Hari ini seperti biasa, Youra berangkat ke sekolahnya dengan menaiki bus. Sesampainya di sekolah, matanya tidak menemukan motor Wooyoung. Dan benar dugaannya, Wooyoung tidak masuk hari ini. Youra berusaha menutupi rasa khawatirnya, namun gagal.
"Kenapa Wooyoung tidak masuk?" tanya Hyemi berbisik pada Youra selama kelas berlangsung.
Youra tidak menjawab.
"Youra!" bentak Hyemi dengan nada berbisik. "Apa yang terjadi?"
"Aku memaafkan Seonghwa dan menerimanya lagi. Mungkin Wooyoung marah." jawab Youra cepat dan datar.
"APA?!" celetuk Hyemi seraya bangkit dari duduknya. Sontak seisi kelas memperhatikannya begitu pula dengan guru Kwon.
"Hyemi! Ada apa?" tanya guru Kwon.
"Ah! Tidak ada, maafkan aku.." jawab Hyemi kemudian kembali terduduk dan berbisik pada Youra, "Kau gila.. Aku tidak percaya ini.."
"Menurutmu aku harus bagaimana? Dua orang lelaki sama-sama membutuhkan ku. Dan jika aku menolak salah satunya, nyawa dan hidupnya yang akan menjadi taruhannya. Apakah aku bisa hidup dengan tenang jika itu terjadi? Aku akan merasa bersalah seumur hidupku jika itu benar terjadi." jawab Youra tanpa menatap Hyemi.
Hyemi terdiam dan berpikir kemudian mengusap bahu Youra, "Ceritakan padaku nanti.. Maafkan aku sebelumnya."
Youra tersenyum kecil pada Hyemi.
●●
Di taman sekolah, Youra menceritakan semuanya yang terjadi kepada sahabatnya Hyemi. Youra bercerita dengan menahan tangisannya. Setelah selesai dengan ceritanya, Youra menundukkan kepalanya. Ia menyembunyikan tangisannya.
Hyemi kembali mengusap pelan bahu Youra, "Kenapa kau harus mengalami ini? Kau baru saja mendapatkan kebahagiaanmu bersamanya. Bersama orang yang benar-benar kau cintai. Tapi.. Youra, apa kau yakin dengan keputusanmu?"
Youra mengangkat kepalanya dan menghela nafasnya perlahan.
"Seperti yang kau lihat, bahkan waktu pun menentang hubungan ku dengan Wooyoung. Jadi.. Mungkin ini yang terbaik.""Youra!!"
"Youra!!"
Teriak Mingi seraya berlari kearah Youra dan Hyemi.
"Kau harus menghentikan Wooyoung!!" katanya setelah menghentikan langkah kakinya di hadapan Youra dengan nafas yang tak beraturan."Kenapa? Apa yang terjadi?" tanya Youra.
"Aku tidak tahu apa masalah kalian, tapi dia baru saja pulang ke rumah tadi pagi, itu sebabnya dia tidak masuk hari ini. Dan baru saja ada yang menghubungiku, dia mengatakan Wooyoung ikut balapan liar lagi nanti malam." jelas Mingi.
"Youra.. Kau tahu bahwa Wooyoung sulit mengendalikan dirinya sendiri ketika marah, aku takut terjadi sesuatu padanya. Dia tidak ingin memenangkan balapan liar itu, dia hanya ingin melampiaskan amarahnya." lanjutnya.Youra terdiam dan berpikir. Ia sangat mengkhawatirkan Wooyoung, tapi ia tidak tahu harus melakukan apa.
"Youra, aku mohon hentikan dia.." Mingi memohon. "Dia sangat mencintaimu, dia pasti mendengarkanmu."
●●
Setelah pulang sekolah, Youra pamit kepada Ibunya untuk pergi ke rumah sakit menjenguk Seonghwa. Selama perjalanannya menuju ke rumah sakit, pikiran Youra tidak bisa tenang. Yang ada di pikirannya kini hanyalah Wooyoung.
Dan setelah sampai di rumah sakit, ia berusaha untuk fokus pada Seonghwa dan membuang segala pikirannya tentang Wooyoung."Akhirnya kau datang, aku menunggumu.." ucap Seonghwa saat Youra baru saja masuk ke ruangannya. Youra tersenyum seraya berjalan ke arah Seonghwa.
"Maafkan aku membuatmu menunggu lama.."