Youra berusaha membuka matanya yang masih terasa berat bahkan kepalanya juga sangat pusing. Tubuhnya yang lemas tak bertenaga itu membawanya pergi ke kamar mandi. Usai membersihkan tubuhnya, ia memakai seragamnya dengan perlahan.
DRRTT! DRRTT!
"Sayang, apapun yang terjadi hari ini, jangan marah padaku.. Aku akan baik-baik saja. Aku mencintaimu.."
Youra membaca pesan singkat dari Seonghwa. 'Apa maksudnya? Aku tidak mengerti.' pikir Youra bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
"Youra.. Kau sudah bangun?"
Ibu Youra tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya lalu mendekatinya.
"Kau terlihat kurang enak badan, lihat wajahmu, pucat sekali. Istirahat saja, jangan pergi ke sekolah hari ini."Youra hanya terdiam dan tersenyum sekilas kepada Ibunya.
"Ibu menyiapkan sarapan untukmu, apa perlu Ibu membawanya kesini?"
Youra menggeleng pelan, "Aku belum lapar.." jawabnya lirih lalu Ibunya pergi meninggalkannya.
'Kenapa aku tiba-tiba memikirkan Yunho? Apa yang membuatnya kembali? Dan kenapa dia tidak mengatakan yang sebenarnya sejak awal?'
Kepala Youra semakin terasa pusing, akhirnya dia memutuskan untuk tidak pergi ke sekolah hari ini. Namun saat dia ingin merebahkan tubuhnya di tempat tidur, ponselnya kembali bergetar. Pesan masuk dari Hyemi.."Kenapa kau belum datang? Hari ini ada pertandingan basket, kelas kita melawan kelas Seonghwa dan apa kau tidak tahu? Seonghwa juga ikut bergabung dalam tim basketnya lagi. Bukankah dia tidak bisa bermain basket lagi??"
"Jadi.. Selama ini Seonghwa?" Youra membulatkan matanya lalu bergegas pergi ke sekolah. Ibunya sempat menahannya namun itu percuma. Youra berangkat ke sekolah dengan naik bus.
'Untuk apa dia masuk ke tim basket lagi? Untuk apa?!'
'Kenapa dia membohongiku?'
'Kenapa dia tidak memikirkan kesehatannya?'
'Apa yang sebenarnya terjadi?!'●●
"Ada apa? Apa yang ingin kau katakan?" tanya Yunho kepada Seonghwa yang sedang bersama San di ruangan ganti.
Seonghwa menghela nafasnya perlahan sebelum mengatakannya kepada Yunho.
"Aku ingin kau menyerang ku saat pertandingan nanti."Yunho mengerutkan keningnya, "Menyerangmu? Aku akan melawanmu sesuai aturan permainan basket, bukan menyerangmu. Aku tidak akan melakukannya." jawabnya.
"San akan menyerang Wooyoung dan kau harus menyerangku. Aku ingin melihatnya sendiri. Apa benar Youra hanya mencintai Wooyoung?"
Yunho terkekeh, "Kau harusnya tahu jawabannya tanpa melakukan semua ini." katanya kemudian berlalu pergi.
"Lakukan saja apa yang aku katakan. San akan mematahkan kakinya. Bukankah kau membencinya?" langkah kaki Yunho terhenti saat mendengar kalimat yang di katakan Seonghwa.
Yunho memutar tubuhnya dan menatap Seonghwa tajam lalu menjawab, "Lalu? Apa itu akan merubah cinta Youra kepada Wooyoung?"
"Jika kau tidak melakukannya, aku yang akan menyerangmu." jawab Seonghwa lalu pergi bersama San dan meninggalkan Yunho.
Seonghwa telah mempersiapkan dirinya untuk hari ini. Dia berjalan bersama San menuju ke tengah lapangan seraya terus memikirkan kalimat yang dikatakan Wooyoung kepadanya..
"Kau ingat saat di mana kau berlutut seharian di tengah lapangan sekolah, apa dia peduli padamu saat itu? Bahkan ketika seseorang mengatakan padanya kau tidak dalam keadaan baik-baik saja saat itu, dia masih diam dan berpikir apakah dia yakin akan pergi menemuimu?"
"Perbedaannya adalah.. Jika aku yang berada diposisimu, meski aku telah melukainya berulang kali, tanpa berpikir panjang dia akan datang kepadaku. Semua orang tahu, ketika aku terluka, orang yang paling khawatir hingga tak peduli dengan dirinya sendiri, adalah Youra. Ketika aku terluka atau dalam bahaya, dia yang berlari cepat untukku tak peduli apa bahaya yang akan di dapatnya."
