Insiden

57 14 0
                                    

Sekarang pukul setengah 6 pagi, Aldi sedang memakai seragamnya dan yang bisa dia pikirkan adalah apa yang akan terjadi hari ini, Putri akan latihan drama dengan Ficky dan dia benci itu. Mungkin saja drama itu hanya alasannya saja untuk mendekati Putri. Bagaimana kalau Putri malah jatuh cinta dengan Ficky? Apa yang harus Aldi lakukan?.

"Sebagai sahabat gua harusnya dukung dia kan? Gua harusnya senang karena dia pengen itu dari kecil dan sekarang terwujud, tapi rasa dihati gua juga gak bisa dibohongin, gua sayang sama dia dan mungkin sekarang gua cemburu. Tunggu, cemburu? Buat apa gua cemburu? Dia kan cuma sahabat gua, apa yang harus gua cemburuin, dia bebas lah mau ngapain aja" Aldi menjambak rambutnya frustasi memikirkan semua itu.

Aldi yang masih berdiri di depan cerminnya mendengar pintu kamarnya terbuka membuat nya berbalik dan melihat sosok Veronica--ibunya berdiri di depan pintu kamarnya sambil geleng-geleng melihat anaknya yang masih saja mengancingkan bajunya di depan cermin.

"Kamu dari tadi ngapain aja Aldi. Masa selesai mandi sudah daritadi banget tapi masih ngancingin baju. Kenapa dengan kamu ini? Memikirkan sesuatu yah?" Tanya Veronica membuat Aldi menjadi sedikit gugup mendengarnya.

"Nggak kok, gak ada apa-apa. Udah sana ibu turun dulu nanti Aldi nyusul kebawah" Ucap Aldi membuat ibu nya mengangguk kepadanya.

"Yaudah, cepetan loh yah awas aja sampai lama lagi" Ucap ibunya disusul dengan anggukan dari Aldi lalu ibunya pun turun lagi ke bawah.

Tak lama setelah ibunya Aldi turun, Aldi pun turun menyusul ibunya dibawah jika tidak buru-buru menyusul ibunya pasti nanti akan mengomel lagi.

"Sarapan dulu Aldi baru berangkat" Ucap Veronica begitu melihat Aldi turun dari tangganya.

"Iya bu, ini juga Aldi mau sarapan" Ucap Aldi lalu mengambil rotinya, mengoleskan selai kesukaannya.

Setelah memakan rotinya dan menenggak susunya habis Aldi langsung berpamitan kepada ibunya.

Aldi melajukan motornya menuju rumah bibinya didekat sini, dia tidak diizinkan untuk memarkirkannya di sekolah, terakhir kali dia parkirkan saja motornya sudah di pilox sana sini.

Aldi berjalan menuju kelasnya dengan tangan yang dia masukan kedalam kantung celananya, sesampainya dikelas dia melihat Putri yang sedang tersenyum kearahnya.

10 menit sudah berlalu, baik Putri maupun Aldi tidak ada yang membuka suara sama sekali.

"Puut.." Panggil Aldi pelan memberanikan diri untuk bertanya pada Putri. Pertanyaan ini menyiksa Aldi seperti berputar-putar dikepalanya.

"Iya, kenapa Di?" Jawab Putri sambil masih sibuk dengan ponsel yang dia pegang.

"Lu jadi latihan drama sama Ficky?" Tanya Aldi penasaran, dia pasrah jika memang Putri menerimanya, dia berhak atas itu, apalagi itu keinginan dia sejak kecil.

"Jadi nanti abis pulang sekolah gua latihan di aula" Ucap Putri membuat bahu Aldi turun seketika. Aldi menyenderkan badannya ke kursi yang ia duduki.
"Tumben nanya mulu kemaren kan udah gua jawab Di" Ucap Putri seketika membuat Aldi membeku dan gugup, bingung harus menjawab apa.

"Gak apa-apa kok Put, gua nanya doang" Ucap Aldi, bagaimana bisa dia tidak apa-apa, hatinya sedang gusar, bingung serta menahan cemburu. Tidak usah ditanya juga seharusnya orang sudah bisa membaca gelagatnya, memang dasar Putri kurang peka.

Just A Friend To You (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang