6. Eksekusi Kedua

3.3K 182 3
                                    

Besok adalah perayaan Freshy Star semua orang sibuk menyiapakan segalanya. Semacam pesta perayaan mahasiswa baru menjadi rutinitas setiap tahunnya. Yang gue suka biasanya digelar di luar kampus dan bermalam disana. So, gue bisa bebas.

Langkah gue tergontay sementara tangan sibuk dengan menggenggam sepucuk surat for someone.

Eits, suer ini bukan surat cinta yang lebay itu.

Surat ini gue dapat dari si cewek sableng kintan untuk cowok yang mencium gue di club semalam. Menang sengaja gue minta buat melancarkan rencana kali ini. Hahaaa.

Kali ini gak boleh gagal!

Mata tajam benar-benar mengintai sekeliling kantin. Tentu saja mencari si empunya surat. Bodohnya, ini memang jam makan siang banyak orang berlalu-lalang, bangsaddt.

Sial-- apa yang buat mata gue silau?.

Kilat itu dari pojokan mata kanan gue. Gercep gue noleh ke arah sana. Ya, dia orang yang gue cari, tapi apa kilatan barusan? Kenapa muncul dari arah tuh anak? Pikir gue bersungut-sungut.

Apa karena kulitnya yang terlewat putih hingga memantulkan cahaya?ah gila! Pikiran bodoh macam apa ini.

"Hai--"

Hi-five gue sksd(sok kenal sok dekat) namun sapa gue dianggurin begitu saja oleh kefokusannya pada buku tebal itu.

"Kennan-- boleh gue duduk disini?"

Lanjut gue tetap saja di acuhkan. Sial!. Gue ambil langkah duduk di depan siempunya acuh tanpa permisi.

Perlahan matanya yang tergantung kacamata mulai berpindah menghadap bola gue. Jelas saja dia menyadari keberadaan gue yang tiba-tiba saja duduk didepannya.

"Hee-uuy...." kagetnya seperti melihat setan "Siapa kamu?" lanjutnya memundurkan badan seolah belum pernah mengenal bahkan melihat gue.

Bangsadttt. Ekspresi apa itu? Kenapa dia seperti abis liat setan, biadab!

Tenang.. Tenang,,,

Nafas kesal berhasil gue hempaskan demi melancarkan rencana sebelumnya.

"Eh--- santai, santai gue bukan orang jahat..." lerai gue malas "Gue Nalendra dari Fakultas Penjaskes semester 5... Gue cuma mau kasih lo surat pesta ini, acara Freshy Star dari kampus. Gue harap lo bisa dateng..." nada gue merayu tanpa basa-basi.

"Maaf ka, aku gak tau. Baru kali ini liat kaka--"

Hah,Baru liat gue! Celotehan macam apa itu? Ah, dia punya penyakit pikun dadakan kayanya. Lantas senyum yang menjijikan pas waktu itu, apa artinya bangsaddt!.

"Sejujurnya, aku gak suka sama pesta lebih baik di rumah saja"

What!!! Gak suka pesta pantat lu!
Lu beneran pikun! Semalem lu tuh mabuk di club kota, sampe lu nyipok gue pun lu menikmatinya, sial! Persetan dengan pantat, gobloks!.

Terfokus pada binar matanya, gue mulai menerawang warna apa yang timbul disana. Tapi...

Bodoh! Tentu saja gue sadar ini gak pernah berhasil. Semua warna timbul di matanya seperti biasanya.

Ah-haa gue ada ide lain. Seolah ada lampu akal yang mulai terang di kepala. Gue menatap tajam binar itu dan...

"Gue harap lo bisa datang-- ya"

Kulepas senyum manis namun penuh sihir yang mampu melumpuhkan siapapun. Hahahaaa.

*****
Kami bertiga, Gue Tijay dan Althop memutuskan untuk berangkat bareng setelah si cewek sableng Kintan mengirim pesan dia gak bisa ikut karena something else yang mendadak. Untungnya pihak kampus tidak memilih tempat yang terlalu jauh. Orang-orang mulai bertebaran disini.

Gue rebut minuman soda itu dari tangan Tijay yang sengaja dia ambil memang untuk kami bertiga.

Mata ini mengincar setiap sudutnya, belum juga menemukan titik tepatnya. Dimana dia? Apa kekuatan gue gak ngaruh kemaren? Kata gue putus asa.

Gue sadar acara ini memang menuntut buat bermalam. Jadi gue sudah membuat rencana dengan matang.

Kalo boleh jujur, kemaren sore setelah gue berhasil meberikan surat ke target, gue sengaja nyamperin si Bilal ketua Bem di kampus.

Seperti taun-taun sebelumnya, kita memang diharuskan sekamar dengan orang yang bukan satu Fakultas dengan pribadi sendiri. Maka itulah, ini bisa jadi jalan buat lancarin rencana bejad gue, hahaaa

Sejujurnya Bilal sangat membenci gue karena kalah tenar. But, berkat kekuatan gue dia bisa dimanipulasi akan permintaan gue yang ingin sekamar dengan Kennan si target.

Tapi, mana anak itu? Bahkan batang hidungnya pun tak terlihat. Bisa-bisa gagal again kalo kaya gini mah. Sial!.

"Tunggu!"

Baritone yang serak dan lembut itu seketika mengurungkan niat gue buat balik ke rumah. Itu? Ya, gue tau suara itu, suara yang kemarin sore bersungut dengan gue.

Tubuhnya yang kecil terlihat pas dengan setelan yang pernah gue liat sebelumnya di club. Walaupun terlihat feminim dengan kemeja kuning itu, tapi tubuhnya begitu lunglay menerima. Itu terlihat cute kali boleh gue berpendapat.

"Sorry ka-- gue telat, jalanan kota macet banget" katanya terengah-engah.

Gue? Bukannya kemaren dia menggunakan kata aku menyebut dirinya? Bocah tengil, sebenernya maunya apa sih! Dasar tuyul cebol.

Menghela nafas lega itu yang bisa gue lakukan serta senyum miring sebagai tanda it's oke.

=>>

Hmmm, udah makin ngecaprak ya nih cerita tapi it's oke lah nikmatin aja heheee

Mohon maaf jika ada salah penulisan kata, diksi atau something else pokonya... Kritik dan saran dari anda sangat berpengaruh terimakasih

P O S S I B L E  (MPREG & Supranatural BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang