Bab 9 : Seleksi

1K 64 0
                                    

Dua Minggu akan segera berlalu. Besok, adalah seleksi olimpiade tingkat sekolah.

    Malam ini, aku tidak belajar banyak. Hanya sekedar membuka catatan fisika, membaca pembahasan soal, dan sedikit lebih santai. Cara belajarku memang seperti ini. Belajar keras di hari-hari biasa, dan sedikit santai di H-1 tes. Agar mentalku lebih siap, tentunya.

"Gimana, Nak? Sudah siap untuk besok?" Tanya Papa.

"Insya Allah, Pa," jawabku tersenyum.

"Besok, hati-hati ya, mengerjakan soal nya! Jangan buru-buru. Kalau bisa, konsentrasi penuh, jangan sampai mengantuk.

Semoga berhasil, Nak," kata Papa.

"Amin," ujarku.

"Sekarang, istirahatlah Dri."

"Ok, Pa"

Aku pun membereskan catatan fisika-ku, lalu kembali ke kamar.

~Story of Two Dreams~

"Waktu mengerjakan soal tinggal 15 menit lagi," kata Pak Surya.

    Aku masih mencari jawaban satu soal yang ku lewati karena sulit. Sebelumnya, aku telah memeriksa jawaban-jawabanku yang lain. Kurasa semuanya benar.

Aduh, bagaimana ini? Gumamku dalam hati. Belum juga soal ini terjawab.

Aku mulai mencoret-coret rumus di kertas coretan. Dan, aku masih belum menemukan jawabannya.

"Waktu mengerjakan soal tinggal 10 menit lagi..."

Pikirkan rumusnya, Adrian! Batinku. Aku berpikir keras, mencoba menemukan satu rumus yang tepat.

Baiklah, aku tulis saja rumus yang ada di otak. Entah benar ataupun salah.

Menurunkan rumus itu, memasukkan nilai-nilai besaran yang diketahui. Ah, akhirnya aku menemukan jalannya.

"Waktu mengerjakan soal tinggal 5 menit lagi..."

Duh, sabarlah Pak Surya! Tinggal sedikit lagi, kok.

Aku memindah ruaskan variabel-variabel secepat mungkin. Membagi angka-angka. Hampir selesai.

Sedikit lagi!

"60,59,58,57,56...."

"5,4,3,2,1. Waktu habis."

F = 2,5 Newton. Selesai.

"Kumpulkan lembar jawaban ke meja Bapak. Tidak ada lagi yang mengerjakan soal."

Akhirnya, seleksi tingkat sekolah selesai. Aku mengumpulkan lembar jawaban, lalu berjalan keluar ruangan.

~Story of Two Dreams~

Seminggu kemudian. Kini, aku dan para peserta seleksi sedang menunggu hasil pengumuman di ruang ekskul.

    Jantungku berdegup kencang. Bukan karena penyakitku, tapi karena tegang menunggu hasil seleksi. Apakah aku lulus? Atau, harus mengikhlaskan kegagalan lagi?

Deg...deg...

    "Selamat pagi, semuanya. Hasil seleksi olimpiade tingkat sekolah akan segera diumumkan. Apakah kalian sudah siap?" kata Pak Surya.

"Siap," jawab seluruh peserta seleksi.

"Baiklah, tiga orang yang akan mewakili SMA Cahaya Bangsa menuju OSK Fisika SMA 2017 adalah...."

    Semua orang tampak harap-harap cemas. Ada yang berzikir, berdoa, mengepalkan tangannya, bahkan ada yang berkeringat dingin. Semua orang berharap menjadi yang terpilih.

"Yang pertama, Ranya Aresha kelas 11 IPA 3."

Tepuk tangan riuh terdengar. Kak Ranya membuka mulutnya, terkejut.

"Yang kedua, Rivaldo kelas 10 IPA 1,"

    Tepuk tangan semakin riuh. Aldo berdiri, menatapku dengan mata besar sinis dan seringainya. Seolah berkata, kamu nggak bakalan lulus.

"Yang ketiga...."

A Medal For AdrianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang