Lampu hijau yang diberikan bokap dan nyokap gak bakalan gue sia-siakan. Kennan memang dalam masa hamil muda tapi seperti apa kata Althop, kehamilnnya sangat istimewa dan lebih cepat.
So, nyokap menekan gue untuk lebih care lagi pada Kennan bahkan mereka berniatan buat kasih gue apartement didekat kampus. Katanya sih biar gue sama Kennan bisa tinggal bareng. Apalagi dengan posisi Kennan yang memang akan semakin melemah saat hamil tua nanti.
Seperti saat ini, Kennan masih saja sibuk menjadi mahasiswa tercerdas di Fakultasnya. Dia tidak pernah mengeluh dengan kehamilannya bahkan sekarang dia mengambil tempat untuk ikut serta dalam Olimpiade Mahasiswa Senasional. Bukan hanya satu yang dia ikuti melainkan semua mata olimpiade dia arungi.
Jujur, gue khawatir tapi dia sendiri yang meminta gue buat mengizinkannya ikut berperan. Ingin menolak tapi binar itu, gue gak mau membuatnya sedih.
Semakin kesini Kennan semakin aktif berbanding terbalik dengan orang hamil pada umumnya. Bahkan Kennan masih sanggup mengikuti pelatihan semua mata olimpiade dalam satu hari saja.
Yang gue gak ngerti, kenapa dia bisa menangkap semua pelatihan hanya dalam satu otak yang terlihatnya begitu kecil dan sempit? Bahkan dia yang notabennya tidak suka olahraga kini dia mencoba menggeluti olimpiade itu.
Sempat melihatnya berlatih renang beberapa hari yang lalu. Itu tidak seperti orang yang baru pertama kali belajar, dia terlihat sangat handal dalam semua gaya yang ada. Gue takut kehamilannya dapat mengganggu dia nanti.
"Hei Dra... Lu ngapain disini?"
Tepukannya menyadarkan gue. Suara itu tentu gue kenal, Kintan yang beberapa minggu kebelakang ini menghilang karena urusan keluarganya.
Sengaja gue abaikan wanita sableng ini. Dia pasti sadar apa yang gue lakukan disini setelah jelas mata ini menuju pada seorang bocah lelaki manis dari Fakultasnya yang sedang berlatih.
"Kampretttt!!!! Oh dia--- Kenapa sih terus aja yang ada di otak lu cuma Kennan, Kennan, dan Kennan!"
Bentaknya membuat gue berpaling menatap dan mengerutkan kening heran, tapi......
"Ohoy! Gue becanda kali, hahaaha, serius amat sih idup lu Dra, hahaha"
Detik selanjutnya mata gue berhasil dibuat malas oleh lelucon terburuknya, sialnya gue di buat idiot olehnya.
Jika dipikir-pikir gue kangen juga sama nih kuntilanak satu. Lama menghilang gak bisa denger celotehan gilanya lagi yang bisa bikin gue ketawa puas. Hahahaa
Gue menariknya terduduk di pojokan meja kantin untuk bersantai sekaligus menggibah lagi, hehee. Kali ini gue traktir dia karena rasa miss gue pada cewe tengil ini.
"Lu lama banget cuti Tan, sebegitu sibuknya keluarga lu?"
Buka gue membuatnya mengacak rambut yang terurai panjang tanpa ikat disana. Tumben nih maklampir kagak diiket tuh ekor kuda.
"Hmm, bokap gue minta gantiin kakak gue yang lagi kuliah di luar negeri buat urusin perusahaannya, sumpah gue hampir gila, sialan!"
Umpatnya membuat ketawa geli hadir di bibir gue. Secara orang serabutan kaya dia mana mungkin bisa menjalankan itu semua. Yang ada dia hanya mengurusi rock and roll nya yang gila.
"Eh Broh, Congrats ya bentar lagi tua lu jadi bapak, hahaaa"
Uluran tangannya gue balas dan senyum cool yang gue kasih sebagai tanda bangga. Hahahaaa.
******
Wanjenkkkkk! "HiA!!!!"
Ohok... Ohokkk.....
Kejutannya mengagetkan gue dan Althop yang tengah asik menyeruput es campur buatan Bi Inem. Bahkan gue sampe tersedak beberapa kali.
"Isatttt! Lo kenapa anjnkk!"
Umpat gue memukul kepalanya sedang. Baru kali ini Tijay mengabaikan keplakan gue, dia masih sibuk dengan ponselnya. Nih anak kenapa sih?.
Matanya mulai menusuk dalam bola gue tapi dia malah melontarkan senyum gajenya yang penuh tanda tanya. Rasa penasaran gue berhasil membuahkan pertanyaan padanya tapi dia hanya menjawab bukan apa-apa itu hanya lelucon sinting yang gak patut di liat orang, katanya.
Detik berikutnya gue mengenyahkan itu. Al masih sibuk dengan seruputan es yang bersuara menjijikan. Secara gue sadar es campur adalah favorite nya.
Sekitar setengah jam atau lebih gue merumpi di kantin Fakultas Kennan. But, kemana dia? Batang hidungnya tak terlihat dari awal. Ini sudah waktunya balik. Apa gue mesti samperin dia ke kelasnya?.
"Sebaiknya kita langsung pulang Kennan"
Nama itu tersebut dari arah pelataran kantin samar-samar. Tapi gue tau jelas baritone itu milik Dirta si anak pengintil yang selalu bersama pria yang gue sayang.
"Tunggu"
Panggil gue yang sembari berjalan mendekati mereka. Langkah kaki begitu semangat untuk bertemu Kennan, tapi....
Kenapa dia malah mundur dan mengumpat dibelakang tubuh Dirta seakan berlindung dari gue?. Apa penampilan gue sekarang menakutkan baginya? Tapi ini style yang biasa gue pake.
"Heuiiii... Ada apa Kennan?"
Mencoba meraih tangannya, dia tarik lebih dulu menjauhi. Bahkan wajahnya pun mulai menunduk seakan tidak ingin bertatap muka dengan gue.
"Kamu Kenapa Ke----"
"Aku ingin pulang Dirta, ayo"
Potongnya menutup percakapan. Tapi tunggu!
Binar itu? Kenapa dengan binar itu? Binarnya mulai berair dan sedikit memerah. Apa Kennan menangis? Bukankah tadi pagi dirinya masih fine-fine aja?. Sial! Apa yang membuatnya seperti ini? Dia tidak mau berbicara dengan gue. Bahkan matanya kembali menimbulkan semua warna seperti awal setelah kemampuan gue mulai penasaran dengan dirinya.
Kali ini gue biarkan Dirta mengantar Kennan, mungkin ada masalah yang memang Kennan tidak ingin gue mengetahuinya. Lagi pula jika memang ada hubungannya dengan gue, itu apa? Gue sendiri tidak tau.
-
-
-
-
-
-
-
-Hmm maaf ya guys baru bisa update lagiii kemaren sibuk nugas sibuk kerja sibuk segala-gala-gala-gala-galanya.....
Maaf ya kalo chapter ini sedikit acak-acakan abis bingung mau ke arah mana lagi, so nikamatin aja hehee
Happy reading...
KAMU SEDANG MEMBACA
P O S S I B L E (MPREG & Supranatural BxB)
Romance10 Oktober 2019 On-going "Siapa dia?" Berawal dari sebuah mimpi yang aneh kehidupan seorang cowok yang notabennya badboy dan incaran cewek kampus menjadi bepaling terbalik setelah beberapa hal yang mulai gak logis di kehidupannya. Itu hanya sebuah m...