45

16.7K 2.2K 1.2K
                                    

now playing Remember of today - hilang dan lupakan



Hana hampir membalikkan tubuhnya ketika melihat adegan panas itu, tapi tindakan dan jalan pikirannya tidak sinkron, hana...

Ingin tahu reaksi jimin

BRAK!!!

pintu itu terbuka lebar, jimin menyadari nya dan bangun dari posisi itu, jira berdiri, menampilkan gaun tidur tanpa bawahan yang menampilkan paha mulus nya

pura pura biasa aja han, bisa kan?

hana memicing jijik, sebelum akhirnya dia tertawa hambar "hahaha, gak pro lu, berzinah tuh sewa hotel biar enak, untung yang dateng gua, bukan bapak lu"- 

hana menghampiri jimin dan jira, perbedaan ekspresi dari jimin yang terlihat memandang hana terkejut, dan jira yang tersenyum picik

kaki mungil itu melompat kecil agar tangannya bisa menjitak kepala jimin, "bodoh! kunci pintunya nanti, kapan kapan kalau gini lagi gua panggilin sensus 88 biar di grebek sekalian"-

senyum itu terpatri di wajah hana, sementara jimin..

entahlah..

selama hidupnya, jimin tidak pernah merasa bersalah, ego tinggi dan segala tindakannya selalu benar menurut persepsi nya, tapi kini, dia merasa bersalah, benar benar bersalah

melunak, perasaan asing ini membuat jantung nya berpacu lebih cepat, takut..., takut hana tidak akan mempercayai nya lagi
takut sewaktu waktu, gadis ini benar benar meninggalkan jimin

iya, mungkin ego jimin masih tinggi, jelas jelas dia telah menyakiti hana, membuai gadis itu dengan 1001 kata manis dan menjatuhkannya begitu saja

tapi..

jimin masih enggan untuk melepas gadis itu, sekarang, atau besok, atau besoknya lagi dan seterusnya

dan satu hal yang jimin sadari, ada yang lebih menakutkan dibanding kekecewaan hana, yaitu senyuman hana yang seperti 'tidak apa apa'

seperti sekarang

'hana tolong marah..'

'kalau lu begini, berarti.. lu gak suka gua kah?'

'atau.. lu udah lelah?'

'jangan lelah sama gua, tolong..'

pikiran jimin berkecamuk, hana masih tersenyum menatapnya, bibir plum dengan merah alami itu tertarik dengan indah, seperti tidak ada ke pura puraan dari ekspresi nya

"oh iya jim, tadinya gua mau ngomong sama lu tentang kasus kemarin"-

jimin menarik nafas nya berat, sebelum akhirnya tangan itu menarik hana ke lantai dua rumah nya

perlahan senyuman jira memudar, menatap tak suka, "jimin, kamu ninggalin aku?!"-

lelaki itu menoleh, menatap tajam, "jangan berani berani nya ngikutin gua"

"eh, emang mau ngobrol dimana? padahal di depan juga bisa"- pertanyaan hana tidak digubris jimin, tangan lelaki itu terus menggenggam hana, membawa nya ke dalam kamar luas dengan pintu balkon terbuka

angin malam masuk, membuat rambut hana yang tergerai terbawa angin, sampai akhirnya jimin melepasnya ketika di balkon

rumah jimin seperti istana, bahkan kamar nya saja ada balkon lengkap dengan meja dan kursi santai untuk minum teh, hanya saja.. tidak ada kebahagiaan dirumah ini

"gak ditawarin minum nih?, cih, masa rumah segede istana merdeka tapi gak punya minum, pelit lu"- hana mempoutkan bibir nya

jimin masih memandangi hana dengan tatapan tak terbaca, walaupun begitu hana.. masih dengan topengnya

KENTANG ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang