STOP!!

1.6K 196 61
                                    

Haaaaaalo para pembaca dan komentator setia. pembaca lama dan baru, makasih banyak. yang baru-baru gak mau komen, kritik, atau saran gitu? kenalan juga boleh. menambah pertemanan. banyak teman banyak yang di ghibahin. eehhh?

"Mengapa pura-pura menolak sementara hatimu masih sangat mencintaiku?"

"Jadi tujuanmu kemari hanya untuk ini?"

"Seohyunnie!" sentak Yoona terpancing emosi karena sejak pergi kemari pun dia sudah terbawa emosi dari rumah. "Apa maumu sebenarnya? Kau mencintaiku tapi karena memandang status akhirnya mundur. Tapi di sisi lain seluruh maksud baik appa selalu ditolak. Mengapa tidak memanfaatkan itu untuk menyetaraiku kalau status yang menjadi kendala?"

Hening sejenak. Seohyun menghela napas lemah seraya menarik diri enggan menyahut. Yoona sedang dikuasai amarah. Kini bertambah sang ayah hendak menjodohkan dengan orang lain.

"Seohyunnie!" panggil Yoona lagi menarik kasar lengan Seohyun hingga reflek berbalik menabraknya.

"Yoong!"

Muach. Yoona langsung mencium bibir Seohyun tapi mendapat rontaan dan disusul tamparan. Plak! Tak menyerah, Yoona kembali meraih tengkuk serta menghentakkan tubuh Seohyun ke tembok dan mendaratkan bibir lagi. Jemari satunya menahan erat-erat pergelangan.

Cupphh, muach, acchh.

Bunyi pagutan, lumatan, dan hisapan mulut Yoona pada bibir Seohyun. Walau berusaha meronta, apa daya Seohyun kualahan karena dia benar-benar tersudutkan. Terimpit tembok, tubuh Yoona, dan cengkraman di pergelangan serta tengkuk.

"Muach," ciuman terlepas. Yoona butuh udara tapi masih tak rela melepas Seohyun.

PLAK! Telapak Seohyun satunya melayang keras ke pelipis dan pipi Yoona.

"Sadarlah, Yoong!" bentak Seohyun sekuat tenaga mendorong tubuh Yoona kemudian berlari ke kamar.

Namun, Yoona lebih sigap menahan papan pintu dan mendobraknya membuat Seohyun terpental ke belakang. Dia menutup pintu kasar lalu menguncinya tanpa melepas pandangan pada si pemilik kamar.

"Yoong, kau dikuasai napsu dan amarah." Ujar Seohyun mulai ketakutan seraya mundur perlahan karena di depan mata bukan lagi melihat sesosok Im Yoona, tapi monster berapi-api.

"Kau yang membuatku begini, Seohyunnie." Pekik Yoona berusaha meraih lengan Seohyun tapi Seohyun buru-buru menepis dan mundur mengitari dinding kamar. "Keadaan menjadi rumit karenamu. Ingat kah? Kau pernah berjanji pada mendiang eomma agar selalu di sisiku. Lalu sekarang?"

"Menjagamu, Yoong, bukan mengikuti napsumu. Sadarlah, Yoong! Aku sahabatmu sejak kita bayi."

"Lalu kenapa kau ketakutan sekarang? Bukankah kita sahabat?" ujar Yoona tersenyum tapi bukan senyuman hangat melainkan senyum mengetikan. "Mengapa kau tak mau menjadi sahabat hidupku? Menua bersama? Mengapa, Hyunnie? Kau mengingkari janji pada eomma ku. Sama saja menyakitinya."

Punggung Seohyun menabrak dinding sedangkan di sisi kanan juga tembok. Sepasang mata melirik ke kiri tepat ke arah ranjang. Satu-satunya jalan tersisa.

Yoona menyadari niatan sang sahabat. Tepat Seohyun bergerak ke ranjang, dia turut melompat seraya menarik jemari itu hingga sama-sama terjatuh. Yoona lekas menindih Seohyun lalu meraih kedua tangan ke atas kepala dan menekan kuat-kuat. Sementara jemari lain membekap mulut Seohyun agar tak berteriak.

"Ssstttt!" pinta Yoona setengah terduduk di perut Seohyun. "Jika kau takut atau menolak memilikiku, biarkan aku yang memilikimu. Ingat? Aku berjanji tak akan menodai siapapun. Yang kumau hanya dirimu."

Our Destiny (YoonHyun + ChaeSoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang