43

16.6K 2.1K 453
                                    

cie kangen ak :)









Diam, hanya suara angin malam yang kini menemaninya, jendela itu di biarkan terbuka, membuat wajahnya diterpa sehingga air mata yang mengalir di pipi mengering dengan sendirinya

bingung

gadis itu terlalu bingung harus melakukan apa, bagaimana caranya keluar? bagaimana cara untuk bebas? bagaimana agar dia tidak merasa sakit lagi?

keluarganya masih ada, teman teman nya banyak, otak nya pintar, gampang bergaul, mudah membuat orang terhibur, tapi kenapa masih sangat menyakitkan?

hana mengerti cara untuk bersyukur, tapi----

ia tak sanggup

dia tidak sanggup untuk menahan ini lebih lama lagi, capek, capek, capek!

kenapa ketika hana mulai ada kesadaran belajar dengan tekun, keluarganya malah melarangnya untuk kuliah?
menghina nya, merendahkannya, membuat hana merasa jadi orang terbodoh yang bermimpi masuk universitas

hana bahkan bingung, apa dia harus bekerja, atau lanjut kuliah, apa dia harus membantu ayahnya atau egois memilih cita citanya?

gadis itu meraih tas sekolah nya, ada sebuah amplop dari sekolah, itu harusnya di berikan pada orang tua nya, tapi---- saat ini, bukan saat yang tepat

"empat belas juta.., atau gua gak lulus"- gumam gadis itu

menyebut nominal angka tunggakannya sekolah, memikirkan bagaimana dia melunasinya saja membuat kepala meledak, hana-- benar benar tidak tahu harus berbuat apa

dia kuliah? bahkan bayaran spp saja menunggak segitu besarnya, SNMPTN? SBMPTN? hana tidak sepintar itu

apalagi jurusan yang hana minati termasuk jurusan favorit, kampus nya pun kampus favorit, jika gadis itu gagal..

dia tidak tahu harus kemana lagi

masa depan nya hancur, akan ditertawakan keluarganya, perjuangan mama dari awal menyekolahkannya di sekolah swasta, sia sia

dia lelah, sungguh, dia capek menahan ini semua

bayangannya tertuju pada kejadian di kelas tadi pagi

"kira kira gua masuk hukum, univ ini, keterima gak ya?"- hana bertanya pada teman temannya

"bisa kok bisa, coba dulu aja"-

woojin tertawa keras lalu mencolek hana, "yaiyalah jisoo jawab nya bisa, lah dia mah pinter, coba elu han? wkwkwk"

"dia pinter han, les lagi, wajar aja bilang bisa, mending lu pilih yang pasti pasti aja, ulangan hasil cap cip cup juga"-

"hahahaha"


hana menarik rambutnya sendiri, selalu begini, selalu, selalu, selalu dirinya terpuruk lagi dan lagi

kalian boleh bilang hana baperan lah, lebay, berlebihan, tapi memang itu adanya.
hatinya sangat mudah terluka, gampang tersinggung, semua itu menyakitinya baik langsung maupun tidak langsung

bagi nya tahu diri adalah sebuah keharusan, jadi apa seseorang sepertinya pantas merasa bisa?

dia malas belajar, dia tidak sepintar teman temannya, dia tidak bimbingan belajar, apa pantas untuk bermimpi setinggi langit?

lagipula tuhan membencinya, segala yang dia inginkan tidak pernah tercapai, semua orang menyakitinya, tidak ada kebahagiaan yang benar benar membuatnya tersenyum, semua kilas balik itu menyakiti nya

KENTANG ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang