SEMAKIN RUMIT

234 37 10
                                    

"Aku melihatmu terluka di pertandingan itu!"
"Aku bahkan melihatmu tergeletak disana.. Berdarah.. Lalu kau menutup matamu.."
"Aku merasakan sakit! Aku jatuh! Aku juga menutup mataku! Berharap apa yang aku lihat saat itu hanyalah mimpi!"
"Kau tahu bagaimana takutnya aku?!"
"Aku sangat takut!"
"Aku.. Aku.. takut kehilanganmu.."
"Apa gunanya raga.. Tanpa jiwanya..?"

Seraya menyandarkan punggungnya pada sebuah dinding di sebelah pintu ruangan ICU, Seonghwa memejamkan matanya dan memasang telinganya tajam untuk mendengarkan semua yang dikatakan Youra kepada Wooyoung.
Seonghwa membuka matanya perlahan. Kini dia telah mendapatkan semua jawabannya.
'Hanya Wooyoung yang di cintainya.'
Seonghwa berjalan meninggalkan tempat itu dan menuju ke resepsionis rumah sakit. Dia meminta sebuah kertas kosong dan juga bulpoin. Dia menuliskan sesuatu di kertas kosong itu dan memberikannya kepada seorang perawat yang akan pergi ke ruangan ICU di mana Wooyoung di rawat lalu Seonghwa berlalu pergi..

●●

Dokter bersama asisten sekaligus perawat rumah sakit masuk ke dalam ruangan ICU di mana Wooyoung di rawat. Dokter tersebut terkejut melihat Wooyoung yang telah melepas alat bantu pernafasannya. Dokter meminta perawat untuk kembali memasangkan alat bantu pernafasan tersebut dan Wooyoung kembali berbaring di tempat tidurnya.
"Kondisimu belum sepenuhnya pulih, lukamu juga masih basah jadi jangan banyak bergerak atau melakukan hal lain. Tetaplah di tempat tidurmu." ujar dokter usai memeriksa keadaan Wooyoung.
"Jika keadaanmu sudah lebih membaik dari ini, kau akan dipindahkan ke kamar lain." lanjut dokter tersebut.

"Kau? Kau pasien dari sekolah yang sama dengannya, bukan?" tanya dokter kepada Youra.

Youra membulatkan matanya lalu menjawab, "Iya.."

"Kau juga butuh istirahat, lihatlah wajahmu sangat pucat. Segera kembali ke kamarmu." dokter itu menegur Youra dan Youra hanya mengangguk pelan lalu dokter tersebut berlalu pergi.

Namun, seorang perawat justru berjalan mendekati Youra dan bertanya, "Kau pasien yang bernama Youra?"

"Iya itu aku.." jawab Youra.

"Ini untukmu.."
Perawat itu memberikan sebuah kertas yang terlipat kepada Youra kemudian berlalu pergi.

Youra merasa bingung lalu ia segera membuka kertas tersebut dan membacanya..

"Sebenarnya.. Aku tidak tahu apa yang harus aku tulis.. Aku hanya ingin minta maaf dan aku merasa sangat malu kepada diriku sendiri.
Aku baru menyadarinya..
Maafkan aku..
Selama ini aku menyusahkanmu, aku memaksamu untuk berada disisiku. Aku mengikatmu dan membuatmu sulit bernafas.
Sekarang aku tahu, bahkan di setiap hembusan nafasmu, kau hanya akan mencintai Wooyoung. Sekeras apapun aku berusaha, aku tidak akan bisa memiliki hatimu.
Pergilah.. Pergilah kepadanya.. Aku akan baik-baik saja.
Ya.. Meski sebenarnya aku akan kesulitan bernafas tanpamu, aku akan berusaha bertahan.
Jangan mencariku.. Aku akan tetap hidup dengan cinta ini..
Biarlah waktu yang menentukannya, apakah aku akan melupakanmu atau aku akan hidup dengan terus mencintaimu? Hanya mencintaimu.."
-Seonghwa.

Youra terduduk lemas di kursi yang berada di samping tempat tidur Wooyoung. Mata Youra kembali berkaca-kaca. Tanpa bertanya, Wooyoung mengambil sebuah kertas yang di genggam Youra dan membacanya.

"Dia melakukan semua ini untuk membuktikan, siapa sebenarnya yang kau cintai.." ucap Wooyoung usai membaca surat dari Seonghwa.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" gumam Youra bertanya pada dirinya sendiri.

[✔]❝HURT❞-ATEEZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang