haaaiiiii semua. yg kemarin patah hati karena *tittt* semoga up ini bisa mengobati. hihihihi
Brak! Dua maps berisi lembaran terlempar ke meja tepat di hadapan Im ahjussi dari tangan wanita yang sedari dulu berharap menjadi menantu. Telapak tangan memukul meja kasar tak peduli pada siapa dan di mana kaki menginjakkan kaki. Dia hanya butuh perhatian dan kepatuhan. Lancang!
"Ailee?"
"Aku ingin mengambil seluruh hak-hak ayahku! Bisa segera?" lontar Ailee menyorot tajam dan benar-benar hilang santun.
"Duduk dan pesanlah sesu..."
"Tidak perlu basa-basi, Ahjussi. Kembalikan saja saham ayahku dan kita tidak ada urusan apapun!"
Im ahjussi menghirup napas berat sejurus kedua tangan menarik kerah jas. Punggung bersandar ke kursi dan kepala terangkat membentuk sudut lancip dari leher memandang putri mendiang sahabat. Gurat sedih dan kecewa berusaha diredam.
"Tidak ada yang ditinggalkan appamu, Nak."
Brak!
"Bohong! Kau pasti merampas seluruh hak-hak appa. Orang jahat! Pengkhianat!"
"Tenanglah, Ailee!"
"AKU TIDAK BISA TENANG SELAMA HARTA AYAHKU MASIH DI BAWAH KEKUASAAN ORANG TAMAK SEPERTIMU. PENIPU! PENGKHIANAT!"
Glek! Pintu terbuka menampakkan dua ajudan berpakaian kemeja dan jas. Dua pasang mata menatap sang tuan dan pemudi bergantian. Ketika hendak menghampiri Im ahjussi mengangkat tangan dan memberi isyarat agar keluar.
Glek!
"Jangan membuatku hilang sabar, Ailee! Duduk dan biar kujelaskan apa yang tidak kau ketahui." Tutur Im ahjussi masih menunjukkan wibawa. Selain memang penyabar, beliau juga harus menjaga nama baik dan mengingat siapa wanita di hadapannya.
"Perjanjian bisnis kalian ada di maps ini! Tanda tangani saja dan kita selesai."
"Aku tidak bisa menandatangani perjanjian yang memiliki perjanjian baru. Ailee, tenang dan dengar baik-baik!" ucap Im ahjussi sedikit memberi penekanan sambil berdiri bertumpu pada sepasang lengan di meja. "Ayahmu berhutang besar pada perusahaan. Selama ini aku yang selalu menutupinya. Dokumen ini tidak ada artinya sama sekali dibanding seluruh tanggungan untuk ayahmu."
"Tanggungan? Ayahku adalah pria baik-baik. Jangan membual atas orang yang sudah tidak ada."
"Aku tak pernah sekalipun mau mengatakan ini padamu, Ailee. Hingga kini pun aku masih menghargai dia jadi tolong jaga sikapmu baik-baik. Jangan sekali-kali membuat orang tuamu malu! Berbenahlah, Nak. Mumpung ada kesempatan."
"Jangan mengajariku, Ahjussi! Seorang pengkhianat tidak layak menasihati anak orang lain."
Im ahjussi samar-samar paham ke mana arah pembicaraan Ailee. Pasti tidak jauh-jauh dari sakit hati karena Yoona menjadi milik orang lain. Ailee patah hati karena seluruh usaha tidak pernah tertinggal sedikitpun di hati istri Seohyun. Mungkin pula berpikir bahwa sang ayah mengakhiri hidup karena gagal menjodohkannya dan Yoona.
"Ahjussi seorang pembohong. Demi menutupi pengkhianatan kau mengarang cerita bahkan untuk seseorang yang sudah tidur dengan tenang." Pekik Ailee menunjuk wajah Im ahjussi tanpa rasa takut. Urat-urat leher sampai timbul karena bentuk kemarahan dan tidak terima. "ANDA TIDAK LEBIH DARI SEORANG BEDEBAH!"
Im ahjussi membisu. Jantungnya seperti dilindas tank mendengar ucapan menusuk Ailee. Tak menyangka bahwa cerminan mendiang sahabat tak retak sama sekali dalam diri putri semata wayang. Persis dugaan silam. Ailee adalah hasil jiplakan ayahnya tanpa cacat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny (YoonHyun + ChaeSoo)
FanfictionPolemik cinta empat wanita terhalang status sosial.