Bogoshippeo

5.4K 273 77
                                    

haloooooooooo,

udah nungguin ya? eh gak ada ya? huhuhuu. 

seperti biasa, cerita di sini kebanyakan gak rutin tiap malam bisa up. jadi, sabarlah! hahaha

*

Wanita bergaun putih berdiri di balik pintu menguntit seseorang di antara kerumunan wanita. Sekumpulan kaum sosialita, berkelas, dan konglomerat. Dia sendiri? Hanya penjaga toko roti yang sedikit beruntung bisa menginjakkan kaki di rumah megah sejak duduk di bangku dasar. Gaun dikenakan pun pinjaman demi acara ini. 

"Yoona ah, semoga kau suka hadiahku. Salah satu coklat terbaik dari Swiss."

"Gomawo, Taenggo."

"Beauty Necklace for you, Baby. Blanc And Eclare."

"As always." Sahut wanita berbalut gaun merah menampakkan bahu putih cantik dan bersih, atau baru saja disapa Yoona. Dia menerima kado kecil berebahkan kalung emas sambil tersenyum merekah.

"Ya, sekalian promosi. Hahaha. Ngomong-ngomong, selamat untuk kelulusanmu juga."

"Ooohh ya, Sica, kau kan sering pulang-pergi Amerika. Kenapa kalian jarang bertemu?"

"Fany ah, beritahu kekasihmu Amerika seluas apa!"

Obrolan di sana makin membuat hati wanita di balik pintu merasa minder. Disaat orang dirindukan mendapat hadiah mewah dari golongan berada, dia hanya bisa membelikan jaket untuk musim dingin. Sangat jauh dibanding nominal barang-barang mahal impor dari negri-negri di benua lain.

"Ada atau tidaknya aku tidak akan membawa pengaruh. Lebih baik pulang saja." Batin wanita penguntit menarik diri tanpa sempat bertemu Yoona. Wajah menggantung layu meski terpoles make up. Punggung usai tidur siang tiba-tiba melemah dan agak membungkuk.

"Lulusan universitas di Amerika."

Empat tahun lalu Yoona tiba-tiba ingin mengenyam pendidikan di Negri Paman Sam. Tidak ada alasan pasti selain daripada memperluas pergaulan dan wawasan. Selama setengah windu pula mereka tak bertemu dan komunikasi merenggang. Bukan hal sulit terbang pulang-pergi dari Amerika ke Korea mengingat ekonomi Yoona. Tapi wanita yang kini hidup sosialita tampak enggan pulang atau sengaja menjauh. Atau pernah pulang tapi tak menghubungi atau menemuinya.

"Kehidupan kita sudah berbeda. Bahkan sejak kau dan Jisoo diadopsi oleh keluarga Im. Kita seperti langit dan bumi."


-flashback-

"Seohyunnie, kenapa tiba-tiba minta pindah kamar? Apa kau bertengkar dengan Yoona dan Jisoo?" Wanita paruh baya sekaligus salah satu pengurus panti asuhan menggendong gadis kecil bernama Seohyun ke pangkuan dan mengecup pipi kilas.

"Tidak, Eomma. Yoongie dan Chuchu akan pergi dan punya teman baru. Jadi aku hanya mau membiasakan diri tanpa mereka."

"Kenapa Hyunnie pikir begitu? Yoong dan Jisoo kan sudah janji akan sering kemari."

Tik! Air mata tiba-tiba menitip dari pelupuk Seohyun. Kepalanya menggeleng membuat rambut berkuncir kuda menggibas pelan.

"Anak-anak lain bilang itu bohong. Yoongie dan Chuchu akan menjadi orang kaya dan punya teman-teman kaya juga. Lama-lama Yoongie dan Chuchu pasti melupakan Hyunnie. Jadi lebih baik Hyunnie membiasakan diri."

"Mana mungkin, Nak? Yoong dan Jisoo sangat menyayangimu. Bahkan mereka juga ingin kau diadopsi oleh orang tua angkat mereka."

Bibir kecil Seohyun mengulum menahan isakan. Mata kecil berkaca-kaca lagi sejurus kemudian bibir bergetar cepat. Seraut wajah yang sudah seperti ibunya terbias kabur.

Our Destiny (YoonHyun + ChaeSoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang