Jemari ini berhasil mengusak rambut yang tidak terasa gatal sama sekali.
Sumpah,
Gue hancur setelah pesan sialan semalam. Apa semuanya akan terjadi? Bahkan sebelah kaki gue tidak bisa diam tak karuan.
"Sorry Na... Gue gak bilang dari awal"
Baritone Tijay memecahkan keheningan. Bolanya menyembunyikan rasa bersalah. Mood gue hilang buat ngebahas rasa bersalahnya dia.
Tak sekata patah pun muncul di bibir gue. Gue tidak mengabaikan Tijay, tapi jujur mood gue benar-benar hilang entah kemana.
Tijay terus berkutat dengan ocehan bersalahnya. Sementara pikiran gue terpaku pada bocah manis yang selama ini berselubung dengan hidup gue.
Brughhhh! "Na!!! Gawat!!!" huh... Husss... Husftssss. ....
Sial! Al begitu saja munjul entah dari mana. Nafasnya tersenggal-senggal seperti abis marathon.
"Bantuin gue!"
Kenapa Dirta bisa barengan sama sahabat gue ini?
Bahkan sepertinya dia pun sama seperti abis bermarathon sejauh mungkin dengan nadanya yang berat.
Tunggu!
Jika mereka berdua barengan....
Sejak kapan mereka dekat? Bahkan itu terlihat seperti akrab. Terakhir kali gue liat mereka hanya saling menatap heran atau apalah gue juga gak ngerti.
"Kennan dalam bahaya!"
Katanya berhasil mengembalikan kesadaran dan membangunkan gue dari zona nyaman meski penuh gelisah.
Maksudnya apa?
Apa yang barusan dikatakan Dirta?
Ah sial, lantas kenapa badan gue semua bergetar seakan merasakan sesuatu yang membuat posisi gue tak karuan.
"Lo tau kan, insting sodara kembar begitu kuat" katanya terpotong "Entah kenapa barusan gue melihat bayangan atau emang firasat, gue liat Kennan dibawa kesebuah tempat oleh seorang perempuan.... Tempat itu penuh dengan memori aneh dan begitu tinggi bagai pencakar langit.... Dada gue sakit merasa akan terjadi hal membahayakan pada Kennan!"
Lanjutnya mebawa kaki gue segera meninggalkan Mereka. Tanpa berpikir panjang gue sudah tau wanita yang dimaksud Dirta siapa dan tempat yang disebutkan pun rasanya tidak asing bagi gue dan perempuan itu.
Ya, sebuah tempat yang memang sering gue kunjungi bersama Kintan menempel beberapa Foto disana. Itu adalah atap gedung Fakultas Mipa yang gue jadikan sebagai markas kami berdua.
Satu persatu anak tangga ini gue langkahi. Kenapa terasa begitu banyak anak tangga disini?
Dan sial! Bahakan Universitas terbaik ini pun tidak memiliki lift untuk alat transfortasi naik turun ruangan.
Gue sadar Tijay, Althop dan Dirta memang mengikuti gue dari belakang. Secara setelah tadi gue lari begitu saja dari percakapan.
Keringat mulai membanjiri kepala dan tubuh gue. Bahkan rasa lelah tidak gue hiraukan sedetikpun begitupun mereka di belakang gue.
Mungkin udah kesekiankalinya anak tangga sialan ini gue lewati. Ya, itu anak tangga terakhir gue melihat pintu atap yang tertutup rapat.
Bangsadt! Indra pendengaran gue menangkap seseorang sedang berbincang dengan seseorang lainnya di balik pintu, namun samar-samar.
Apa itu?????
Gue segera membuka pintu atap itu dan.....
********
#KintanBruggghhhh!!!!
Pintu itu terbuka lebar nampak orang yang gue tunggu-tunggu akhirnya muncul dihadapan gue sekarang. Bahkan dia membawa segerombolan semut yang gue tindas akan mati, senyum kecut gue.
Dagu sengaja gue angkat sebagai tanda kesombongan yang gue punya. Bahkan jidat gue pun ikut mengerut mmenambah kesan picik untuknya.
"Hai...." gue angkat tangan sebagai hi-five pancingan perang untuknya "Akhirnya lu datang juga pangeran, husss!" senyum bengis begitu saja gue lontarkan
Mata gue terfokus pada bolanya. Gue pejamkan mata dan mulai menusuk penglihatan yang selalu ingin gue pandang itu. Nampak tidak kepercaya dirian dan emosi yang semakin membara. Sialnya, gue malah senang lihatnya.
Bahkan sedari datang pun dia belum menyapa gue sedikit saja. Si tampan yang gak tau sopan santun tapi gue menyukainya, isattt!
"Kennan!"
Hah! Sudah gue duga orang pertama yang bakalan dia sapa pasti bocah sialan yang berdiri tepat di belakang gue sekarang.
Bocah ini yang berani hacurin harapan gue. Dia mesti bayar dengan rasa sakit yang gue alami. Tunggu saja!
"Heuy.... Gue yang sapa lu duluan loh! Aiss... Lu gak sopan tapi begonya gue suka, haha"
Tatap gue berpindah ke sembarang arah seakan mengalihkan pembicaraan. Untuk lebih membuat ini lebih seru, otak nakal gue mulai mencari cara agar api yang berasap bisa lebih membakar dan mengunggun.
Langkah gue membawa ke arah bocah bodoh yang sedari tadi bersembunyi dibelakang gue. Rautnya masih sama seperti kerbau bodoh yang mudah diperdaya.
"Lo gak bakalan jawab sapaan pangeran lo Hah!"
Tangan gue sengaja melintir tangannya yang gue benci bisa selembut dan semulus melebihi tangan cewek tulen kaya gue.
"Bangsadttt! Jangan lo coba buat sakitin dia bajingan!"
Jelas saja gue tau pria lain dihadapan gue itu bakalan seperti ini. Gue sedikit menambah cengkraman di arah dagunya, dan itu membuat gue tertawa picik saat melihat Nalendara semakin berkobar.
"Kenapa lo lakuin ini ke gue Tan?"
Katanya berat seperti rasa putus asa disana namun itu bukan pertanyaan yang ingin gue dengar dari mulut sialannya itu. Dia memang tampan tapi ketampanannya tidak menutup rapat kebodohan dan kebegoan dirinya. Husssft.
"Awhhh..."
Dibawah alam sadar, tak terasa cengkraman gue mengeras seketika itu membuat si empunya di cengkram sedikit mengerjit kesakitan.
"Please Tan, jangan sakitin dia gue mohon"
Hampir saja kakinya melangkah mendekati namun sahabat sialannya begitu saja menahan dan seperti membisikan sesuatu disana.
"Sakit? Tau apa lo tentang sakit, Hah! Jawab gue!!!"
Tone gue sengaja meninggi memang rasanya hancur Nalendra mengucap kata itu di depan gue sekarang. Hati gue terasa tersayat-sayat seperti irisan bawang yang perih ketika terkena mata.
"Jelasin ke gue Tan, sebenernya lo kenapa bisa kaya gini?" nadanya melemah
"Aisss, isattt! Lo bego beneran atau hanya pura-pura bego!"
Gigi gue menggeram rahang gue mengeras seakan ingin menggigit sesuatu yang keras. Bahkan mata gue melebar ingin melahap sesuatu yang tidak pasti.
"Oke!!!!! Karena lo bego gue bakalan ingetin lo apa arti semua ini dengan dentik tangan gue ini!"
Telunjuk dan ibu jari bersentuhan setelah sengaja tergesek dan menimbulkan suara yang penuh sihir dan kepedihan......
Trekkkkk!!!!!!!!
#Makasih yang udah mengikuti cerita ini akooh harap jangan bosan yahhh, bila ada kekurangan mohon dikasih saran saja. Saran kalian sangat berpengaruh untuk akooh, tencu
Happy reading
Media itu Patrick as Tijay
KAMU SEDANG MEMBACA
P O S S I B L E (MPREG & Supranatural BxB)
Romantik10 Oktober 2019 On-going "Siapa dia?" Berawal dari sebuah mimpi yang aneh kehidupan seorang cowok yang notabennya badboy dan incaran cewek kampus menjadi bepaling terbalik setelah beberapa hal yang mulai gak logis di kehidupannya. Itu hanya sebuah m...