plis, jangan mengutuk author habis baca chapter ini! kalau ngutuk jadi tinggi, langsing, apalagi diangkat jadi adek YoonHyun boleh deh. serius!
Byuurrr! Dua baskom air menyiram ke kepala Seohyun dan Rose. Seohyun lebih dulu sadar dan langsung dihadapkan ke tubuh Rose terkulai dalam posisi sepasang kaki dan kedua lengan terikat ke belakang. Bagian mulut dilakban.
Kaget melihat wanita yang tiba-tiba menghilang lalu hadir pada situasi begini, Seohyun meronta tapi sadar bahwa dirinya tak lebih baik. Dia duduk terikat di kursi dan mulut juga dilakban. Di sisinya berdiri Ailee berkacak pinggang melempar senyum sinis.
"Bagaimana istirahatmu?" desis Ailee menepuk-nepuk pelipis dan pipi Seohyun yang membiru dan lebam karena hantaman di lantai sebelum kemudian pingsan.
"Mmmm hmmm."desah Seohyun merasa perih dan berat di bagian wajah.
"Mmmpppphh!"
Perhatian Ailee dan Seohyun tertuju ke Rose yang sudah sadar. Rose meronta berusaha melepaskan diri dari ikatan, tapi simpul rumit dan erat terlalu susah dilepas.
"Hai, Rose? Namamu Rose kan? Roseanne Park. Putri si pecundang Park Yoochun sekaligus kekasih Jisoo yang tidak diterima oleh keluarga Im. Naas sekali." Ujar Ailee bernada mengejek kemudian menaruh lengan di bahu Seohyun sebelum kemudian menjambak helai-helai rambut di pelipis. "Haahhhh, sekali bertindak dua korban kudapat. Yang 1 istri Yoona dan 1 lagi kekasih Jisoo. Dunia sangat sempit."
"Mmmpphhh! Emmmm!" erang Rose seolah berbunyi, 'Lepaskan! Jangan berani kau melukai Seohyun unnie!'
Ailee tampak tak senang mendengar raungan Rose. Dia berganti menunduk dan mencengkeram lengan anak Park Yoochun. "Kau! Berhenti berlagak seperti pahlawan. Karena apa? KARENA KAU JUGA AKAN BINASA DI SINI. Kalian berdua akan menjadi rasa sakit dan hukuman untuk keluarga Im. Aku telah bersumpah membuat mereka menderita dan membayar kematian ayah. MEREKA HARUS TERSIKSA!"
Sekian detik kemudian Ailee berdiri seperti orang linglung. Dia melihat dua wajah tak berdaya di kedua sisi. "Mengapa ini tidak menjadi menarik? Mulut kalian tertutup. Padahal akan menyenangkan jika mendengar kalian memohon paling tidak untuk nyawa sendiri. Hahahaha."
Langsung saja Ailee menarik kasar lakban di bibir Seohyun. Tarikan kasar kontan membuat lapisan kulit manis tersobek dan mengeluarkan darah. Tak berhenti, tangan yang sama mencengkeram pipi dan mulut Seohyun. Ibu jari menekan area lebam membuat Seohyun tersentak kaget bercampur sakit.
"Sakit ya? Hah? Sakit 'kan? Tapi tidak sesakit orang yang harus menemukan mayat ayahnya." Lirih Ailee tak merasa iba sedikitpun. "Ngomong-ngomong bagaimana menjadi istri dan menantu keluarga Im? Menyenangkan bukan? Setiap malam tidur di pelukan yang harusnya menjadi milikku."
Plak! Ailee menampar wajah Seohyun lagi sebelum kemudian menendang kursi hingga Seohyun jatuh terperosok menyumbu lantai. BRAK! Belum selesai. Ailee sekuat tenaga menarik kursi kembali ke posisi semula. Jari-jari berisi kejahatan mencambak rambut Seohyun sampai dagu menengadah. Tampak darah dari bibir mengalir bercampur titik-titik air.
"Mmmpppp!" erang Rose meronta lebih keras melihat Seohyun diperlakukan tidak manusiawi. Bahkan air matanya langsung menitik menangkap kekejaman Ailee. "Mmppphhh!"
"Aku ingin tahu bagaimana perasaan dan kacaunya Im Yoona melihat istri kesayangan tidak berdaya."
"Yoong..." ucap Seohyun lemah setengah mendesah. "Yoongie akan membunuhmu."
"HAHAHAHAHAHAHAHA." Gelegar tawa Ailee. "Jangan melawak diambang kematian, Seohyun! Yoona mu pasti menangis seperti sampah. Hidupnya hancur. Dan bagaimana hati seorang ayah melihat putri yang dipungut harus mendekam di rumah sakit jiwa? Hahahahaha."
![](https://img.wattpad.com/cover/202775537-288-k928439.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny (YoonHyun + ChaeSoo)
FanficPolemik cinta empat wanita terhalang status sosial.