Dalam kecemasan kulihat lelaki itu bergegas menghampiri dan berusaha mematikan api tersebut. Ia terlihat kesal sambil menendang puing-puing sisa kebakaran itu.
"Perempuan bodoh! Tindakanmu bisa membuat hutan ini terbakar, apa kau sudah gila!"lagi-lagi ia menghardikku dengan kata-kata kasar.
Terpancing emosiku karena dikata-katai dengan ungkapan yang tak enak didengar telinga. Kenapa aku yang disalahkan. Padahal aku sama sekali belum pernah memasak dengan menggunakan kayu bakar. Meskipun kami tinggal di kampung tetapi sudah menggunakan kompor gas sebagai alat memasak.
"Kau yang gila! Tanpa sebab kau culik dan membawaku ke tempat ini. Kalau kau gila, gila saja sendiri! Jangan kau bawa orang lain dalam kegilaanmu!"bentakku tak kalah keras.
"Ya! Aku memang gila. Aku akan semakin gila kalau kau melawan perintahku!"sergah lelaki itu.
Kemudian lelaki itu berlalu meninggalkan aku yang semakin kalut dengan situasi ini. Sudah dua hari aku disekapnya di pulau tanpa tahu apa motivasinya menculikku. Terbayang kembali wajah Ayah dan Ibu. Mereka pasti teramat gusar atas kehilangan diriku. Mungkin mereka sudah melaporkan kepada pihak yang berwajib atas kejadian ini. Tetapi mungkinkah mereka dapat menemukanku di pulau yang terpencil ini. Aku amati pulau ini berada di tengah lautan, sepertinya terhubung ke pantai yang pernah aku datangi bersama Farid beberapa waktu yang lalu. Hanya saja sulit bagiku memetakannya karena tak terbayangkan letak posisinya.
Aku melangkah keluar dari hutan menuju pantai, namun tak kutemukan sosok penculik itu. Kemarin aku melihat ada perahu kecil yang disembunyikannya di balik batu besar di bibir pantai. Barangkali dengan perahu itu ia membawaku ke tempat ini. Terbersit di benakku untuk melarikan diri dengan menggunakan perahu kecil itu. Ku susuri sepanjang bibir pantai untuk mencari keberadaan perahu kecil itu. Sambil melangkah sesekali kubiarkan sebagian kakiku dipermainkan oleh ombak yang datang menghampiri pantai. Sebenarnya tempat ini sangat indah. Bahkan aku pernah berobsesi untuk berlibur di sebuah pulau yang dikelilingi oleh keindahan lautan. Ah ... ternyata impianku sedikit terwujud meskipun dalam bentuk yang lain. Saat ini aku Ainin Sofia ada di sini, di sebuah pulau di tengah laut impiannya, tetapi bukan sedang liburan melainkan diculik. Huh!
Kubiarkan sebahagian tubuhku basah oleh terjangan ombak, hembusan angin laut menerpa wajahku. Rambutku yang tergerai berkibar di permainkan pawana yang sejuk menyegarkan. Kucoba lesapkan sejenak kecemasan dan ketakutan yang memenuhi ruang benak beberapa hari ini. Sembari bermohon pada Yang Maha Kuasa agar memberikan perlindungan pada diriku.
Dari kejauhan aku melihat bayang lelaki itu yang sedang memancing ikan. Ia duduk di atas bebatuan di bibir pantai. Lamat kuamati wajah dan perilakunya. Wajah yang tampan, bahkan terlalu tampan untuk ukuran seorang penculik. Hari ini jenggot dan kumisnya terlihat lebih rapi dan bersih daripada kemarin. Tak terlihat sedikitpun tampang kriminal pada penampilannya. Lantas, kenapa dan untuk apa dia menculikku. Apa yang diharapkan dari gadis kampung seperti aku. Sikap dan tingkah lakunya meskipun agak kasar tetapi tetap menjaga dan menghormatiku. Ah ... semakin membingungkan. Seolah sadar dirinya sedang aku perhatikan tiba-tiba ia menoleh kearahku. Sorot matanya tajam penuh misteri. Segera kualihkan pandanganku ke arah lautan lepas. Entahlah, bagaimana nasib mempermainkan aku. Mau tak mau harus kulalui takdir ini.
Hei, tiba-tiba pikiranku melayang pada Zairin, lelaki yang akan menjadi suamiku nanti. Apa yang dia lakukan sekarang? Apakah dia berusaha mencari keberadaanku. Hah, mungkin tidak. Atau jangan-jangan malah dia menuduh Farid menculikku. Karena kulihat dia sangat membenci Farid. Atau jangan- jangan dia dalang dibalik semua ini. Bisa saja dia menyuruh orang lain menculikku lalu membuat tuduhan atas diri Farid dan kemudian Farid dipenjara. Ah! Kutepis pikiran buruk yamg melintas di batang otakku. Kenapa ketidaksenanganku pada dirinya membuat prasangka-prasangka negatif. Huh! Kuhela napas kuat mencoba meluahkan kegelisahan yang mengentak jiwa.
YOU ARE READING
ELUSIF
Mystery / ThrillerAinin Shofia,gadis 22 tahun mendamba cinta sejati dalam hidupnya tersekat oleh perjodohan dengan seseorang yang sakit jiwanya. Kemudian malah menjadi korban penculikan oleh buronan polisi, di luar kendali ia terlibat secara emosi dan berniat mengung...