Bingung cari judul. hahahaha
Yoona dan Seohyun saling bertukar cincin usai mengucap janji suci. Mereka pun berpelukan tak lupa mengucap syukur karena akhirnya dipersatukan setelah sempat berpisah. Dalam kisah mereka, jodoh ibarat ranting dan dedaunan. Daun-daun kering berguguran dan jatuh akan terlahir hijau nan segar lagi di sisi ranting.
"Mereka terlahir untuk bersatu." Lirih Jisoo terharu melihat raut bahagia kedua kakak.
"Apa ada seseorang yang dilahirkan untukku?"
Irene dan Wendy yang berdiri tepat di kedua sisi Jennie sontak menoleh.
"Sejauh memantau belum ada."
"Ne, kau harus bersabar dulu. Ada perjuangan panjang sebelum menemukan jodoh. Seperti Yoong unnie dan Seo unnie." Tutur Irene menimpali ucapan Wendy.
Jennie mengerucutkan bibir karena sahutan dua sahabat lebih mirip ledekan. Hari-hari di kampus tak luput dari kemesraan SeulRene dan ChaeSoo. Dia juga ingin jalan bergandeng tangan bersama pasangan. Bosan sekali kalau di saat dua pasangan sibuk masing-masing dia hanya menggigit bibir. Syukur-syukur ada Wendy. Tapi satu-satunya sahabat lajang konon dekat dengan seorang model bernama Joy. Nasib.
"Hari paling kutunggu. Di mana hidup kita adalah milik satu sama lain." Ucap Yoona menatap dalam mimik Seohyun.
"Aku masih tidak menyangka kita benar-benar menikah. Sulit dipercaya."
"Jika aku mencium bibirmu apa masih tidak percaya?" bisik Yoona agak menyondongkan kepala.
Buk! Seohyun reflek memukul bahu Yoona dan memicingkan mata.
"Jangan macam-macam!"
"Hahahahah. Baru menikah sudah diancam." Tawa Yoona kembali memeluk Seohyun tak ketinggalkan mengecup pelipisnya.
"Ya Tuhan, mereka itu benar-benar manis."
Irene menghela napas karena Jennie terus merasa iri akan keharmonisan kedua kakak Jisoo. Dia juga iri, tapi tidak seberlebihan Jennie. Mungkin karena Seulgi ada di sisinya. Berbeda dari Jennie yang lajang menahun. Meski sempat berpacaran dengan Kai, salah satu mahasiswa aktif di bidang voli, faktanya Jennie tidak nyaman menjalin hubungan dengan laki-laki karena ternyata dia satu jenis dengan sekawanannya. Lesbian.
"Wajahmu tegang. Ada apa, Jessie?" tegur Tiffany merangkul bahu Jessica.
Tepat, Jessica. Meski sempat tidak berbicara lama, Yoona tetap mengundang Jessica karena tak ingin membuat teman lain bertanya-tanya. Apalagi Seohyun sama sekali tidak tahu soal ucapan Jessica yang cukup merendahkan.
"Tidak apa. Hanya tidak menyangka Yoona memilih pernikahan sederhana begini."
"Tidak aneh. Yoona selalu ingat darimana dia berasal. Tidak ada yang perlu disombongkan." Sahut Taeyeon tersenyum memandang salah satu sahabat menyusul ke pelaminan melepas masa lajang setelah sekian lama berusaha bangkit. "Aku bersyukur Yoona mendapat wanita seperti Seohyun. Wanita lurus, punya profesi jelas dan dirintis sejak kecil, juga penuh kesederhanaan. Yoona butuh pasangan seperti itu, bukan wanita strata sosial setara lalu berhura-hura seolah uang bisa beranak-pinak dan tak habis belasan turunan."
Ucapan Taeyeon ternyata lebih dalam lagi. Tak tahu berapa kali sudah lapisan wajah Jessica dikoyak atas balasan ucapan remeh lalu.
"Setuju. Seperti aku membutuhkanmu, Taetae." Tukas Tiffany mengeratkan pelukan di lengan Taeyeon.
Hubungan Tiffany dan Taeyeon tak jauh berbeda dari Yoona dan Seohyun. Tiffany punya jabatan tinggi di sebuah majalah fashion. Sementara Taeyeon dulu hanya pegawai di toko sepatu dan menyempatkan diri membuat lagu. Kegigihan Taeyeon mengantarkannya ke salah satu perusahaan yang menaungi banyak penyanyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny (YoonHyun + ChaeSoo)
FanfictionPolemik cinta empat wanita terhalang status sosial.