haaaaalo! siapkan hati kalian untukku. eehh untuk baca maksudnya. hihihi
"Appaaaa, Unniieeee," girang Jisoo menghambur peluk ke Seohyun dan ayahanda. Dalam balutan pakaian wisuda lengkap bersama toga dia melonjak senang. "Eeehh? Di mana pabo unnie?"
"Eih!" tegur Seohyun mengacak rambut Jisoo. "Yoong tidak bisa datang karena rapat. Dia sudah menaruh bunga dan banyak coklat juga snack di kamarmu."
Jisoo mencibir di pelukan Im ahjussi tapi sekian waktu kemudian terperingis lagi. "Asyik! Daripada dia datang membawa tangan kosong, lebih baik tidak datang tapi beri banyak makanan. Lebih untung."
Im ahjussi hanya menggeleng melihat putri bungsu yang masih belum meninggalkan sikap kekanakan. Tentu alasan tersebut didasari didikan mendiang istri beserta putri dan menantu. Memanjakan dan selalu dibela. Tapi bersyukur sang putri tumbuh menjadi anak baik-baik dan membanggakan.
"Chuchu, kau bilang ingin mengenalkan seseorang."
"Nnngggg... heheheh."
Kedua pipi bersemu mendengar peringatan Seohyun. Bukan bagaimana tapi dia malu karena diingatkan di depan ayahanda. Padahal rencana awal bukan Im ahjussi melainkan Yoona yang akan datang.
"Siapa, Seo?"
"Tidak tahu, Appa. Tapi sepertinya spesial karena dia bilang akan memperkenalkan setelah wisuda."
"Kekasih?"
"Bisa jadi, Appa. Hihihi." Goda Seohyun melihat raut Jisoo tertunduk malu.
"Aisshhh, sudah sudah. Kita pulang. Dia tadi buru-buru karena kejar deadline pekerjaan."
"Ohhh sudah bekerja sepertimu? Baguslah."
"Dia malah sudah bekerja sejak lama. Anak sebatang kara yang mandiri." Puji Jisoo menimpali sahutan Seohyun. "Oh iya, Unnie kenal dia. Nanti Unnie pasti senang sekali kalau sudah bertemu."
Im ahjussi senyum-senyum saja melihat Jisoo kasmaran untuk pertama kali. Sudah wajar bilamana putri bungsu memiliki pujaan hati. Tapi karena masih awal beliau tidak terlalu menggebu apalagi menuntut soal pasangan Jisoo. Masih terlalu awal.
Berbeda dari Seohyun. Sepanjang jalan pulang sang kakak terus mengorek informasi mengenai kekasih Jisoo. Dia diterjang badai penasaran karena adiknya tak berhenti senyum-senyum seperti orang baru jatuh cinta. Padahal menurut pernyataan, mereka sudah menjalin hubungan lebih dari setengah tahun. Berarti Jisoo ahli dalam backstreet sampai-sampai kedua kakak pun tidak tahu.
"Sabarlah, Unnie. Appa, Unnie terus memaksaku."
"Wajar, Nak. Biasanya kau selalu memberitahu apapun pada unnie-unnie mu. Sekarang soal kekasih malah tidak memberitahu."
"Yaaahhh, kami hanya menepati janji agar tidak usah mengungkapkan hubungan sebelum lulus atau mendapat pekerjaan tetap, Appa."
"Kalian terkesan seperti mempersiapkan pernikahan saja." heran Seohyun karena Jisoo baru masuk fase pacaran dan lulus kuliah.
Masuk akal bila dua orang menjalin hubungan menunda pernikahan sampai lulus kuliah dan mendapat pekerjaan tetap. Tapi bagaimana kalau pacaran? Apa harus dua orang dewasa menyembunyikan hubungan pacar dari keluarga? Mungkinkah takut putus atau tidak benar-benar serius sampai harus disembunyikan? Atau bisa saja pasangan tersebut lebih mengutamakan pendidikan dan karir lebih dulu. Bisa juga ada sesuatu yang sengaja ditutupi.
*
"Appa keluar kota lagi?"
"Lusa baru kembali. Aku sudah mengingatkan agar mengurangi kegiatan di luar kota. Tapi appa bilang mumpung masih bugar dan anak-anak sudah punya tanggung jawab masing-masing. Yoong, coba nasihati appa! Mungkin mau dengar kalau kau yang beritahu." Tutur Seohyun melepas sabuk pengaman selepas mobil berhenti di garasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny (YoonHyun + ChaeSoo)
FanfictionPolemik cinta empat wanita terhalang status sosial.