Aku tiba di rumah. Hari ini memang sudah jadwalnya pulang.
Aku menaruh koperku di kamar. Berbaring di kasur. Memandang Mading Mimpi. Gambar yang sama dengan yang ku pandang di rumah sakit beberapa bulan lalu. Tulisan "Meraih Medali di OSN Fisika SMA."
Lihatlah, Adrian. Sebentar lagi, satu impianmu akan tercapai, batinku.
Aku teringat masa lalu, dimana aku tidak pernah lulus olimpiade sampai tingkat ini. Ada saja hambatannya. Sakit, nggak lulus, kondisi tidak memungkinkan....
Ah, aku jadi bersyukur dengan keadaan sekarang.
Aku membuka galeri di ponselku. Memandang foto-foto saat karantina kemarin. Foto aku dan Ridho di kamar, foto bersama seluruh peserta olimpiade, foto aku, Ridho, dan Pak Roni, dan lainnya.
Terbesit sedikit kebanggaan dan harapan di dadaku. Harapan agar bisa lulus di tingkat provinsi, bertahan hingga meraih medali OSN.
Semoga.
~Story of Two Dreams~
Hai!
Saya mau menyampaikan, bahwa Minggu depan mungkin tidak bisa update, karena ada ujian semester.Dan juga, bab ini sepertinya terlalu pendek. Jadi....
Mohon maaf!
Tetap setia membaca cerita ini ya!
Terima kasih telah membaca!Catch you later,
Oliv
![](https://img.wattpad.com/cover/197004893-288-k945367.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Medal For Adrian
Teen Fiction"Kamu aneh, Adrian. Sakit-sakitan, masih juga ikut olimpiade". Aneh ya? Bukankah itu definisi dari pantang menyerah? Memangnya, orang yang sakit parah nggak boleh bermimpi, ya? Nggak boleh punya impian seperti orang sehat? "Yaelah, Dri. Orang seh...