H-2 pernikahan.
Hari ini Youra pulang ke rumahnya. Dia tidak pernah merasa nyaman tinggal di rumah sakit. Yunho mengantar Youra pulang hingga sampai ke rumah dan tidak seperti biasanya, kini Yunho bergegas pergi.Yunho pergi ke sebuah bar yang terkenal di Seoul, Korea. Dia menghabiskan hari ini disana. Dia terus meneguk minuman beralkohol itu berulang kali hingga detik ini dia telah menghabiskan 4 botol besar minuman beralkohol. Setelah meneguk tetes terakhir dari botol ke-4, dia meletakkan gelasnya dan menggenggam erat gelas itu.
"Aku berhasil memisahkanmu dengannya."
"Aku berhasil membuatmu menjadi milikku."
"Kau juga tidak melihatnya lagi, bertemu ataupun mendengar suaranya."
"Tapi kenapa kau masih sangat mencintainya?"
"Aku! Aku yang ada di hadapanmu! Tapi kenapa kau masih mencintainya?!"
Yunho berbicara dan berteriak lalu menangis sesaat.Setelah menghentikan tangisannya, Yunho memesan satu botol lagi minuman beralkohol kepada salah satu pelayan, namun pelayan itu hanya diam dan tak segera memberikan apa yang diinginkan Yunho.
"Kenapa kau diam?!" bentaknya. Kemudian pelayan itu tiba-tiba pergi begitu saja. Tanpa disadarinya, sejak satu jam yang lalu seseorang terus memperhatikannya. Dan seseorang itu juga yang menghentikan tindakan pelayang yang ingin memberikan satu botol minuman lagi kepada Yunho.Seseorang itu berjalan lalu terduduk dihadapan Yunho, menatap Yunho datar dan bertanya, "Kau tidak berhenti?"
Yunho baru menyadari ada seseorang yang terduduk dihadapannya, ia sedikit menyipitkan matanya dan mendekatkan wajahnya kepada seseorang itu. Yunho terkekeh keras lalu berkata, "Aku pikir kau menghilang dan tidak akan kembali lagi. Kau ingin merebut Youra dariku?" tanyanya. "Aku tidak akan membiarkan itu." lanjutnya berbisik.
Seseorang yang ada dihadapannya saat ini adalah seseorang yang tiba-tiba menghilang setelah hidupnya di selamatkan oleh Wooyoung, yaitu Park Seonghwa.
Seonghwa hanya tersenyum sekilas mendengar apa yang baru saja dikatakan Yunho kepadanya.
"Yang aku lihat darimu hanyalah kekhawatiran dan rasa takut yang berlebihan. Kau takut menerima kenyataan yang kau lihat dengan kedua matamu sendiri bahwa Youra tidak akan pernah bisa mencintaimu."
"Dia, hanya mencintai Wooyoung.. Hanya Wooyoung."
Jelasnya kepada Yunho yang sedang mengepalkan kedua tangannya."Sekali lagi kau menyebut nama itu, aku akan membunuhmu." gumam Yunho yang terdengar oleh Seonghwa.
"Melakukan itu tidak akan membuat Youra mencintaimu." sahut Seonghwa cepat. "Aku merasakan hal sama ketika bersama Youra. Aku berusaha dan melakukan segalanya agar Youra melupakan Wooyoung dan hanya mencintaiku, tapi semuanya sia-sia hingga aku sadar bahwa cinta tidak bisa dipaksakan."
"Itu sangat menyakitkan. Menerima kenyataan yang sangat pahit. Awalnya aku tidak peduli dengan perasaan Youra dan aku merasa sangat bangga bisa memilikinya. Namun aku juga merasa sedih karena Youra tidak bahagia bersama ku. Pada akhirnya-""Cukup! Aku tidak akan terpengaruh olehmu!" bentak Yunho memotong penjelasan Seonghwa.
Seonghwa terdiam beberapa detik lalu kembali mengatakan,
"Yang menentukan kebahagiaan Youra adalah dirimu. Kau memilih dia bahagia bersama Wooyoung atau hanya pura-pura bahagia bersamamu seumur hidupnya?"
"Sejak awal kau lebih tahu perasaan Youra untuk siapa, kau bahkan tahu semuanya lebih dari aku. Bagaimana Youra sangat mencintai Wooyoung.."
Seonghwa bangkit dari duduknya dan berlalu pergi meninggalkan Yunho yang sedang menahan amarahnya.●●●
H-1 pernikahan.
Wooyoung terduduk diatas tempat tidurnya seraya memegang sebuah undangan pernikahan. Dia terus memandangi sebuah nama yang tertulis disana, Yunho dan Youra. Wooyoung membuang undangan tersebut ke segala arah dan tepat saat Mingi masuk ke dalam kamarnya, Mingi melihat undangan yang dibuang oleh Wooyoung. Mingi mengambilnya lalu mendekati Wooyoung.