Luka

86 21 0
                                    

Layaknya senja, kau pergi meninggalkan jejak indah dan kenangan yang indah. Terlalu indah hingga aku sulit untuk melupakannya.
Mungkin ini lah yang terbaik, kau pergi dengan pilihanmu dan aku akan disini berusaha menghilangkan semua angan tentangmu.
Mungkin memang kau bukan yang terbaik untukkuPutri Nagasa untuk Netra

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

Pagi ini putri sudah berada dikelas, dia terpaksa harus berbohong lagi kepada orang tuanya, pagi ini dia bilang bahwa dia disuruh bu Tuti untuk membantunya di perpustakaan, nyatanya? Disini lah Putri sekarang dikelasnya dengan tangannya yang terlipat di atas mejanya menutupi wajahnya.

"Puut..., Putri.... Gua ada kabarrrr...." Ucap Tina sambil melambaikan tangan dan berlari kearah Putri membuat Putri terpaksa mengangkat wajahnya.

"Kabar apa Tin?" Ucap Putri bernada malas dengan wajah khas baru bangun tidurnya.

"Gua mau bilang sesuatu ama lu, tapi janji yah lu gak akan galau atau sedih setelah denger kabar dari gua" Ucap Tina sambil menatap wajah Putri dengan tatapan khawatir.

"Hm, iya gua janji gak akan galau. Emang apaan sih? Jangan buat penasaran deh Tin" Ucap Putri dengan wajah penasarannya.

"Lu inget Netra punya temen kecil kan? Yang namanya Farhel yang anak SMA Rajawali juga, inget kan?" Ucap Tina pada Putri.

"Iya gua inget" Jawab Putri singkat setelah tahu bahwa kabar yang Tina bawa mengarah pada Netra.

"Nah gua dapet kabar dari dia Put, katanya Netra udah deket sama cewek lain, kayak PDKT gitu, ama adek kelasnya udah dari 2 bulan yang lalu dan setau Farhel dia udah putusin lu dari 5 bulan yang lalu" Ucap Tina pada Putri dengan tampang khawatir tercetak di wajahnya saat ini.

"Tunggu, dia bilang Netra udah putusin gua dari 5 bulan yang lalu? Ini sebenernya yang bohong Netra atau Farhel sih? Gak, gak mungkin Putra ngelakuin ini. Gua gak ada apa-apa kok sama dia, gak ada masalah sama sekali, masa tiba-tiba dia bilang kita putus begini?" Ucap Putri badannya mendadak lemas ketika mendengar itu.

"Mungkin dia memang udah suka sama adik kelasnya itu Put, kalau tentang siapa yang bohong gua gak tau Put tapi yang dibilang sama Farhel kemarin ya begitu" Ucap Tina merangkul Putri berusaha menenangkannya.

Jujur saja yang ingin dilakukan Putri saat itu hanyalah menangis, badannya lemas saat ini dia benar-benar tidak habis pikir, untuk apa Putra melakukannya? Apa karena dia sudah suka dengan yang lain? Kenapa tidak katakan saja langsung padanya? Kenapa langsung pergi menghilang begitu saja? Kenapa dia menghilang begitu saja lalu datang dengan kabar seperti ini? Apakah Farhel yang berbohong? Tapi kenapa?.

Huh, sungguh banyak pertanyaan yang ada diotaknya saat ini, membuatnya sedikit pusing.

"Yaudahlah biarin aja, mungkin dia bukan jodoh gua" Hanya kata itu yang bisa dia keluarkan, dia berusaha tenang meski nyatanya hatinya tidak begitu.

"Yah Put, jangan nangis, gua merasa bersalah banget nih" Ucap Tina dengan tampang bersalahnya.

"Gua gak nangis Tinaaa, lagi pula buat apa nangisin cowok yang ninggalin kita kan? Makasih yah udah kasih tau itu, kalau lu gak kasih tau mungkin gua masih ngejar dan berharap sama dia sekarang" Ucap Putri lalu memeluk Tina yang duduk disebelahnya.

"Udahlah lu ama Aldi aja, cocok daripada mikirin cowok macam Netra, buat lu nangis doang" Sasha ikut-ikutan, entah sejak kapan ia berada disamping Putri.

"Apaan sih lu , Aldi mulu bosen gua dengernya, lagian siapa juga yang nangis" Ucap Putri menyangkal perkataan dari Sasha.

"Ya kan daripada ama cowok macam Netra mending ama Aldi, ketauan lebih ganteng, lebih pinter, lebih lebih lah pokoknya" Ucap Sasha pada Putri.

Just A Friend To You (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang