[21]Maaf

14.1K 600 15
                                    

Adel telah sampai dihalaman rumahnya dilihat mobil sedan milik papahnya teparkir di garasi. Membuat jantung Adel berpacu cepat.
Karena dirinya tidak izin untuk kerumah Ghoza lagian jika ia izin pun tidak mungkin ayahnya mengizinkan. Dengan perlahan Adel menuju pintu utama rumahnya. Terlihat papah nya sedang duduk diruang tamu itu.

"Bagus bukannya saya sudah bilang jangan keluyuran"ucap Alfa

"Ma..af"cicit Adel yang justru menundukan kepala

"Tidak sopan ,jika ada orang bicara sebaiknya menatap orangnya bukan malah menunduk"ucap Alfa membuat Adel dengan takut melihat kearahnya

"Dasar pembunuh"ucap Alfa yang hendak menampar pipi mulus Adel

"Pah cukup!!"cegah Alvaro menahan pergelangan Alfa yang sudah siap menampar pipi Adel

"Sudah cukup papah bersikap seperti ini dengan Adel, ikhlaskan mamah. Disini Adel tidak salah
ini semua adalah takdir. Gak ada yang bisa menolak takdir Tuhan. Jadi Varo mohon jangan bersikap kasar "ucap Alvaro

"Dia sudah membunuh mamah kamu!"Alfa tidak terima dengan penuturan Alvaro

"ADEL BUKAN PEMBUNUH !"teriak Alvaro dengan nafas menggebu membuat Alfa dan Adel kaget

"Karena anak ini kamu jadi tidak sopan dengan saya"ucap Alfa menujuk kearah Adel

Karena sudah tidak mau mendengarkan perdebatan ini Adel memilih memasuki kamarnya. Dilempar tas yang ia kenakan ke sembarang arah. Lalu menjatuhkan tubuhnya dilantai dengan memeluk lututnya. Adel menumpahkan air matanya yang sendari tadi ia tahan.

"mamah"lirih Adel

Tok..tok...(suara ketukan pintu)
"Buka dek"ucap Alvaro dari balik pintu

"Bia..rkan ak..u se..ndiri ka"jawab Adel dengan terbata

"Sekarang kamu buka pintu nya dulu"pinta Alvaro lagi. Adel pun bangkit dari duduknya lalu menghapus air mata yang tersisa dipipinya. Dirinya membuka pintu kamarnya dilihat Alvaro yang menatap dirinya begitu khawatir, Alvaro pun memeluk tubuh Adel. Dimana justru Adel kembali menangis lagi.
"Sabar kakak akan berusaha biar papah ikhlas"ucap Alvaro

"Ta..pi ka...pan kak?"tanya Adel dengan air mata yang kini sudah membasahi baju Alvaro

"Cepat lambat papah pasti mengerti"jawab Alvaro meyakinkan. Tangis Adel pun mulai reda hanya sisa sesegukan saja.

Setelah kejadian tadi Alfa kini masih termenung diruang kerjanya. Dimana tumpukan laporan yang akan ditanda tangani menanti. Namun pikirannya tidak bisa fokus. Justru dirinya melihat kearah tangannya. Dimana tangan kekarnya akan menampar pipi Adel .

"Apa aku sudah keterlaluan dengan Adel"Alfa bermonolog. Dengan langkah lebar dirinya langsung menuju kamar putrinya.

Tok..tok...

"Masuk aja ka"jawab Adel dari dalam kamar. Alfa membuka pintu kamar Adel. Dirinya langsung melihat Adel dimana anaknya sedang melihat video kebersamaan nya dulu.

Adel pun menoleh namun seketika tubuhnya menegang ketika melihat siapa yang datang dikamarnya.

"Boleh kita bicara?"tanya Alfa dengan suara baritonnya dibalas anggukan dari Adel. Alfa berjalan kearah balkon diikuti Adel. Lalu duduk dibangku yang kursi lipat yang sudah disediakan.

"Ehmm.."Alfa berdehem membuat Adel menoleh

"Papah minta maaf"ucap Alfa seketika hati Adel menghangat.

"Tidak seharusnya papah bersikap seperti ini, maaf beberapa tahun kamu harus dalam masa kesendirian, tapi papah janji mulai saat ini kita mulai kehidupan kita"lanjut Alfa membuat Adel terharu karena bahagia Adel menangis

"Jangan menangis putri kecil ku"ucap Alfa langsung memeluk tubuh Adel

Kebahagiaan Adel tidak terhitung sekarang bahkan ribuan bintang dilangit mungkin akan kalah dengan rasa bahagianya.

"Ini yang lagi mesra mesraan ko aku gak diajak"ucap seseorang membuat keduanya menoleh

"Alvaro"ucap Alfa menitah supaya Alvaro duduk disampingnya

"Mulai sekarang papah akan mulai ngurusin kalian berdua, dan kalian kalau ada masalah apa apa cerita ke papah"ucap Alfa

"Siap kapten!"balas Alvaro hormat kearah Alfa yang membuat Adel terkekeh dengan tingkah kakaknya.

🐤🐤🐤
Malam harinya kini Adel sedang mengerjakan tugas ekonomi yang sangat banyak. Entah dirinya sebenarnya kesal sebab gurunya tidak memeriksa tugasnya tapi hanya asal nilai. Sekarang sudah menunjukkan pukul 10 malam. Adel ingin bertanya bagaimana kabar Ghoza namun ia gengsi.

Hingga tak lama ponselnya berdering lagu Anne Marie-2002 ternyata Ghoza mengajak untuk video call .

Hingga tak lama ponselnya berdering lagu Anne Marie-2002 ternyata Ghoza mengajak untuk video call

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namun sayang langsung mati. Akhirnya Adel memutuskan untuk call back.
Hingga terlihat wajah Ghoza yang sudah berbalut selimut.
"Gimana keadaan kamu?"tanya Adel sambil membenarkan posisi menjadi duduk

"Udah mendingan ko"jawab Ghoza

"Tadi kenapa ko dimatiin baru mau angkat?"tanya Adel lagi

"Mau liat kamu bakalan video call balik gak"jawab Ghoza yang membuat Adel mendengus

"Kamu lagi apa?"tanya Ghoza

"Nih aku lagi ngerjain tugas bu Ratna yang bejibun"jawab Adel menunjukkan buku besarnya dengan penuh tulisan

"Tidur ini udah malam"suruh Ghoza

"Tanggung"tolak Adel

"Tidur, oh iya besok pagi aku jemput kamu"ucap Ghoza

"Emang udah sembuh?"tanya Adel yang tidak yakin dengan wajah Ghoza yang masih terlihat pucat

"Sembuh kan obat aku kamu"jawab Ghoza seketika membuat pipi Adel merona

"Eh..yau..dah sam..pai kete...mu besok"ucap Adel terbata dan langsung mematikan video call .

Dilain tempat Ghoza sedang bingung yang tiba tiba video call mati .Tapi setelah itu dirinya langsung tersenyum pasti kekasihnya itu salah tingkah. Ghoza meletakkan benda pipihnya ke atas nakas lalu memilih untuk tidur.

Hoooooo....haiii akhirnya aku update setelah minggu lalu pts :) btw maaf banget kalo ada typo
Tapi tenang pas udah selesai bakal aku revisi
Jadi buat yang mau aku update lagi aku targetin ya

Vote 50
view nya sebanyak banyaknya
Hehehehe kalo bisa langsung update :)

MY POSSESSIVE BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang