The Power Of Money

2K 230 77
                                    

hai hai hallooooooo


Aneka sayur, nasi, saus merah pedas sedikit asam, dua butir telur mentah, dan potongan tuna mentah sudah tersedia. Pagi ini Yoona ingin dibuatkan bimbimbap dan pastinya oleh tangan Seohyun sendiri. Bukan hal sulit mendapatkan sepiring atau semangkok bimbimbap. Tuan putri itu bisa meminta ART menyiapkannya. Tapi dia hanya mau dari tangan Seohyun. Apalagi sudah empat tahun bersilam.

"Ikannya masih segar." Ujar Yoona melahap sepotong tuna usai dicocol ke kecap asin dan wasabi. Sedangkan, lengan kiri terus melingkar di pinggang Seohyun yang tengah berdiri mengaduk nasi agar tercampur ke semua bahan. Sesekali wajah atau hidung terbenam ke pinggang menghirup aroma tubuh Seohyun.

"Sudah selesai, Yoong. Makanlah! Yang ini untuk Jichu." Ujar Seohyun menutup sepiring satu lagi dengan tudung saji.

Dari dapur tampak dua pria paruh baya bersama seorang wanita berjalan masuk sambil mengobrol santai. Dua pria yang merayakan kerja sama mereka tadi malam. Sementara wanita satu lagi adalah putri tunggal salah satu pria tersebut.

"Seohyunnie,"

"Annyeonghaseyo, Im Ahjussi, Park Ahjussi, Ailee Shi." Salam Seohyun menunduk hormat. Melihat Yoona masih duduk tenang, dia menyubit jemari di pinggang memberi aba-aba agar memberi salam pada tamu.

"Annyeong, Ahjussi, Ailee," sapa Yoona malas tanpa beranjak dari duduk seraya mengeratkan lengan di pinggang Seohyun.

"Pagi, Nak. Jadi akhirnya kau membuat sarapan untuk Yoona lagi?" goda Im ahjussi membuka tudung saji.

"Iya, Ahjussi. Kalau mau aku akan buatkan."

"Ah tidak, Nak. Tadi sudah sarapan. Perutku bisa buncit kalau makan banyak-banyak." Ujar Im ahjussi kemudian menatap putri sulung sibuk makan seolah tidak ada siapapun di dapur. "Yoona, kau kan masih tidak ada kegiatan. Ajaklah Ailee jalan-jalan!"

Yoona buru-buru menggeleng. "Tidak bisa, Appa. Aku dan Seohyun ada janji. Kami sudah empat tahun tidak bertemu. Tidak bisa ditunda."

"Memang kalian akan keluar seharian?"

"Ne." Tegas Yoona tanpa segan meski di sana ada ayah Ailee. "Bahkan bersama seharian pun tidak cukup membayar waktu empat tahun, Appa."

Park ahjussi dan Ailee saling melirik tak suka mendengar penolakan yang sangat terang-terangan. Apalagi penolakan demi seorang wanita jelata si penjaga toko roti. Jauh sekali dibanding Ailee seorang putri pengusaha dan wanita karir di kantor cabang milik ayahnya.

"Kalau begitu besok atau lusa."

"Entah. Tidak janji. Appa, aku benar-benar lapar."

Diam-diam Ailee mengepalkan jemari di balik punggung karena Yoona keras kepala. Andai di ruangan hanya ada dia dan Seohyun, ingin sekali dilayangkan pukulan agar Yoona tak perlu menolak perintah Im ahjussi demi wanita biasa.

"Aaahh, Ailee, maafkan sikap putriku. Dia, Jisoo, dan Seohyun memang tumbuh bersama jadi begini. Hahahah."

"Oh, jangan dipermasalahkan, Ahjussi. Selamat sarapan, Yoong. Aku berharap bisa membuatkanmu sarapan di lain waktu."

"Oh iya, Yoona ah, Ailee akan masuk kursus memasak minggu depan." Imbuh Park ahjussi merangkul pundak sang putri seolah hal kecil tersebut adalah sebuah kebanggaan.

Yoona sekadar memanggut sambil mengunyah bimbimbap. Masuk kursus memasak bukan hal istimewa baginya. Dia sama sekali tak peduli apapun yang dilakukan Ailee.

*

"Kau sangat tidak sopan."

"Siapa peduli?"

Our Destiny (YoonHyun + ChaeSoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang