Dance with You

44 12 1
                                    

If the whole world was watching i'd still dance with you -Niall Horan-

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

Hari ini Aldi dan Putri berencana latihan di halaman rumah Aldi. Semalam Aldi meminta izin kepada ibunya, awalnya ibunya sedikit marah karena belum tahu siapa 'teman' yang Aldi maksud, tapi begitu tahu bahwa 'teman' yang Aldi maksud adalah Putri langsung diperbolehkan begitu saja, katanya "Kalau Putri kan ibu sudah tahu dari keluarga baik dan tidak macam-macam, jadi ya ibu bolehkan".

Putri juga sudah meminta izin dari mamanya, tidak beda jauh dari Aldi mamanya juga awalnya tidak mengizinkannya, tapi begitu tahu bahwa Putri pergi ke rumah Aldi langsung diizinkan begitu saja.

Saat ini mereka sedang sibuk dengan ekskul mereka masing-masing, Aldi dengan dribble an bola di tangannya, sedangkan Putri dengan kuda-kuda kakinya.

Meski sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing Aldi masih saja menyempatkan diri untuk menoleh kearah Putri beberapa kali membuat Putri terkadang menjadi tidak fokus dan malah tersipu malu.

"Kenapa gak lu tembak aja sih tuh anak?" Cetus Halim sambil menghampiri Aldi yang sedang duduk saat pelatih mereka memperbolehkan istirahat.

"Mati lah tuh anak" Jawab Aldi santai sambil mengambil botol minum lalu menenggak minumannya.

"Bukan gitu maksud gua dodol" Jawab Halim sambil menoyor kepala Aldi membuat si pemilik kepala meringis.

"Trus maksud lu apa lemper?" Tanya Aldi sambil menatap iseng ke arah Halim.

"Kok lemper sihhh?" Balas Halim sambil memonyongkan bibirnya.

"Lagian lu manggil gua dodol, gak usah monyong-monyong gitu udah jelek nambah enek tau gak?" Jawab Aldi sambil tertawa melihat wajah sahabatnya.

"Oke, back to topic, maksud gua tuh, kenapa lu gak nyatain cinta aja ke dia? Gua tuh geregetan ama kalian berdua kayaknya udah cocok banget, udah deket juga, tapi gak jadian-jadian" Ucap Halim dengan muka geregetannya sambil melihat Aldi.

"Gua belom siap aja Lim" Jawab Aldi singkat tanpa menoleh kearah Halim.

"Belom siap apa nya sih Di, lu tuh cuma nembak, pacaran gitu, bukan nikah anjir" Ucap Halim bertambah geregetan melihat tingkah sahabatnya.

"Ya emang pacaran itu gak butuh persiapan? Pacaran juga butuh komitmen Lim, gak sebatas macarin anak orang buat pegangan tangan doang, kalo kayak gitu anak bayi juga bisa. Kalau udah pacaran artinya lu siap buat selalu ada sama dia dua puluh empat jam, ngeluangin waktu lu buat dengerin dia, dan gua pikir gua belom siap aja" Ucap Aldi sambil sibuk mencari handuk kecilnya didalam tasnya.

"Ya bener juga sih, tapi kan jangan lama-lama juga Di, nanti keburu diambil sama orang kan susah lagi" Ucap Halim membuat Aldi tertawa tipis.

"Kalo emang jodoh mah walaupun dia pacaran ama seratus orang ending nya tetep balik ke gua Lim" Ucap Aldi membuat Halim mengangguk mendengar perkataannya.

✧・゚: *✧・゚:*

Ekskul sudah baru saja dibubarkan, Aldi menyandarkan dirinya di tembok sambil menunggu Putri mengganti bajunya.

5 menit kemudian Aldi melihat Putri dengan kaus abu-abunya menuju kearah Aldi membuat Aldi langsung berdiri dari sandarannya.

Mereka pergi menuju rumah Aldi dengan motor milik Aldi, setelah sampai didepan gerbang, rumahnya terlihat sepi sekoli.

"Ayah sama ibu lu kemana? Tumben sepi banget?" Tanya Putri ketika turun dari motor Aldi.

"Gak tau, tadi pagi sih gak bilang apa-apa, mungkin didalem. Udah yuk masuk aja" Ucap Aldi membuat Putri mengangguk.

Just A Friend To You (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang