13. Kali Kedua (+++)

3.8K 138 3
                                    

Nafas ini saling beradu hingga terasa sapuannya di area bibir dan indra penciuman. Luasnya ruangan terasa sesak saat keempat binar itu saling bertatapan tidak bisa mengenyahkannya satu sama lain.

Tangan mungil nya masih terpenjara dalam genggaman tangan yang lebih kasar darinya. Bahkan perasaan dibutakan oleh situasi seperti ini.

Wajah ini terus memaksa terdongkak mendekati buah bibir yang terlihat manis itu. Kini tangan pun ikut berakal mengelus tengkuk si empunya bibir.

Sumpah! Aroma nafasnya masih menjadi heroin membawa rasa candu dalam diri gue. Pucuk hidung mulai bergesekan sengaja menciptakan hawa hangat kemanjaan sementara bibir hanya terpaut beberapa senti dan......

Euhgmmm--- Bibir kami kembali bertemu setelah gue berhasil menarik tengkuknya yang mulai menegang. Jelas saja dia terkejut secara kali ini gue memberikan ciuman dadakan seperti yang dia lakukan sebelumnya dengan sensasi yang berbeda. Begitu saja Kennan merapatkan matanya spontan.

Ehmm---ehmmm---ehmmmm----

Nafas nya tersenggal-senggal, tubuhnya berontak melawan namun gue berusaha tidak lengah sedikitpun. Bibirnya tertutup rapat seperti ada pagar besi yang menghalangi, gue benar-benar kewalahan untuk menerobos menikmatinya.

Tunggu. Berontaknya melemah pagar itu sedikit demi sedikit mulai terbuka menyambut dobrakan lidah yang lihay tak terkontrol.

Huftttt---- Apa Kennan terlalu bersemangat melawan atau mungkin dia menikmati permainan bibir gue? Whatever.... Yang pasti nafasnya pengab tanpa ada celah sedikitpun.

Perlahan-lahan gue mencoba memanjakan bibir ronanya itu. Gue menjilat dan mengulum bibir bawahnya mulai membengkak dengan sensasi sedikit gigitan kecil disana. Dia membalas dengan jilatan lemah di bibir atas gue dengan sentuhan lidah yang mencoba bertukar cairan nikmat itu.

Sial! Gue rasa dia lebih ahli dalam hal berciuman. Bibirnya pasrah hinggga dengan mudahnya lidah ini menyapu dalam rongga mulutnya yang kecil. Kini giliran bibir atasnya yang membengkak setelah beberapa kali jilatan dan sedotan gue ciptakan disana.

Gue hendak menyapu bagian rongga kembali tapi......

Humffft..... "Cukup kak, ini sudah terlalu jauh"

Dirinya melepas cengkraman dan spontan berdiri tegak dihadapan gue sekarang.

"Sebaiknya kakak pulang, ini hampir larut malam"

Lanjutnya dan segera berlari menyusuri anak tangga yang tidak terlalu banyak.

Sial! Apa barusan Kennan ngusir gue? Seorang Nalendra baru kali ini ada orang yang menolak cumbuannya, itupun adalah seorang pria.

Bodo amat! Gue bersikeras mengejar tubuhnya yang pendek menaiki anak tangga. Kennan masuk ke sebuah ruangan, gue kira itu adalah kamarnya. Entah kenapa rumah ini begitu sepi. Mungkin hanya Kennan seorang diri penghuninya.

Krekkkk........ Knop pintu berhasil gue hempas dan nampak Kennan tengah berdiri di depan jendela menatap ke langit.

"Kenapa kak Nana masih disini?" kejutnya berpaling.

"Apa lo masih belum bisa memaafkan gue?" melangkah mendekati si empunya mata.

Binar itu terlihat berlinang seolah akan turun hujan disana. Apa dia nangis? Lantas kenapa wajahnya menunduk?.

"Bukan itu kak.... Aku masih tidak yakin kalo ucapan kak Nana itu nyata bisa terima aku ... Aku sendiri masih merasa kalo aku gak pantes buat kaka bahkan seharusnya aku gak ada di dunia ini"

P O S S I B L E  (MPREG & Supranatural BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang