28

17.8K 3.1K 1.2K
                                    

iya siapin tisu, tisu magic.ggg

vote komen dlu gan








adakalanya ketika kita bahagia, kita akan melupakan semua masalah kita, akan melupakan sesuatu yang mengacaukan pikiran, memenuhi tawa itu hingga dunia tertipu

pada dasarnya manusia tidak sempurna, pertahanan mereka tidak bisa kokoh terus menerus, hati tak dapat di bohongi ketika kesakitan, dan pikiran tidak bisa bebas ketika  masalah itu belum terselesaikan

bahkan orang yang terlihat sangat tidak peduli di dunia pun, pasti punya kelemahan

begitu pula hana yang hanya manusia biasa, dia tidak bisa menjadi hana yang kuat, hana yang selalu ceria, hana yang tanpa celah, hana yang tidak peduli apapun, hana yang tahan banting dan selalu menghibur teman temannya

pertahanannya bisa runtuh kapan saja bahkan di tengah tengah kebahagiaan sekalipun

luka nya terlalu dalam, hatinya sudah sangat rapuh walaupun rasa sakit nya sudah mulai terbiasa ia rasakan

"pah, papah baru pulang?"

hana berusaha menahan air matanya, apalagi begitu papah-- lelaki yang merupakan orang tua nya menyembunyikan helm hijau di selipan lemari pakaiannya

"papah, baru pulang kerja?"-

papah tersenyum, meng-iyakan

"papah nge-grab di daerah mana? di luar kota ya? makanya jarang pulang"-

miris, hana samasekali tidak merasa sakit karna malu ayahnya hanya seorang supir grab, tapi hana merasa sakit karna-- papa menyembunyikan pekerjaannya itu

memang papa kira hana adalah anak seperti itu?,

hana merasa sakit begitu papa takut kalau pekerjaannya ini membuat anaknya malu

tapi itu tidak seberapa dibanding pemikiran hana sekarang, membayangkan mama-nya yang hanya bisa meminta uang papa untuk kebutuhannya, mendua kan suaminya sementara papa banting tulang bekerja

"k-kamu udah tau?"-

hana tersenyum tipis, "yaela pa, kenapasi? halal kan?, hana ga bakal malu"

papa akhirnya menghela nafas, memijat pelipis nya lalu melempar senyuman teduh pada hana

"papa kekurangan uang, usaha papa ga terlalu lancar sekarang, jadi harus nge-grab"-

"santuy pah, hana mah yang penting papah pulang, jaga diri baik baik, masalah uang kan abang udah kerja dikit dikit, hana bisa handle uang"-

papa hanya mengusap usap rambut hana,

"papa mau pergi lagi, tiap Minggu pulang, tapi kamu jangan nunggu ya"-

hana tidak bisa apa apa, dia mengangguk patuh, melihat ayahnya pergi lagi dengan membawa tas besar berisi pakaian ganti

gadis itu tau keluarganya sedang dilanda krisis akhir akhir ini, usaha papa lebih dari cukup untuk memenuhi keluarga kecilnya, bahkan bisa membangun rumah sebesar ini dan membelikan abang nya mobil untuk sehari hari

tapi papa bukan hanya menafkahi keluarga kecilnya

papa menafkahi keluarga besar nya

papa adalah anak sulung yang memiliki 3 adik, adik pertama dan kedua nya perempuan sudah menikah, dan yang ketiga adalah laki laki yang mulai memasuki dunia kerja

namun pekerjaan adik nya hanyalah  pegawai PT dan satunya lagi pengangguran, mereka sering meminta uang pada papa, dan meminjamnya tanpa ingat di kembalikan, apalagi eyang putri juga sering meminta dibelikan ini itu dan

KENTANG ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang