajalah" Kit menyerah. Kit sepertinya masih memiliki masalah mood yang jelek hari ini. Mood Kit akan bergantung pada kelas pagi kuliah kami. Jika dia merasa senang, itu artinya kuliah pertama menurutnya sangat menyenangkan, dan akan berkebalikan, jika moodnya jelek, maka kelas pertama kami itu membosankan atau bahkan kejadian seperti tadi juga bisa menyebabkan Kit merasa badmood.

Aku pun kembali mengunyah makananku meninggalkan banyak pertanyaan yang sebenarnya mau aku lontarkan pada Forth. Tapi aku tidak mau terlalu bertele-tele dan ingin tau tentangnya. Toh itu haknya untuk makan disini.

Pesanan Forth yang sebelumnya telah ia pesan datang dan terhidang di depannya. Dengan senyum yang mengembang, dia memakan makanannya. Aku dan Kit telah selesai makan ketika Forth masih memakan seperempat dari makanannya. Aku ingin beranjak berdiri, namun Forth dengan cepat-cepat meminum airnya dan berkata,

"Kalian mau kemana? Temani aku makan ya" dia menatapku dan Kit bergantian. Sejujurnya aku dan Kit akan kembali ke kelas untuk beristirahat sejenak. Aku melirik Kit dan Kit hanya memutar bola matanya malas. Dia kembali duduk di tempatnya.

DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang