8. Pengakuan

3.8K 176 0
                                    

"Woy Broh, lu ngapain disini Dra?"

Setelah kejadian 2 hari yang lalu gue lebih sering senyam-senyum sendiri kaya orang gila. Bukan karena kenikmatan bisa nganu tuh bocah cowok tapi gak sabar buat nagih janji si bajingan Tijay yang jelas-jelas kalah telak dengan tantangannya.

Kebetulan hal yang luar biasa itu terjadi pada sabtu malam. So, terhalang 2 hari weekend buat liat ekpresi kekalahan si bangsaddt Tijay.

Plakkkk--"Bangsadtttt!" keplakannya mengembalikan alam sadar gue.

Sial, jelas saja dia akan seperti ini setelah gue mengabaikan si cewek sableng Kintan.

Pucuk kepala gue berantakan setelah sengaja tergaruk untuk menghilangkan rasa perih. Sementara si empunya sableng mengerutkan kening seolah penuh tanda tanya dengan senyum-senyum gue.

"Kenapa sih lu cengar-cengir gitu?" matanya tajam mengincar mata didepannya "Jangan-jangan--- Hooooiyyyyy, lu beneran nganu si Kennan!" matanya melotot tapi ekpresi kegirangannya itu mengundang tangan gue buat nampol.

Lubang hidung gue usap dengan jempol jari seolah-olah menunjukkan kesombongan, iya dong hahahaa.

"Ternyata lubang pantat tidak kalah nikmat sama lubang cewek , bahkan mereka lebih sempit saat ngewe-- hahhaa" jelas gue membuat cewek sableng ini kejang-kejang kaya cacing kecipratan minyak panas "Gue punya foto-foto gue sama kenan saat adu pedang loh, hahaha" lanjut gue berhasil buat si empunya sableng mimisan sekarang, whahaha.

"Oh--oyyyy.... Gue minta dong buat koleksi couple BL gue, hihihi"

Cengirnya jelas saja gue gagalkan dengan tolakan, secara gue dapetin ini dengan susah payah. Eh, dengan enaknya si Kintan sableng ini malah minta. Ogah!.

Plakkk....."Sialan, pelit lu dra!!!" Keplakannya pelan matanya mulai berputar malas.

Bukan gue takut dia nyebarin tuh foto atau gak percaya sama sahabat sableng gue ini. But, kan bisa aja kalo sewaktu-waktu gak sengaja jatuh ketangan yang salah, kan bisa berabe reputasi gue sebagai cowok Normal dan cowok terganteng sekampus.

"Eh Tan, lu liat Tijay gak?"

Bodoh! Ngapain gue cari Tijay ke nih cewek sableng jelas saja dia terogah-ogah. Secara gue sadar, gak tau kenapa nih cewek gak bisa akrab sama si Tijay pas waktu pertama gue kenalin. Berpaling terbalik saat gue kenalin ke si Althop mereka fine-fine aja sih. Ah, bodo amat gak penting. Yang penting gue bisa temuin si cunguk Tijay.

"Lu mau ikut, cariin si Tijay bebep lu?" nada gue bergurau tapi cewek ini malah memasang mata malasnya.

"Ogah gue berhubungan sama si pecundang sialan itu." tutupnya.

******
Bragggkkkk-------
Meja kantin itu berhasil gue gebrak hingga semua mata menuju pada pusat suara. Malu sih, but peduli amat yang penting gue bisa nemuin si bajingan Tijay ini.

Sialan! Kenapa dia biasa-biasa aja? Bahkan gak ada rasa ketakutan sedikitpun, secara dia sadar sudah kalah telak kali ini.

"Opo---" tatapnya menyebalkan "Lo mau bilang menang? Nih gue udah siapin uang jajan gue 10juta + siap dengan semua tugas-tugas lo" jelasnya dengan santai seperti tidak ada beban sama sekali. Bangsadttt, ekpresi macam apa itu!.

Kertas coklat itu terjulur diatas meja dengan kondisi yang tebal dan gue yakin isinya emang duit. Tapi kenapa dia bisa setenang ini?.

"Heuyyyy--- lo gak nyesel udah kalah!" nada gue heran kening gue mengerut.

Bahkan si empunya duit hanya menatap gue masam dan berkedip beberapa kali seperti bocah bolon yang gobloks.

"Isatttttt--- kenapa gue mesti nyesel.... Gue udah tau lo bakalan menang lagian kan gue udah pernah bilang ini tuh jalan terbaik buat lo Na, --- lo pikun apa beneran oon sih!"

Jelasnya tentu saja melayangkan satu keplakan keras dipucuk kepala si empunya bawel. Tijay mengusap tengkuknya dan mulai mengucak-ngucak indra pendengarannya.

"Lo kenapa sih?" heran gue menghantui.

"Akhir-akhir ini gue bener-bener dalam sebuah masalah Na" jelasnya membuahkan tanda tanya besar di otak gue.

Masalah? Akhir-akhir ini? Apa maksudnya? Sial! Walaupun ada masalah ya inilah masalahnya kalah telak tentang tantangan itu.

"Lo inget kejadian sebulan yang lalu mengenai Mrs. Irenne Na?" Lanjutnya bergetar "Gue pernah bilangkan ke lo sama Al sebelum kejadian Mrs. Irenne kecelakaan? Dan liat seminggu kemudian kejadian itu benar-benar terjadi" nadanya seolah membuat gue bingung.

"Lantas apa hubungannya sama lo? Itu mungkin gak sengaja aja terjadi Jay"

Pecah gue gak bisa berfikir yang lain.
Haaahssss--- terlihat senyum itu membuat wajahnya stress seketika. Sumpah gue gak ngerti apa yang dimaksud nih orang?.

"Ya, ini jelas ada hubungannya sama gue, Na---" bentaknya membuat gue terkejut "Gue bisa menerawang masa depan orang lain. Mungkin menurut lo ini gila.... Awalnya gue juga gak ngerti mungkin itu hanya sebuah bayangan selewat tapi semakin kesini bayangan itu semakin jelas---" katanya terpotong seakan menyembunyikan kata lain disana.

Fifty-fifty itu yang sekarang terlintas di otak. Antara percaya dan tidak atas apa yang dialami Tijay. Tapi tak memungkiri juga hal aneh seperti itu hadir dalam hidup gue juga. Rasanya dunia memang sudah tidak menganut bagaimana semestinya.

"Dan tentang tantangan kemarin--- itu juga salah satu bayangan yang pernah gue lihat tanpa sengaja.... Bukan maksud gue buat hancurin lo Na, percayalah entah kenapa gue rasa lo harus lakuin ini, dan hal baik akan datang pada lo, meskipun gue gak tau arti semua ini.... Sorry Na"

Jelasnya panjang lebar membuat otak gue tidak bisa mencerna semuanya. Kalaupun benar ini memang baik buat gue kenapa harus diambil pusing? Toh, sudah terjadi. Ataupun akan buruk nantinya kenapa gue harus nyesel? Gue yang berbuat ya gue juga yang akan nanggung. So simple man!.

-----------------------$-----$$-------$-----------------

Makin runyem nih cerita gak tau mau kemana, sorry ye. Orang ini yang ada dalam pikiran akooh terus tersalur ke jari yang keriting dan terjadilah part gaje ini. Tencuuu



P O S S I B L E  (MPREG & Supranatural BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang