hoodie item : somi
hoodie putih : dita
hoodie abu? 🙂###
hana, gadis itu bercermin sejenak sebelum akhirnya berdiri, kak seulgi menatapnya bangga, setelah melihat hasil polesan tipis moist dan liptint diwajah hana
tidak sulit untuk nya mendandani gadis itu, wajahnya tidak bermasalah, hanya saja kusam karna terlalu sering terkena sinar matahari tanpa pelindung
tapi kulit wajah hana tampak lebih cerah dibanding kemarin, hana tidak main main ketika berkata bahwa dirinya ingin mulai merawat wajah dan tubuhnya
seulgi tersenyum tipis sebelum akhirnya menyelesaikan tatanan rambut hana yang tampak rapih, dengan kepang sebelah kanan yang kemudian di jepit nya kebelakang agar rambutnya yang digerai tidak akan berantakan
"Han.."- ucap kakak sepupunya itu, membuat si empunya nama menaikkan alisnya seakan bertanya apa
"udah siap?"- tanya seulgi yang entah keberapa kali
hana menghembuskan nafas nya, jujur saja dia takut, bahkan tangannya terasa dingin karna gugup, namun hana tidak bisa kabur lagi, kakinya sudah berdiri dengan kokoh, ia sudah berlari hingga sejauh ini, ia tidak akan pernah mundur lagi
mundur sama dengan pengecut
seulgi memakai jas maroon nya, menyampirkan tas lalu menepuk pundak gadis itu yang tampak menurun, ia mengerti hana ragu, hana takut, tapi seulgi yakin jika hana bisa melawan itu semua
"di pengadilan, bukan masalah kawan atau lawan, tapi kebenaran yang paling benar, kalau kamu salah kata atau langkah, tuntutan kamu bisa ngebunuh diri kamu sendiri"-
hana menghela nafas berat, "y-ya"
Gedung putih itu merupakan tempat impian hana beberapa tahun kemudian, cita cita nya yang ingin menjadi pengacara ternama yang disegani banyak orang, tapi saat ini, gedung itu terlihat menyeramkan
hana melangkahkan kakinya dengan gugup, berdiri di kursi saksi sebelum akhirnya di persilahkan duduk oleh hakim
ekor matanya mengarah pada jimin yang menatap dengan santai, senyuman tipis itu terpatri ditambah tampilan rapih serta rambut tertata menampilkan dahi mulus nya, sempat membuat hana tertegun sampai akhirnya gadis itu menoleh ke arah lain
selama sidang berlangsung, hana tidak berhenti menggerakkan kakinya yang terasa dingin, melirik jimin sebentar yang tampak serius mendengarkan, hana merasa.. jimin tidak terlalu berambisi membela jira,
ah hana, apa urusan lu!
gadis itu merutuki pikiran nya sendiri, sebal, sebal karna dia tidak bisa bohong kalau sebenarnya hana sangat kesal jimin berada di pihak jira, bukan di pihak nya
jemari itu tak berhenti meremat ujung kuku nya, gadis itu gugup, sebentar lagi giliran dia berbicara.
sampai ketika panitera mengijinkan hana untuk membuka suara, gadis itu berdiri dengan kaku, melawan rasa gugup nya dengan berani
"saya ada di tempat kejadian ketika itu, pada pukul 7 : 30 tepat, saya naik kendaraan online dengan plat mobil yang tertera, pada pukul 7 : 38, saya menerima telpon dari han jira "- hana terdiam sejenak, menghela nafas pelan sebelum akhirnya melanjutkan
"namun ada beberapa kejanggalan yang akan saya ajukan sebagai saksi"-
"tapi tidak mungkin seseorang dengan tangan terikat bisa menelpon dengan apik, bahkan bisa meletakkan handphone nya lagi ke dalam saku, sangat tidak masuk akal"-
KAMU SEDANG MEMBACA
KENTANG ☑️
Fanfiction« ketika semua aspek dilihat dari keindahan wajah, muka kentang kayak lo bisa apa? » [081119 #2 in humor] [210320 #1 in parkjimin] [300620 #1 in angst] cover by. @ly.araa