'Aku telah berusaha dan lagi-lagi aku gagal. Ini lebih sulit dari yang ku bayangkan. Aku akan berusaha lagi, untuk melupakanmu.'
"Youra. Apa yang terjadi? Ceritakan padaku." bisik Hyemi pada Youra yang baru saja masuk ke dalam kelas dan terduduk disisinya.
Dan belum sempat Youra menjawab,
"Youra, bagaimana keadaan Wooyoung? Dia tidak kasar padamu, kan?" celetuk Mingi."Kau ini! Diam kau!" pekik Hyemi.
"Aku hanya bertanya." Mingi tak mau kalah. "Apa salah ku?"
"Cukup!" sahut Youra dengan nada tinggi hingga membuat mata seisi kelas tertuju pada Youra termasuk guru bahasa yang sedang sibuk menulis materi di papan tulis. "Ma-maafkan aku.." lanjutnya dengan sedikit menundukkan kepalanya dan kelas kembali tenang.
Hyemi dan Mingi memilih untuk diam dan tidak menanyakan apapun lagi hingga jam pulang pun tiba. Semua siswa dan siswi satu per satu keluar dari kelas dan hanya tersisa Youra, Hyemi dan Mingi.
"Youra!" seru Hyemi dan Mingi secara bersamaan dan mereka berdua saling melempar tatapan sinis setelah itu.
Baru saja Youra ingin membuka bibirnya untuk mengatakan sesuatu, matanya lebih dulu menangkap seseorang yang baru saja masuk ke dalam kelas, seketika bibir Youra tertutup dan bungkam kembali.
Dengan wajah dinginnya dan dengan mengabaikan siapapun yang berada di kelas, Wooyoung mengambil tasnya dan bergegas pergi. Namun, langkahnya terhenti beberapa detik saat mengetahui Seonghwa masuk ke dalam kelas. Seonghwa pun juga terhenti dan mereka saling melempar tatapan tajam meski hanya beberapa detik.
Kemudian Wooyoung berlalu pergi dan Seonghwa kembali pada tujuannya yaitu menjemput Youra. Saat Seonghwa telah berada di hadapan Youra, ia memaksakan senyumannya dan berkata, "Ayo, kita pulang."
Mingi bergegas pergi untuk menyusul Wooyoung dan Hyemi juga akan bergegas untuk pulang.
"Hyemi, kau ingin pulang bersama kita?" tanya Youra.
"Tidak, aku bisa pulang sendiri Youra." jawab Hyemi seraya memberi senyuman sekilas lalu pergi.
Seonghwa mengulurkan tangannya pada Youra seraya masih memberikan senyumannya yang memaksa pada Youra. Youra bangkit dari duduknya seraya menerima tangan Seonghwa yang terasa dingin.
Di perjalan, di dalam mobil, Seonghwa menanyakan tentang bagaimana kelas Youra hari ini. Namun Youra tak menjawab dan yang dilihat Seonghwa hanyalah pandangan kosong dari Youra.
Seonghwa mencoba meraih tangan Youra, "Youra.. Kau memikirkan sesuatu?"
"Ah! A-aku, tidak, aku hanya.." jawab Youra gugup.
Seonghwa menepikan dan menghentikan mobilnya. Kini kedua tangannya menggenggam kedua tangan Youra. Matanya menatap dalam kedua mata Youra, "Aku tahu, kau memikirkan sesuatu." ucapnya yang membuat Youra sedikit terguncang.
"Kau, sedang memikirkan seseorang yang terluka hari ini?"'DEG!'
Detik ini juga Youra tak mampu untuk menatap mata Seonghwa, tangan bahkan bibir Youra bergetar seketika. Youra tak bisa mengatakan apapun.
"Aku akan bersabar dan menunggu. Menunggumu, terutama hatimu agar menjadi milikku seutuhnya." ujar Seonghwa.
"Apa maksudmu? Aku milikmu, aku-"
"Belum, kau mungkin milikku. Tapi hatimu belum sepenuhnya milikku."
"Seonghwa.. Apa yang kau katakan itu.. Tidak benar. Aku, aku milikmu.. Aku.." semakin lama ucapan Youra semakin lirih karena menahan tangisannya.