Transaksi?

1K 172 91
                                    

setelah kemarin up lumayan pendek, ini lumayan panjang ya. 

kalau ada dari kalian yg tengah menikmati SEMALAM NUSANTARA di salah satu kota di Jawa Timur, selamat! karena aku gak bisa hadir gaes. maklum jomblo, gak ada yg nemenin. eehhh


Jisoo dan Rose di taman saling melempar daun-daun kering dan menghindar. Keduanya tertawa menikmati musim gugur pertama mereka. Di mana daun-daun menguning dan berjatuhan mengotori bumi. Tapi panorama yang tak dimiliki semua negara tersorot indah di mata mereka.

"Hahahaha," tawa Jisoo membopong dedauan lalu menghamburkan ke Rose disusul pelukan sebelum kemudian mereka sama-sama jatuh ke tumpukan daun.

"Aigooo, hahahaha. Minggir! Aku akan membalasmu."

Rose berusaha menyingkirkan tubuh Jisoo tapi tak berhasil karena terus digelitik. Alhasil dia meraih daun-daun di sekitarnya dan menumpahkan ke punggung kekasih.

"Yeeyyyy, kita tertimbun!" sorak Rose terus melimpahkan daun kering di atas badan mereka.

Jisoo terus tersenyum menyapu wajah pastanya. Seraut paras indah nan lugu yang menemani hari-hari selama hampir setahun sejak pertama kali saling menyapa. Masih teringat jelas kala Rose ditindas beberapa mahasiswi. Itu adalah momen pertama mereka. Tepat pula di mana Jisoo terpesona melihat lekuk wanita bernama Roseanne Park.

"Pasta," lirih Jisoo menyelipkan jemari di antara helai-helai rambut Rose. Beberapa saat kemudian dia mengecup bibir Rose dan diam sejenak baru dilepas. Mereka sama-sama tersenyum lalu Jisoo mencium lagi, lagi, dan melumat kecil. "Saranghae, Pasta."

"Nado saranghae, Chuchu." Lirih Rose menelusupkan telapak ke tengkuk Jisoo dan meraih bibir itu. Memagut pelan dan dalam sekian detik.

Mereka lalu bangkit sebelum terperosok ke birahi lebih jauh. Takut tiba-tiba ada orang dan menangkap basah. Apalagi menginjak senja dan penikmat taman mulai ramai. Rose menggandeng Jisoo ke area pejalan kaki dan duduk di kursi sisi lampu.

"Chuchu, kau mau makan apa? Di sana banyak stan yang mulai buka." Tunjuk Rose ke persimpangan.

*

Seohyun menatap dedaunan di bawah payung semburat senja dari jendela kamar. Cantik. Bayang-bayang masa kecil dan tawa bersama anak-anak panti asuhan terngiang kembali. Setiap musim gugur dan salju datang, mereka bersuka-cita bermain di bawah pohon pekarangan menikmati hujanan daun. Kala salju tiba mereka berjajar di batang pohon. Seseorang akan menggoyangkan pohon hingga butiran salju jatuh ke badan mereka.

"Cuph!" kecup Yoona di rambut Seohyun lalu menyingkirkan helai rambut dari bahu. Disingkirkan pula blouse agar menampakkan kulit cantik putih istrinya. Lagi, bibir mengecup basah sedikit menjilat sampai meninggalkan bekas merah. Dia pun membopong Seohyun ke ranjang lalu menindihnya.

"Tidak menunggu makan malam dulu?"

"Tidak bisa menunggu, Yeobo." Gumam Yoona menggosok hidung ke pipi kenyal Seohyun.

"Arraseo, Yoongie. Seberapa besar cintamu pada makanan tetap lebih besar libidomu." Goda Seohyun membuat Yoona mendesis dan berdecak. "Hahahaha. Ukhh, Yoongie ku merajuk. Kemari!"

Seohyun langsung memutar tubuh mereka dan mengulum bibir Yoona. Tapi setiap kali ingin dibalas Seohyun malah menjauhkan bibir dan tercengir puas mengerjai sang istri.

"Aigoooo, aku akan menghukummu!" Yoona kembali memutar dan berada di atas sambil menggelitik perut Seohyun.

"Hahahaha. Yoongie, geli! Hentikan!"

"Shireo. Rasakan! Hahahaha."

Jemari Yoona menyelinap ke dalam kaos sambil terus mengelitik merambat ke dua gundukan Seohyun. Gelitikan terhenti berganti remasan. Tawa pun menjadi desahan kecil. Sepasang mata sipit Seohyun setengah terpejam menikmati pijatan sang istri.

Our Destiny (YoonHyun + ChaeSoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang