Putri Nagasa

161 20 0
                                    


Kringg....

Alarm berbunyi tepat pukul 5 pagi membuat seorang gadis yang masih di dalam selimut berdecak. Gadis itu, Putri, bangun dengan mata masih terpejam dan mematikan alarm. Hari ini adalah hari pertama masuk setelah liburan semester.

"Kok liburan bentar banget sih, mana udah pagi." Dia bergumam kesal, sambil menuju kamar mandi.

Setelah ia selesai bersiap, dia turun ke bawah menuju dapur. Melihat mamanya sedang menyiapkan sarapan.

"Dek, tuh nasi goreng dimakan," Lis, mama Putri membuka suara memecah keheningan membuat Putri tersadar dari lamunan.

"Iya mah," Jawab Putri malas sambil mengambil nasi gorengnya lalu memakannya, entah kenapa selera makannya jadi hilang pagi ini, bahkan moodnya juga.

Setelah makan dengan cepat Putri pun berangkat kesekolah, diantar ayahnya tentunya, karena sekolah dan kantor ayahnya cukup dekat jadi diantar ayahnya saja.

15 menit haru Putri tempuh untuk sampai di sekolahnya. Sesampainya didepan gerbang Putri pun turun.

Langkah gontai Putri menuntun dia kearah kelasnya, rupanya kelas nya sudah ramai sekali bahkan dari ujung koridor pun sudah terdengar suara ramai dari kelasnya.

Putri memasuki kelasnya membuat keempat sahabatnya melihat kearahnya, tumben sekali mereka sudah lengkap, biasanya pukul segini masih ada yang terlambat.

"Tumben amat lu jam segini baru dateng, biasanya kita-kita ada yang masih di kasur lu udah sampai sekolah" Tanya Sasha– Sasha Talena Fitri salah satu sahabatnya, selalu up to date dengan gaya nya yang kekinian membuatnya terlihat paling menonjol dari temannya yang lain.

"Kelamaan waktu sarapan tadi" Jawab Putri, selama dia sarapan memang kerjaannya hanya melamun saja, bahkan Lis harus menggebrak meja berulang kali untuk menyadarkannya.

"Anjir, kok bisa lama? Ngelamun lu yah... Kenapa sih lu? Beban hidup apaan? Netra?"  Tanya Shina membuat Putri menatap tajam kearahnya. Shina Salsadila, dia juga salah satu diantara teman Putri, mukanya yang terlihat judes terkadang sering membuat seseorang berfikir buruk tentangnya padahal belum mengenalnya, padahal jika sudah dekat dia bisa melakukan hal-hal bobrok yang terkadang tidak disangka. Dia juga terkadang bucin jika sudah membicarakan cowok.

"Kagak, bukan dia. Semalam gua tidur malem banget jadi ya gitu, masih ngantuk jadi melamun" Jawab Putri, malam tadi memang dia tidur terlalu larut hanya karena sibuk men scroll instagram.

Pagi ini rasanya Putri tidak memiliki mood sama sekali, dia sangat lelah ditambah dengan pelajaran yang harus ia pahami hari ini, otaknya butuh istirahat. Baiklah ini memang salah dia karena tidur terlalu malam, tapi saat ini dia ingin tidur.

Bel istirahat berbunyi membuat semua murid bersorak gembira lalu berlari ke kantin untuk merayakannya.

Putri tidak ada niatan pergi ke kantin sama sekali, meski perutnya berbunyi menuntut makanan. Putri melipat tangannya diatas meja menjadikan tangannya sebagai bantal untuk tidur.

Ketika Putri mulai menutup matanya beberapa anak dikelasnya membicarakan sesuatu, sepertinya tentang cowok.

"Lu tau Aldi kelas 10 IPA 1?" Tanya salah satu diantara mereka. Tunggu, Aldi? Sepertinya Putri sering mendengar nama itu, tentu saja sering nama Aldi kan banyak, dasar Putri bodoh.

"Iya tau, Aldi Rivano kan? Kapten basket itu, udah pintar, tinggi, jago basket, cakep lagi" Ucap yang lainnya membuat Putri mengerutkan keningnya.

Aldi ini siapa? Rasanya namanya sangat familiar, Aldi Rivano, nama itu rasanya pernah ia dengar sebelumnya.

Shasa, Shina dan kedua orang teman Putri lainnya yaitu Tina dan Diarra kembali ke kelas lalu duduk dibangku dekat dengan Putri setelah membeli beberapa jajanan dikantin.

"Tuh pada ngapain lagi, gibah sambil bikin lingkaran udah kayak lagi nge remake rapat meja bundar" Ucap Diarra membuat beberapa sahabat Putri tertawa.

"Biasa ngomongin cowok, Aldi Rivano namanya, siapa dah? Gua kayak pernah denger gitu" Tanya Putri kepada keempat sahabatnya.

"Oh Aldi, emang lagi rame banget yang ngomongin dia, mungkin lu denger orang yang ngomongin dia" Ucap Shina dengan santai sambil kembali meminum es nya.

"Bukan, rasanya gua denger bukan dari sekolah dan rasanya kayak udah lama banget gua dengernya" Ucap Putri membuat keempat temannya bingung.

"De javu maksud lu?" Tanya Diarra membuat Putri mengangguk setuju dengannya.

"Yaa bisa dibilang gitu, kayak kenal aja gitu ama namanya" Ucap Putri membuat keempat temannya tertawa.

"Ngadi-ngadi lu kalo ngomong, lu aja kali yang ngerasa kayak gitu" Ucap Shina.

"Iya kali gua yang ngada-ngada, by the way kalian belum jawab pertanyaan gua, Aldi Rivano itu siapa?" Tanya Putri penasaran.

"Anak 10 IPA 1, masa gak tau Put? Kelasnya diujung koridor gitu, kapten basket juga dia, pinter juga" Ucap Shasa mendeskripsikan Aldi dengan singkat.

"Oh, gitu, gua gak pernah liat sih anaknya, mungkin gak engeh aja" Ucap Putri singkat lalu kembali menaruh kepalanya diatas tumpukan tangannya.

"Katanya sih anaknya dingin banget makanya banyak yang mau ngedeketin karena penasaran, gak tau juga sih bener atau nggak, banyak yang manggil dia kutub soalnya" Ucap Shasa membuat teman-temannya sedikit penasaran.

"Kok lu bisa tau? Sering stalk lu yah?" Tanya Shina pada Shasa membuatnya menggeleng.

"Kagak, Salah satu geng Vanya ada yang temenan sama gua terus sering bocorin apa aja yang diomongin sama gengnya deh, akhir-akhir ini ngomongin Aldi jadi gua tau" Ucap Shasa membuat temannya mengangguk-angguk sok paham.

"Lu masih Put ama anak SMA sebelah?" Tanya Tina membuat Putri mendongakkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Tina.

"Siapa? Netra?" Tanya Putri— dia Netra Nugraih, dia merupakan salah satu siswa berprestasi dalam bidang futsal membuat nya menjadi incaran cewek dari banyak sekolah. Mereka memang berada di sekolah yang berbeda.

"Ya iya lah Netra, siapa lagi? Emang pacar lu ada selain Netra?" Tanya Tina membuat Putri menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal.

"Hehe, ya gak ada Netra doang sih kan buat mastiin doang, hehe. Alhamdulillah masih kok, tapi akhir-akhir ini sering ngilang dia, gak tau kemana" Ucap Putri

"Sibuk kali, mau ada tanding futsal" Ucap Tina menenangkan Putri.

"Iya kali" Jawab Putri singkat, dia masih berusaha meyakinkan dirinya untuk percaya bahwa Netra memang hanya sedang sibuk saja, tapi terkadang perasaan dan hatinya berkata lain, seolah ada sesuati yang Netra senyembunyikan sesuatu yang dirinya tidak tahu. Tapi mungkin itu hanya perasaannya saja, mungkin.

Just A Friend To You (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang