Pagi-pagi sekali Wooyoung bergegas berangkat ke sekolah hingga melupakan sarapannya. Ia memakai jaket jeansnya, membawa ranselnya dan memakai helmnya. Ia melajukan motornya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Apa yang membuatnya berangkat sepagi itu?
Motornya terhenti di depan rumah seseorang. Ia melepas helmnya dan turun dari motornya. Wooyoung masuk ke dalam rumah tersebut dan saat ia berada diambang pintu rumah, pintu tersebut terbuka.. ia memberikan senyum manisnya pada seorang gadis yang membuka pintu tersebut dan menyapa, "Selamat pagi, Youra..""Wo- Wooyoung? Kenapa kau-"
"Apa aku menjemputmu terlalu pagi?" sahut Wooyoung dengan bertanya.
"Ya.. Aku belum bersiap, aku baru saja memakai seragam ku." jawab Youra yang masih sedikit terkejut dengan kedatangan Wooyoung di rumahnya sepagi ini.
"Ah! Masuklah.." lanjutnya mempersilahkan Wooyoung masuk ke dalam rumahnya.Wooyoung terduduk dan menunggu di ruang tamu, tak lama Ibu Youra datang menghampiri Wooyoung.
"Kau sudah sarapan?" tanya Ibu Youra.Sontak Wooyoung bangkit dan memberi salam pada Ibu Youra kemudian menjawab, "Belum.."
"Sarapanlah bersama kami.."
"Ah! Tidak, aku-"
"Kau harus sarapan. Jika tidak, aku akan berangkat ke sekolah sendiri." celetuk Youra seraya berjalan kearah Wooyoung dan Ibunya dengan membawa ranselnya.
Merekapun akhirnya melakukan sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat ke sekolah. Dan setelah menyelesaikan sarapannya, mereka berpamitan dan memberi salam pada Ibu Youra lalu bergegas pergi ke sekolah.
Selama perjalanan, Youra merasa canggung dan kaku. Wooyoung menggoda Youra dengan sesekali menarik gasnya dan menambah kecepatan motornya. Sontak Youra memeluk pinggang Wooyoung seraya menutup matanya serapat mungkin.
Wooyoung membuka kaca helmnya lalu mengatakan, "Seperti ini lebih baik bukan?"
Youra membuka matanya dan menghela nafasnya kasar, ia merasa kesal dengan Wooyoung lalu dengan cepat ia melepaskan tangannya yang melingkar di pinggang Wooyoung. Namun, Wooyoung lebih cepat menahannya dan membuat tangan Youra kembali melingkar di pinggangnya.
'Sekarang aku harus bagaimana? Kau membuatku.. Membuatku tidak mampu meninggalkanmu..' -Youra
●●
Wooyoung segera mengemasi buku-bukunya dan memasukkannya ke dalam ranselnya, ia membawa ranselnya kemudian meninggalkan bangkunya dan menghampiri Youra yang masih sibuk menyalin catatan dari buku Hyemi. Ia terduduk tepat disisi Youra, di bangku milik Hyemi.
"Belum selesai?" tanyanya dan Youra hanya mengangguk pelan. "Hyemi pulang lebih dulu? Kenapa?" tanyanya lagi."Ibunya memintanya untuk pulang lebih cepat." jawab Youra yang masih sibuk menulis. "Kenapa kau masih disini? Kau tidak pulang?" tanyanya.
"Kita berangkat ke sekolah bersama dan sudah seharusnya-"
"Aku akan pergi ke rumah sakit setelah ini, jadi pulanglah, jangan mencemaskan ku."
Wooyoung terdiam beberapa detik lalu, "Aku akan mengantarmu ke rumah sakit."
Sontak Youra menghentikan penanya yang ia gunakan untuk menulis lalu ia menatap Wooyoung, "Jangan melakukan hal yang akan menyakiti orang lain." ucapnya.
"Seonghwa? Kau takut dia melihatnya?"
"Kau tahu jawabannya, bukan? Jadi jangan bertanya." jawab Youra kesal lalu membereskan buku dan barang-barangnya dan bergegas pergi.
"Youra!"
"Youra!"
Wooyoung berlari mengejar Youra, ia menarik tangan Youra saat mendapatkannya dan yang didapatnya kini adalah sebuah tatapan dingin.
"Aku tidak bermaksud seperti itu.."
![](https://img.wattpad.com/cover/194441181-288-k969475.jpg)